Chapter 5

48 2 1
                                    

Hukuman Rangga dan Gladys sudah selesai.

Disinilah mereka duduk dibangku paling pojok kantin SMA Pelita.

Gladys dan Rangga sedang memakan makanan yang mereka pesan masing masing, di temani dengan ocehan tidak jelas Zaki dan suara sumbang milik Irfan. Salah satu sahabat seperjuangan Rangga juga.

"Nanti pulang sekolah aku mau ke toko buku sebentar" Ucap Gladys, setelah menyelesaikan makannya.

"Sama siapa?"

"Sendiri lah"

"Tumben, biasanya sama temen temen kamu" Cibir Rangga yang masih bisa di dengar oleh Gladys.

"Lagi pada sibuk, ga usah julit gitu" Balas Gladys sinis.

"Apa sih, kamu kok sensi?" Tanya Rangga, karna merasa ada yang ganjal dengan gadisnya ini. Atau Gladys sedang kedatangan tamu?

"Gak" Sahut Gladys cepat dan berdiri dari duduknya,

"Eh, mau kemana Yang?" Tanya Rangga yang ikut ikutan berdiri juga.

Zaki dan Irfan hanya melihat dan tampak tidak memperdulikan mereka. toh, mereka berdua adalah salah satu barisan laki laki jomblo.

Gladys melangkah pergi menjauhi Rangga, karna moodnya tiba tiba hancur karna pria itu.

Ketika sampai di belokan kantin, dia melihat ke belakang untuk memastikan apakah Rangga mengikutinya atau tidak.

Ternyata Tidak.

ah, mood Gladys benar benar hancur.

"Ceweknya lagi badmood juga, bukannya di bujuk kek. Tai" -Batin Gladys.

-----

Dikantin
Rangga bukannya tidak ingin mengejar Gladys tapi makanan yang ia pesan masih tersisa setengah, sayang kalau ditinggal.

Mungkin nanti ia akan membawakan coklat atau memberikan gombalan receh untuk Gladys. Liat saja,

"Cewek lo ngambek itu?" Tanya Zaki dengan memukul punggung Rangga cukup keras.

"Ukhuk. Ukhuk. Ukhuk. AER BANGSAT"

"Anjir, HUAHAHA" Tawa Irfan Kemudian dengan memberikan Rangga minumnya.

"Goblok, kalo nanya liat liat dulu dong anjing gue lagi nyuap juga!! Kalo gue mati gimana?!" Emosi Rangga setelah meminum air pemberian Irfan tadi,

Karna tadi ia memang sedang menyuapkan nasi gorengnya dan ketika itu juga Zaki memukul punggungnya.

Teman laknat.

"Sans, bro" Sahut Zaki dan Irfan masih dengan kekehannya.

"Sebagai gantinya, kalian bayar makanan gue sama Gladys." Ucap Rangga tiba tiba dan berdiri dari duduknya.

"Dih anjing" Sahut Zaki.

"Eh, Gak--"

"Gak pake bantahan ok, Ipang. Bayar!!" Potong Rangga dan berjalan keluar kantin.

"anjing emang manusia itu, huftt" -Batin Irfan, kesal.

Tersisalah Zaki dan Irfan di meja itu.

"Lo yang mukul, kenapa gue yang kena bangsat?" Grutu Irfan di hadapan Zaki.

"Itu sih udah takdir lo" Sahut Zaki dan pergi meninggalkan Irfan sendirian disana, menyusul Rangga.

-----

Rangga pergi menyusul Gladys, Rangga tebak Gladys pasti sedang dikelas berkumpul dengan sahabat sahabatnya.

Ketika sampai di depan kelas Gladys, Rangga melihat perempuan dengan rambut di kuncir seprti buntut kuda sedang membuang sampah kertas.

"Eh, Ada Gladys ga?" Tanya Rangga.

"Hah? eh? Ada" Jawab perempuan itu terbata karna kaget.

"Bisa panggilin?" Tanya Rangga, lagi.

"I--Iya" Sahut perempuan itu dan masuk ke dalam kelas dengan cepat.

"Dys, di cari Rangga" Ucap Perempuan itu yang masih terdengar oleh Rangga.

Tak lama kemudian, Gladys datang dengan wajah kesal nya.

"Ngapain?" Tanya Gladys jutek.

"Kamu marah sama aku?" Tanya Rangga dengan wajah memohon nya.

Siswa/i yang melihat wajah memohon Rangga yang tampak lucu itu sedikit terkejut, Rangga adalah salah satu badboy SMA Pelita dan wajahnya selalu terlihat datar walaupun terkadang Rangga suka tersenyum bahkan tertawa dengan teman temannya atupun dengan Gladys.

"Engga" Jawab Gladys dan memalingkan mukanya.

"Kamu mau apa? nanti aku beliin?"

"Beneran?" Tanya Gladys terlihat antusias dengan tawaran Rangga.

"Iyaaa" Balaa Rangga gemas dengan mengacak acak pucuk kepala Gladys.

"Temenin aku ke toko buku, pulang sekolah nanti!"

"Hah? aku anterin aja deh," Tolak Rangga,

Rangga bukannya tidak mau menemani pacarnya ini membeli buku, tapi Rangga hanya tidak suka mencium bau buku baru yang membuat kepalanya pusing dan sebelumnya pun Rangga tidak pernah ke toko buku.

Dan alasan berikutnya adalah, Rangga tidak suka menunggu. Ia yakin Gladys pasti akan berlama lama disana dan ia harus menunggu dengan rasa bosan.

"Eng.gak!" Tekan Gladys.

-----
JANGAN LUPA!!!
VOTE & KOMEN NYA GUYS.
1 VOTE & 1 KOMENTAR KALIAN SANGAT BERHARGA UNTUK KAMI.

"ABRA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang