PROLOG

1.7K 90 3
                                    


Shakila mencari keberadaan suaminya di ruang kerja namun nihil, lantas ia berjalan menuju halaman belakang tepat di samping kolam renang.

Ternyata benar, suaminya sedang menopang laptop di pangkuannya seraya mengetikkan sesuatu di sana.

“Kak, aku boleh minta tolong belikan takoyaki? aku lagi pingin banget,” pinta Kila.

“Seperti yang kamu lihat, aku sibuk,” tolaknya. Pandangannya sama sekali tak beralih dari benda yang ada di depannya. Sepertinya pekerjaan lebih utama daripada istrinya sendiri.

“Sebentar saja ya Kak, aku mohon.” Shakila memohon pada suaminya dengan penuh harap.

“Aku tidak mau, sebelum aku tahu kalau anak yang dikandung kamu itu anak aku,” cela Haidar. Ia pergi meninggalkan Shakila yang terduduk di bawah sambil menitikkan air matanya yang lolos begitu saja.

“Asal kamu tahu Kak, rasanya sakit banget kamu menuduh aku serendah itu, di saat aku sedang membutuhkan kamu. Bahkan aku sedang mengandung anak kita. Kamu tega Kak.” Air mata Shakila mengalir semakin deras membasahi pipinya.

Seuntai Doa di Sepertiga Malam ( When The Heart Says )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang