pink.

852 137 49
                                    

cerita ini hanya fiktif belaka dari imajinasi penulis yang dituangkan dalam fanfiction singkat ini, guna mengurangi kadar kehaluan dalam otak si penulis.
tidak bermaksud untuk merusak, menghina, memojokkan ataupun menyudutkan tokoh didalamnya.
pembaca dimohon bijak dalam menyikapi isi cerita dan konten.
enjoy-!🖤

s e c o n d c h a n c e

"Piyo aku-" seungwoo menunduk.

"Kak, aku besok pergi."

"Kemana?"

"New.. york?" kali ini dongpyo yang menunduk, ia tak berani menatap seungwoo.

"Kamu serius?"

"Iya, tapi cuma dua tahun kok janji."

"Dua tahun? Kenapa?"

"Ayah punya pekerjaan disana yang ngeharusin netap."

"Kamu harus pergi?"

"aku ga mungkin tinggal disini sendiri kak, pasti ayah ga bakal ngeizinin."

"Aku janji bakal balik dua tahun," dongpyo mengacungkan kelingkingnya dihadapan seungwoo.

"Janji ya," seungwoo mengaitkan kelingking miliknya dan dongpyo, ia berusaha tersenyum.

"Son dongpyo, aku menyayangimu."

"A-aku juga kak, tungguin aku ya?"

Diruangan kedap suara ini dongpyo dan seungwoo duduk saling berhadapan, dengan meja sebagai pembatas mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diruangan kedap suara ini dongpyo dan seungwoo duduk saling berhadapan, dengan meja sebagai pembatas mereka.

Diruangan ini terdapat satu meja, dua sofa kecil, satu kasur kingsize, dan beberapa botol alcohol, serta beberapa benda yang asing bagi dongpyo. Kalian pasti tahu ini ruangan fungsinya untuk apa.

"Kita ngapain kesini?" Tanya dongpyo sedikit gugup, ia masih takut sisi seungwoo yang menyeramkan akan muncul lagi seperti kemarin.

"Dongpyo kesini," seungwoo menepuk-nepuk pahanya memberi kode agar dongpyo duduk disana.

"N-ngapain? Aku disini aja," dongpyo menggelengkan kepalanya pelan.

"Kesini," seungwoo menarik tangan dongpyo dan mendudukkannya kasar.

"Kak aku mau keluar," dongpyo berusaha bangkit namun tangannya ditahan.

"Kak seungwoo lepasin."

Seungwoo dengan lancang menenggelamkan kepalanya pada perpotongan leher dongpyo membuat sang empu merasa sedikit geli.

"K-kak, kamu mabuk?" Seungwoo tidak menjawab, ia masih saja menghirup aroma dongpyo, aroma ini masih sama pikirnya.

"Piyo," dongpyo menatap seungwoo ragu, "Aku jelek, ya?" Tanya seungwoo, kini tangannya sudah melingkar dipinggang ramping milik dongpyo.

Second Chance - SeungPyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang