cerita ini hanya fiktif belaka dari imajinasi penulis yang dituangkan dalam fanfiction singkat ini, guna mengurangi kadar kehaluan dalam otak si penulis. tidak bermaksud untuk merusak, menghina, memojokkan ataupun menyudutkan tokoh didalamnya. pembaca dimohon bijak dalam menyikapi isi cerita dan konten. enjoy-!🖤
▪ s e c o n d c h a n c e ▪
"kak woo? tangannya kenapa lebam?"
"ha? engga kok ngarang kamu," dengan cepat seungwoo menurunkan gulungan lengan seragamnya.
"ini, ini, dan ini," dongpyo menunjuk setiap sisi lebam yang seungwoo punya.
"oh ini, gapapa kok cuma jatuh kesandung kayu,"
"ayo ke uks, biar aku obati,"
"gausah pyo, ngerepotin, itu temenmu udah pada nungguin,"
"prinsipku itu, seungwoo first," dongpyo tersenyum.
baiklah, sudah dipastikan kalau jantung seungwoo kali ini pindah ke usus.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tatapan itu, tatapan yang dongpyo rindukan, tatapan yang sayu namun tegas dari sosok yang ia rindukan pula. Tapi sayang, tatapan itu bukan tertuju padanya. Tapi, pada pemuda manis didepannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku mau disini, sebelum pergi," pemuda manis itu menusuk pipi kiri miliknya.
Seungwoo mendekat padanya dan melayangkan satu kecupan singkat pada pipi tirus pemuda didepannya membuat sang pemilik pipi tersenyum cerah.
Apa seungwoo mulai jatuh pada pesona wooseok?
Tunggu, mereka tak hanya berdua diruangan itu. Ada empat pasang mata yang menyaksikan, termasuk dongpyo. Mungkin seungwoo tak menyadari kehadiran dongpyo disitu, mengingat tubuh dongpyo yang mungil tertutup pria jangkung yang berdiri didepannya, lee jinhyuk.
