Out Of Place

230 30 2
                                    

Jam 23.45 malam dan Jungkook kini mendatangi Noah atas usulan sang daddy. Dia akan terbang pagi ini di jam 4, jadi tidak ada waktu untuk menunggu besok. Toh tempat Noah akan selalu buka karena pada dasarnya pun toko tattoo ini jarang di datangi oleh sembarang orang. Hanya mereka yang TAHU yang akan mampir dan membuat tattoo padanya.

"Apa kau ingin ini di tutupi oleh tattoo?" Noah melempar tanya pada Jungkook setelah selesai memasang alat komunikasi pada bagian leher Jungkook.

"Tutupilah, tapi jangan membuatnya menjadi sorotan."

"Kau ingin seperti apa?"

"7"

"7?"

"Buat angka 7 di tempat yang kau pasang tadi. Jangan terlalu besar dan jangan terlalu kecil."

"Ok."

Noah berdiri dan mulai mengumpulkan semua keperluan mentattoo-nya. Jungkook memilih diam dan menutup matanya sejenak. Dia tidak lelah, hanya perlu memejamkan matanya sebentar agar menjernihkan pikirannya. 

Mulai besok dirinya akan menjadi sosok lain dan bahkan akan menjadi versi terbaru yang baru terlahir. Yoongi telah mengirim data diri untuknya selama di Korea nanti dan itu cukup mengesankan karena terlihat sangat nyata.

"Apa kau ada misi rahasia?"

Jungkook menggeleng, Noah hanya tahu jika dirinya adalah anggota yang sering mengikuti Suga atau sering di kenal sebagai Jake. Key? Tentu hanya beberapa orang yang mengetahui identitas itu adalah dirinya.

"Misi rahasia apa yang diberikan mereka pada anggota biasa sepertiku?"

Noah mengangkat bahunya acuh. "Siapa tahu kau akan jadi mata-mata dan melemparkan bom ke musuh."

***

Dengan sebuah koper di tangan kiri dan ponsel di tangan kanan, Jungkook kini berdiri untuk menemukan sebuah taksi yang bisa mengantarkannya pada sebuah hotel yang baru saja dirinya booking. Sudah hampir pagi, Jungkook tidak ingat berapa jam dirinya terbang tapi yang pasti seluruh tubuhnya pegal karena duduk belasan jam.

"Harusnya Yoongi mengirimku sopir pribadi di sini."

Sebuah taksi berhenti tepat di depannya. Laki-laki tua berwajah senang menyapa Jungkook. "Are you looking for a ride, sir?"

Dia bicara menggunakan bahasa inggris. Cukup lancar. Mungkin karena sudah terlalu terbiasa akan pekerjaannya sebagai supir taksi. 

Jungkook mengangguk. Tidak perlu payah-payah untuk menjawab, toh dari tampilan saja sudah menjelaskan jika dirinya bukan pribumi meski punya wajah putih juga bentuk wajah seperti seorang asia. Seluruh tattoo-nya membantu.

"Where do you want to go?" 

"Take me to Hongdae Hotel."

Taksi itu pergi dengan cepat. Bandara di jam 4 pagi ternyata tidak kalah ramai dengan jam-jam biasa. Belum lagi banyaknya mobil taksi yang berlalu lalang membuat bandara itu terlihat makin ramai.

Dengan udara yang sejuk, Jungkook membuka jendela taksi dan mencoba menyesuaikan udara Korea dengan paru-parunya. Rasanya seperti sedang menghirup asap dari rokok Yoongi rasa menthol. DIngin dan menenangkan pikiran.

"Is this your holiday trip, sir?"

Jungkook melirik pada kaca spion di bagian dalam. Supir taksi itu mencoba ramah padanya. "No"

"It means you are on a business trip."

Jungkook mengangguk seadanya. Dia tidak akan banyak bicara karena itu melelahkan. Toh mereka tidak akan bertemu lagi setelah ini, jadi buat apa menjadi sedikit akrab.

"Is this your first time to Korea, sir?"

Apa pribumi memang seberisik ini? Atau hanya supir taksi ini? Bukankah Yoongi pendiam? Kenapa lelaki tua ini malah sebaliknya? 

"No."

"Anda terlihat seperti pribumi..."

Jungkook memilih diam. Dirinya tidak akan menanggapi ucapan supir taksi ini. Tidak karena dia berbicara dalam bahasanya. Jungkook sudah bertekat untuk tak banyak bicara, jadi dengan berpura-pura tidak mengerti adalah jalan satu-satunya agar tidak menjadi obrolan panjang.

***

Setelah sampai di kamar hotelnya, Jungkook langsung membongkar koper dan mengaktifkan laptopnya. Laptop yang telah di setting oleh Yoongi sebelum di serahkan padanya kemarin. Laptop itu adalah salah satu alat komunikasi mereka jika seandainya Yoongi memerlukan mereka untuk saling bertatap muka langsung.

Tangannya dengan terampil mengutak-atik laptop hingga layarnya menampilkan sebuah data yang dikirim Yoongi padanya. Data yang berisi pengiriman barang dari mafia china itu. Mereka jelas masih menyelidiki, apa alasan di balik kiriman dadakan sebanyak itu tanpa keterangan apapun.

Sambil memeriksa data, tangannya dengan lihai mendial nomor Yoongi untuk melakukan panggilan. 

Telepon

Key

Apa hanya data ini saja? Yang lainnya?

Masih terus diselidiki, sepertinya ada yang sedang mencoba memblokir kita untuk menyelidikinya Key

Apa kita punya masalah dengan beberapa orang yang belum diselesaikan?

Tidak. Semua yang bermasalah telah di selesaikan. Tentu dengan prosedur yang telah di tetapkan.

Seharusnya tidak ada yang bermasalah jika begitu.

Apa kau mencurigai seseorang?

Mafia China itu. Cari tau kenapa mereka mengirim kiriman kemarin. Jika perlu hubungi secara resmi.

Baik. Cukup untuk pekerjaan. Bagaimana di sana? 

Apa yang kau ingin dengar dari ku? Ini baru jam 6 pagi dan tidak ada banyak hal yang bisa dilakukan. Terlebih cuaca di sini seakan menyuruhku untuk membeku. Sial berapa derajat musim dingin ini.

Apa kau sedang mengoceh sekarang?

Tidak. Aku sedang menyumpahi Korea!

Jalan-jalan sana! Jernihkan pikiranmu dan cari perhatian. Kalau bisa dapat banyak wanita cantik untuk menemanimu.

Bangsat.

Panggilan Berakhir.



SLAYER (TAEKOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang