Chapter 2

149 6 4
                                    

3 putaran.

Sudah 3 putaran mereka berlari mengelilingi taman komplek ini. Keringat sudah membanjiri pelipis Gladys dan Rangga, akhirnya mereka memutuskan untuk duduk sebentar di bangku taman itu.

"Capek Yang?" Tanya Rangga sambil merapikan rambut Gladys yang berantakan di sekitar pelipisnya.

Gladys mengangguk.

"Kamu jadi beliin aku coklat kan?" Tanya Gladys setelah ia mengingat permintaannya sebelum lari pagi tadi.

"Emang aku ada bilang iya?" Balas Rangga dengan nada jahil.

"Kok kamu gitu?"

"Hahaha. Iya abis ini kita beli coklat" Ucap Rangga dengan tawa karna berhasil menjaili Kekasihnya itu.

Bruk.

Gladys dan Rangga kompak melihat kearah depannya, terlihat anak kecil berumur 4-5 tahun terjatuh tidak jauh dari bangku yang mereka duduki.

Gladys buru buru berjalan kearah anak kecil itu untuk menolongnya.

"Cup.. cup.." Ucap Gladys menenangkan si adik kecil itu sambil mengusap kepala nya dengan lembut.

"Hiks.. hiks.. hiks.. huaaaa!!"

Gladys gelagapan, bagaimana bisa anak kecil ini menangis padahal dia maupun Rangga tidak melakukan apapun.

Gladys mendongak melihat ke arah Rangga yang berdiri di belakangnya.

"Gimana?" Tanya Gladys sambil menaikan sebelah alisnya.

Rangga berjongkok.

"Kamu mau es krim?" Tanya Rangga kepada anak kecil itu. Sedangkan Gladys hanya memperhatikan sambil mengusap usap punggung anak kecil itu yang masih sesegukan.

Anak kecil itu mengangguk dan merentangkan tangannya meminta di gendong.

"Ayo, ikut!" Ucap Rangga menerima uluran tangan si anak kecil. Rangga menggendong anak itu.

Skip--

Mereka ber-3 sekarang sedang duduk di salah satu kedai es krim saat ini.

"Arga, mau rasa apa?" Tanya Gladys dengan lembut.

Ya! Nama anak itu Arga, tadi saat di jalan anak itu ditanya oleh Rangga siapa namanya dan kenapa dia berada di taman komplek sendirian.

Dia menjawab namanya Arga, dan dia menjawab, dia sedang bermain dengan pengasuhnya tadi di taman tapi pengasuhnya pergi untuk bertemu dengan teman temannya yang ada di taman komplek tersebut.

"Coklat, Kak" Jawab Arga dengan cengiran khasnya yang membuat Gladys merasa gemas dengan anak ini.

Bagaimana tidak? Pipi yang gembul, kulit putih, dan rambut hitam polem seperti Rangga.

"Oke, kamu tunggu sini dulu sama Kak Rangga" Ucap Gladys dan berlalu pergi untuk memesan es krimnya.

RANGGA POV

"Bang," Panggil Arga kepada Rangga.

"Apa?"

"Gak gak papa, ngetes doang masih hidup apa gak"

Rangga yang mendapat jawaban seperti itu hanya bisa membuang nafas kasarnya, tidak mungkin dia baku hantam dengan anak bocah yang menyebalkan ini.

"Rumah kamu dimana?" Tanya Rangga berusaha sabar.

"Kan tadi Arga udah bilang, deket taman itu"

Bodoamat -batin Rangga.

"Abis ini pulang ya Ga" Ucap Rangga.

"Oke, Bang" Balas Arga.

RANGGA POV END.

Gladys datang dengan membawa 3 cup es krim rasa coklat, karna selain Arga, dirinya dan Rangga pun menyukai es krim. Bahkan bisa disebut pasangan ini maniac untuk coklat.

"Nih, ice cream nya" Ucap Gladys.

Skip--

Setelah selesai makan es krim, mereka ber-3 pulang dengan jalan kaki karna Rangga tidak membawa kendaraan.

"Aku capek" Ucap Arga. Padahal mereka berjalan belum sampai 10 menit, tapi? Lihatlah anak kecil ini. Ah Rangga tau apa yg diinginkannya.

"Kenapa?" Tanya Gladys.

"Mau gendong"

"Yaudah, ayo" Ucap Gladys yang berhasil membuat Rangga melihat kearahnya.

"Gak, udah sama aku aja. Ayo!" Balas Rangga tak terima.

Enak aja ni bocah, cewek gue kampret. -Batin Rangga kesal.

Akhirnya Rangga mengendong Arga ala Koala.

10 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai lagi di taman komplek itu, sudah sepi juga karna hari sudah siang.

Selama 10 menit itu Rangga dan Gladys saling bertukar canda dan mengobrol dari hal yang penting sampai tidak penting sekalipun, dan mereka tidak sadar kalau Arga sudah tertidur dari awal di gendong oleh Rangga.

"Yang ini bocah dikemanain?" Tanya Rangga.

"Hem... tunggu dulu aja, yuk duduk" Balas Gladys.

Setelah duduk, Arga bergerak mencari posisi nyaman dalam gendongan Rangga, Rangga yang merasa Arga tertidur pun mengusap usap kepalanya agar anak kecil ini merasa pulas kembali.

Gladys yang melihat hal itu tampak tersenyum, ternyata selain badboy dan playboy Rangga juga bisa menjadi father-able.

"Misi.." Ucap seorang perempuan berbaju seperti pengasuh bayi itu.

"Iya?" Jawab Gladys.

"Itu Arga bukan?"

"Oh. Iya, mba... pengasuhnya ya?" Tanya Gladys pelan pelan.

"Alhamdullilah ya Allah, dikira si Arga ilang, diculik orang" Ucap si Mba dengan hebohnya, sampai sampai Arga terbangun dan mengucek matanya.

"Arga ayo pulang dicari mami" Ucap si Mba itu.

Arga merentangkan tangannya kepada si Mba meminta digendong.

"Makasih yah Mas-Mba, saya kira Arga diculik tadi" Ucap Mba itu setelah menerima uluran tangan Arga, dan berucap dengan senyum yang ramah.

"Iya Mba sama sama" Balas Gladys dengan senyum juga.

"Yaudah, saya pulang dulu yah Mba sekali lagi terimakasih." Pamit si Mba pengasuh itu.

Gladys hanya mengganguk sambil tersenyum. Rangga? Dari tadi dia hanya menyimak apa yang terjadi dihadapannya, senyum gladys dan lainnya tak luput dari pandangan seorang Rangga Raihan.

Chup~

"Kamu cantik!" Seru Rangga setelah mencium pipi kiri Gladys.

--

JANGAN LUPA!!!
VOTE & KOMEN NYA GUYS.
1 VOTE & 1 KOMENTAR KALIAN SANGAT BERHARGA UNTUK KAMI.

"ABRA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang