"Kamu laper? Tunggu sebentar, aku ambilin makanan dulu, jangan macem macem awas aja!" Tegas Rangga dengan menjawil hidung Gladisya.
"Iya iya, sana cepetan! " Usir Gladisya
Rangga langsung keluar kamar, dia sengaja tidak menutup pintu kamarnya, takut gadis di dalam nya berbuat macam macam.
Tak berselang lama Rangga kembali membawa nasi goreng dengan telor mata sapi dengan nampan makanan yang di bawa nya.
"Tadaaa! Nasi goreng spesial buat Gladisya nya Rangga" Ucapnya bangga dengan memamerkan gigi nya.
Gladisya hanya terkekeh pelan melihat tingkah lucu dari pacarnya itu, mustahil kalau Rangga tidak membuat Gladisya tertawa dengan seribu tingkah anehnya itu.
"Sekarang waktunya makan, a dulu a dulu"ujar Rangga yang mulai memasukan makanan ke mulut Gladisya, layaknya anak kecil yang sedang disuapi ibunya.
Setelahnya hening, tidak ada yang bersuara, Rangga sibuk menyuapi Gladisya dan Gladisya sibuk memikirkan hal lain dan menerima suapan Ranggga,
"Yang, mau denger cerita aku ga?" Tanya Rangga memecah keheningan
"Ah cerita kamu mah garing"
"Ga Yang, kali ini mah aku jamin ngakak, dengerin makanya"
"Jadikan kemaren, Gilang bawa permen gitu ketongkrongan, tapi rasanya aneh banget kaya rasa cabe gitu, dia bagiin ke anak anak semuanya, aku rasain pedes gitu kaya makan cabe yaaa, aku buang aja" Ujar Rangga memulai ceritanya
"Permen apaan itu kok rasanya pedes? Terusetak lucunya dimana?" Tanya Gladysa dengan menaikan sebelah alisnya.
"Ga tau si Gilang, bentuknya juga kaya cabe cuma kenyel kenyel kaya yupi, iih belom selesai makanya dengerin"
"Terus ya ... Alfa nanya sama mereka, Apa nih ko rasanya kaya cabe, eh semuanya malah ketawa ga jelaskan"
"Terus kamu ikutan ketawa?"
"Iya lah aku mah ikut ikut aja" Balas Rangga dengan cengegesan diakhir kata nya.
"Anjir hahahaha"
Flasback on
"Lu kelas berapa?, baca nih" Tanya Gilang sambil menyodorkan bungkusan permen itu ke Alfa
"12 lah goblog kita seangkatan!" Seru Alfa yang merasa tidak terima
"Baca, Baca ini apa" Suruh Gilang dengan menunjuk tulisan yang ada di bungkusan permen itu
"Yupi"
"Bukan yang itu goblog" Ucap Gilang dengan memukul kepala Alfa
"Yang ini, nih" Tambah Gilang lagi, sambil menunjuk tulisan yang tertera di bungkus permen itu dengan gemas.
"Chilli Gummy" Alfa membaca kata 'gummy' nya dengan huruf 'U'.
Sontak tawa Gilang pecah merasakan kebodohan temannya ini.
"HA HA HA TOLOL ANJING ALFA"
"Anjing begonya kebangetan, belajar baca kaga sih lu pas sd?" Tanya Rangga dengan wajah meledek kepada Alfa
"Belajar lah tolol" Seru Alfa ngegas
"Dimana?" Tanya Gilang menantang
"Comberan" Balas Alfa malas, cape dia tuh jadi bahan ledekan teman teman nha terus ....
Alfa ganteng kok, tapi sayang saja otak nya sedikit lola.
"HA HA HA pantes tololnya permanen" Tawa Rangga kembali meledak, "Punya temen bego banget ya tuhan ..." Batin Rangga
Flasback off
Gladysa tertawa, padahal tidam ada yang lucu tapi cara Rangga memyampaikanya dengan gerakan lah yang membuat Gladysa tertawa.
"HA HAHA HA!! Aduh emang si Alfa mah bener bener begonya" Ujar Gladysa sambil tertawa.
Senyum Rangga merekah melihat Gladysa bisa tertawa lagi.
Sekarang Gladisya sudah selesai makan dan meminum obat, Gladisya memutuskan kembali tiduran dengab Rangga yang ikut ikutan tiduran disampingnya.
"Sayang"
"Apa" Balas nya tanpa melihat Rangga, Gladisya lebih baik melihat langit langit kamarnya dari pada menatap wajah Rangga, bisa berbahaya pada kesehatan jantung nya.
"Jangan begini lagi ya" Pintanya sambil memegang tangan kiri Gladisya yang tadi luka akibat ulah gadis manis ini.
Gladisya tidak mejawab apa apa.
"Aku tuh bisa kalut kalo liat kamu begini, ngelukain diri sendiri ga bisa buat kamu tenang, kalo ada masalah cerita cerita sama aku,"
Gladisya masih bungkam.
"Cerita sama aku jangan dipendem terus disini" Tangan Rangga yang memegang tangan kiri Gladisya mengarah ke dada perempuan itu
Tak sadar, air mata Gladisya menetes begitu saja, Rangga langsung menjauhkan tangannya dan mendekap Gladisnya di dadanya.
"Aku ga suka keramaian tapi aku benci kesepian, seolah dunia ga pernah anggep aku ada, bunda sibuk sama kerjanya, begitupun ayah, sekalinya kumpul dihabiskan untuk bertengkar atau hanya diem diem aja, aku lagi sakit Rangga, aku mau bunda dirumah jagain aku, nemenin aku biar aku ga ngerasa sendiri terus, kenapa ini rasanya ga enak banget, mungkin aku mati juga dunia ga akan ada yang merasa kehilangan." Ujar Gladisya yang terpendam di dada Rangga.
"Heyy, Sayang, kamu ga sendiri, kamu punya aku, bunda kerja buat kamu, ayah juga, kamu jangan pernah berfikir kamu sendiri didunia ini, tanpa kamu sadari banyak yang sayang sama kamu, termasuk aku, aku selalu ada buat kamu" Balas Rangga dengan lembut, tangan nya mengusap usap rambut gadisnya yang masih menangis.
*From Rangga to Gladisya
JANGAN LUPA VOTE&KOMEN
1 KOMEN DAN VOTE SANGAT BERHARGA UNTUK KITA.
LOV U >3
KAMU SEDANG MEMBACA
"ABRA"
RomancePerhatikan! 1 komen dan vote kalian sangat berharga. "Rahangnya tegas,matanya kubil,tubuhnya tinggi,dadanya bidang,bibirnya munyil,hidungnya mancung,dan memiliki senyum yang dapat membuatku mencintainya sedalam ini,hai masihkah dia mengingatku,kita...