PC- 1

404 126 91
                                    

Semuanya berasal
dari ketidaksengajaan
Yang perlahan-lahan
akan menimbulkan
Sebuah perasaan

___PerfectCouple___

Sinar matahari masuk ke celah-celah jendela seorang gadis cantik, yang masih asyik bergelung di dunia mimpi. Sampai suara mamanya menggelegar mengusiknya dari mimpi indahnya.

"Lyraaaa, ayo cepetan bangun! Kalau nggak bangun-bangun, mama siram air juga, nih!" ucap Gisca, mama Lyra bak petir menggelegar.

"Iyaaa mama, aku bangun, nih," sahut Lyra dengan suara seraknya khas orang bangun tidur.

"Kamu mandi sana, abis itu sarapan," ucap Gisca sambil melangkahkan kakinya keluar kamar.

"Ay ay captain," sahut Lyra melangkahkan kakinya ke kamar mandi.

Sekitar 30 menit bersiap-siap, sembari bersenandung kecil, Lyra melangkahkan kakinya ke ruang makan.

"Morning epribodeh," ucap Lyra dengan suara cemprengnya.

"Berisik toa," ketus Andra, kakak Lyra yang sekarang kuliah semester 5 di salah satu Universitas di Jakarta.

"Paan sih, Bang," ucap Lyra menjulurkan lidahnya.

Andra hanya mendengus, melihat tingkah absurd adeknya itu.

"Udah-udah, berantem mulu kalian. Lanjutin sarapannya, nanti kalian telat, loh," titah Gisca menengahi kedua anaknya yang selalu ribut saat sarapan.

"Iya, Ma," jawab Lyra dan Andra bersamaan.

Setelah selesai sarapan, mereka pun berpamitan untuk segera berangkat, karena waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh lewat.

"Ma, Pa. Aku sama kak Andra berangkat dulu ya," pamit Lyra.

"Iya, hati-hati di jalan," ucap mama dan papa Lyra bersamaan.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

🌻🌻🌻

Pukul 7 tepat Lyra sudah sampai disekolah, dengan diantar kakaknya. Sambil bersenandung, ia berjalan pelan melewati koridor. Saat akan berbelok menuju kelasnya. Ia menabrak sebuah benda keras yang di kiranya tembok.

Saat dia mendongak, bertemulah ia dengan sepasang manik mata hitam pekat, yang tanpa sadar membuat nya jatuh cinta. Seakan sadar dengan pikirannya itu, dia pun meminta maaf kepada pemuda yang terasa asing dimatanya.

"So-sorry, gue ngg-nggak sengaja," ucap Lyra dengan gugupnya.

Duh, kok gue jadi gugup gini sih.

"Hmm," gumam cowok itu lalu menjauh pergi.

"Dingin banget," gumam Lyra sambil melanjutkan langkah kakinya menuju kelas.

_______

"Lyraaaa!"

Saat baru saja sampai diambang pintu kelas, Lyra sudah disambut teriakan cempreng yang ia yakini berasal dari sahabatnya.

"Raaaaaaa, lo harus tau ini, Ra!" heboh Tina saat Lyra meletakkan tas di meja sebelahnya.

Benar saja dugaan Lyra, teriakan cempreng itu berasal dari Tina, Tina Ardania sahabat baiknya.

"Paan sih, Tin, pagi-pagi udah bikin badmood aja," ucap Lyra dengan muka betenya, yang di pagi hari sudah di suguhi teriakan maha dahsyat dari sahabatnya itu.

"Ihh, jangan gitu dong muka lo. Gue tuh, mau kasih tau berita yang lagi jadi trending topik pagi ini," ucap Tina dengan menggebu-gebu.

"Berita apaan?"

"Dengerin yah, di sekolah kita ada murid baru. Cowok, cakep banget lagi, yaa ... sebelas duabelaslah sama babang Manurios." Tina mesem-mesem nggak jelas.

Apa dia cowok yang tadi yah, batin Lyra.

"Lyra ih, lo dengerin gue nggak, sih." bete Tina yang merasa Lyra tidak memperhatikannya saat ia sedang bercerita.

"Iya, Tin tin, gue dengerin lo kok. Cuma gitu doang beritanya?" tanya Lyra menaikkan sebelah alisnya.

"Ihh, lo mah. Gak bisa lihat sahabat sendiri lagi seneng ngapa." Tina mengerucutkan bibirnya sebal.

"Lah, lo kan tiap ada cowok bening dikit aja emang gitu."

"Hehehe ... iya, sih."

"Duduk yuk, capek nih gue dari tadi berdiri. Udah kek patung aja."

"Hehehe ... ya maap, yuklah!"

"Bu Hani, woy!" seru Dion, sang ketua kelas yang sedari tadi mengawasi kedatangan Bu Hani dari ambang pintu kelas.

"Selamat Pagi semuanya," salam Bu Hani, guru biologi Lyra.

"Pagi, Bu," balas murid-murid serentak.

"Sekarang buka buku paket halaman 71. Kerjakan soal nomor satu sampai sepuluh, setelah itu kumpulkan."

"Baik, Bu."

Sekitar 45 menit mereka mengerjakan, akhirnya tugasnya selesai sudah.

"Baik, jam pelajaran saya sudah selesai. Jangan ada yang keluar dulu sebelum bel istirahat berbunyi," pesan Bu Hani melangkahkan kaki keluar kelas.

" Iya, Bu." patuh semua murid.

Kring Kring Kring

Akhirnya bel yang ditunggu tunggu pun berbunyi juga, mereka pun berhambur-hamburan untuk segera keluar dari kelas.

"Kantin kuy," ajak Lyra beranjak dari kursinya.

"Kuy kuy," jawab Tina dengan semangat empat lima.

Keduanya beranjak keluar dari kelas, menyusul teman temannya yang sudah pergi duluan ke kantin.

Jan lupa voment ya guys😉
Thank you buat yang udah baca cerita aku yang gaje ini😆😚

See you next part☺️

Perfect CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang