Prolog

284 12 2
                                    

"Jatungku berdetak lebih cepat dari biasanya,aliran darahku seolah berhenti mengalir untuk beberapa detik,mataku memerah diikuti dengan butiran air mata yang jatuh tanpa aku sadari."-Gladysa

Malam itu dimana kisah cinta mereka berakhir,takan perna bisa terlupakan dari ingatan remaja wanita ini, sebut saja namanya Gladysa.

Sudah 3 hari aku lost contact dengan Rangga, setelah beberapa hari yang lalu tak sengeja aku melihat dia jalan bersama mantanya yang bernama Sefia, hari ini aku memutuskan untuk mengajak Rangga bertemu ditempat biasa.

Suasana menjadi sangat hening, rasa canggung, dan pikiran yang gak karuan yang ada diotakku pada saat itu, banyak kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi, bisa saja setelah ini hubungan yang telah kubangun selama 1 tahun bersama Rangga kandas gitu saja ditengah jalan.

"Hai beby"sapa rangga dengan wajah tegang namun dipaksakan tenang, tersenyum sambil mengelus rambutku.

"Kamu kemana aja udah 3 hari pesan aku gak perna kamu bales padahal aku sendiri liat kamu online, sesibuk apa sih sampe pesan singkat aku gk bisa kamu bales, seengganya kamu bales walau singkat juga udah berarti buat aku" tanyaku dengan nada tinggi karna aku benar benar sudah kesal dengan tingkah rangga.

Ranggga hanya diam.

Dan mengalihkan pandangan dari wajahku.

Aku tau Rangga sudah menjalin kasih dengan mantanya dibelakangku namun sudahlah belum saatnya aku membahas ini denganya.

Aku jengkel dengan sifat Rangga yang hanya diam dan tak berani menatap mataku disaat lontaran kata demi kata keluar dari mulutku.

"Rangga, tatap aku, kenapa kamu diam aja dari tadi, mana Rangga yang aku kenal, mana?!." ujarku dengan nada tinggi.

Aku lupa Rangga adalah tipe orang yang keras, dan dia gak bisa aku keraskan lagi, sejanak aku mengnarik nafas panjang untuk mengontrol emosiku dulu, baru aku akan mulai bertanya lagi denganya.

"Ufhhh"

Akupun mengambil dagunya dan mengarahkan pandanganya kearah wajahku, aku bisa lihat dari mata Rangga kalau banyak hal yang Ranga tutupi dari ku, kugenggam tangan nya, kuberikan senyuman lembut kepadanya.

"Kamu kenapa baby" ujarku dengan nada sangat pelan padanya.

Rangga masih diamm.

"Bee, coba jawab aku, aku salah atau gimana, jangan bikin aku bingung" tanyaku dengan nada pelan.

"Gak papa, aku cuma lagi sibuk aja, kamu gak salah aku yang salah." jawab Rangga.

"Terus sekarang maunya gimana?" tanyaku padanya dengan suara setenang mungkin.

Rangga kembali membisu.

"Bee, terus sekarang gimana? Terserah kamu." tanyaku dengan nada pelan.

"Kita putus aja ya" ucap Rangga santai dan dengan mimim muka yang amat sangat datar. Ini bukan Rangga yang Gladys kenal!.

Aku benar benar kaget dengan jawaban dari Rangga barusan, seketika emosiku memuncak, butiran air matapun jatuh dan membasahi pipi.

Bagaimana tidak? Dengan seenaknya dia mengatakan putus dengan nada sesantai itu dan muka sadatar itu. You are crazy boy.

"Plak!!." tanpa sadar tanganku menampar pipi seorang Rangga Raihan Pratama. Untuk pertama kalinya.

"Gila lo ya, sadar gk sih hah! Kenapa segampang ini lo mutusin hubungan yang udah lama kita bangun, gak mudah buat gw ngebangun semuanya dari nol sampe ketitik sekarang,lo pikir gw gk tauu lo dah balikan sma mantan lo?! Gw tau!, lo pikir gw gk tau 3 hari yang lalu lo jalan sama Sefia, heii gw tau tapi apa gw pendem semuanya biar apa, biar kita tetep baik baik aja, apa yang lo cari, lo nyari yang sempurna inget pesan gw, sejauh apapun lo nyari yang sempurna lo gak akan pernah dapet yang sempurna karna lo selalu ngerasa kurang ama apa yang udah lu milikin sekarang!!!." ujarku dengan nada tinggi dan tersegak karna menangis.

Oke,ini pembukaannya yaa, hehehe gimana udah kebayang belum sama alur ceritanya?

Next,pantekin terus ya cerita ini, oke tunggu capter selanjutnya:).

Vote
Or
Komen.

"ABRA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang