Chapter 8

20 2 0
                                    

Hi guys ...

Sesuai kata admin kemarin, ada up malam ini yuhuu~~

Keep reading >>

-----

Skip ---

Sekarang sudah pukul 06.15 Rangga sudah berada di rumah Gladys, 45 menit yang lalu ia mendapat telfon dari bunda dan mengatakan kalau Gladys sakit dan bunda harus segera berangkat kerja karna ada rapat bulanan.

Disinilah Rangga, menunggu kekasihnya bangun, ia tak peduli kalau dirinya akan terlambat nanti yang terpenting Gladysnya dalam keadaan baik baik saja.

"Rangga? Ngapain kamu? Ga sekolah?" Ucap Gladys dengan parau.

"Iya, kamu kenapa?" Tanya Rangga lembut dengan membelai rambut Gladys.

"Gapapa, kamu kenapa disini? Ga sekolah?"

"Ga, aku disini aja temenin kamu" Balas Rangga, keukeh.

"Berangkat aja, aku gapapa sendiri, nanti pulang sekolah kamu kesini lagi" Ucap Gladis memberi pengertian

"Tuh liat jam, kamu masih ada waktu 20 menit lagi. Cepet Rangga!" Ucap Gladis lagi dengan nada yang memaksa

"Ish iya iya, pulang sekolah aku kesini, kamu jangan kemana mana, kalo ada apa apa atau perlu apa apa telfon aku, oke?" Jawab Rangga yang hanya di beri anggukan oleh Gladis

Sebelum pergi Rangga menyempatkan diri mencium kening Gladis dan mengusap kepalanya lembut

Setelah itu ia pergi dari sana.

Gladis sudah tidak melihat Rangga lagi karna cowo itu menutup pintu nya, tak lama kemudia terdengar suara motor yang dinyalakan, tandanya Rangga sudah pergi.

Gladis kembali memikirkan kenapa ayah nya tidak pulang, apakah ia dan ibunya ada salah? biasanya, sesibuk apapun laki laki itu selalu menyempatkan pulang kerumah hanya untuk sekedar menanyakan hari hari nya atau bercanda dengan ibu dan dirinya.

"Punya bokap kaya ga punya bokap" Ucap Gladis pelan, disusul dengan air mata yang mulai mengalir.

"Yah... ayah kenapa ga pulang? Gladis ada salah ya? IYA? HAHAHA" Tangisan gadis ini disertai dengan tawa yang memilukan hati siapapun yang melihatnya.

Gladis turun dari ranjang dan melangkah mendekati pintu, karna tubuhnya masih lemas dia terjatuh tidak jauh dari ranjang nya

"Bunda kemana ya?"

"BUNDAAAAAA BUNDA DIMANA" Teriak gadis itu sangat kencang

"Bunda kenapa tinggalin Gladis, Gladis lagi sakit loh inii" Ucap nya lagi dengan senyum

"Kenapa engga ada yang peduliin gue? Ayah pergi, bunda pergi, semua nya pergi. Salah gue apa? Kenapa semua orang ninggalin gue?"

"Kalo gue mati sekarang, mereka bakal sadar." Gladis melihat sekitar nya, ada gunting di meja kerja bunda nya.

Gladis berjalan mendekati meja kerja bunda nya, dan mengambil gunting itu, dia mulai menyayatkan pisau itu ke tangan kirinya dari mulai lengan dan ke pergelangan tangannya, begitu terus sampai tangannya mengeluarkan darah, setetes dan setetes.

-----

Rangga yang sudah setengah jalan, memilih putar arah karna dia memiliki perasaan tidak enak, entahlah dia takut Gladis kenapa napa.

Rangga melajukan motornya dengan sangat cepat, tidak perduli angin pagi yang menerpa kulitnya, atau umpatan umpatan para pengendara lain, dia hanya ingin melihat gadisnya.

Tidak tega rasanya, ketika Gladis sakit dia harus pergi kesekolah hanya karna kemauan gadis itu, dulu pernah, ketika Rangga sakit, Gladis rela menemaninya semalaman, menjaga dan merawatnya, kenapa sekarang ketika Gladis sakit dia malah meninggalkan nya.

Rangga sampai didepan halaman rumah Gladis, ia turun dari motornya dan langsung masuk rumah tanpa mengucapkan salam, dia langsung menaiki tangga dan menuju kamar dimana Gladis berada.

"Yang kamu gak-- astagfirullah!!" Pekik Rangga ketika melihat tangan Gladis yang mengeluarkan darah.

Gladis hanya diam dengan menatap kosong ke arah lantai dan air mata yang terus menerus keluar.

"Kamu ngapain aja sih?!, tunggu sebentar aku ngambil P3K dulu" Ucap Rangga dan berlalu ke bawah secepat mungkin untuk mengambil kotak P3K

"Yanggg" Panggil Rangga ketika melihat Gladis sudag tidak sadarkan diri.

Dengan sigap, Rangga menaikan Gladis ke atas ranjang dan membersihkan luka di tangannya terlebih dulu.

Niatnya ia ingin menelfon bunda, tapi karna ia teringat bunda tadi pagi pergi terburu buru karna ada rapat, jadi ia mengurungkan niat itu.

-----

Jam menunjukan pukul 8.15 Gladis sudah sadar 5 menit yang lalu, tapi ia tak kunjung bangun, dari 5 menit lalu ia hanya memperhatikan Rangga yang ikut tertidur disamping nya, mengusap rambut hitam milik kekasih nya itu.

"Kenapa saat saat gue kaya gini, yang nemenin gue cuman dia? Kenapa harus dia? Aku udah sayang banget sama kamu Nga, kamu jangan ikut ikutan tinggalin aku ya" Ucap Gladis pelan, tak terasa air mata nya ikut jatuh juga.

"Udah jangan nangis, nanti beli coklat" Rangga membuka matanya dan memasang wajah meledek kepada Gladis.

"Cup cup cup anak ayah jangan nangis ya ..." Ucap Rangga lagi dengan tepukan pelan di puncak kepala Gladis

"Apasi" Balas Gladis dengan menyingkirkan tangan Rangga dari kepalanya.

"HA HA HA GITU BANGET MUKA LO" Tawa Rangga meledak karna berhasil mengerjai Gladis

"Bodo amat, laper ni" Ucap Gladis yang tidak memperdulikan ejekan Rangga

Gladis hanya tidak ingin Rangga tau masalah nya, jadi dia berusaha mengalihkan semuanya dengan bersikap biasa saja.

"EH KOK KAMU GA SEKOLAH???!!!" Pekik Gladis ketika menyadari Rangga malah ada disini, seharusnya laki laki ini sudah ada disekolah bukan?







Jangan lupa Vote & Komen guys ♡

Lov u >3

"ABRA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang