Part 6 Keputusan Ayah Arum

5.7K 435 5
                                    

Sesuai rencana mereka kemarin, Arum akan mengajak Adji menemui orang tuanya. Arum pun meminta izin kepada Aisha untuk pulang.

"Mba, hari ini Arum mau ke kampung" ucap Arum memberitahu.

"Lho, kok dadakan. Kenapa nggak hari minggu saja?" tanya Aisha heran.

"Ada yang mau Arum bahas dengan ayah" jawab Arum.

Untung saja Ken sudah pergi kerja. Jika tidak, kakak iparnya itu pasti tidak akan mengizinkan.

"Soal apa, sih?" tanya Aisha penasaran.

"Soal laki-laki yang bukan satu kota, dia mau melamar Arum"  jawab Arum pelan.

"Siapa yang sudah melamar kamu, Dek?" Aisha tampak kaget.

Selama ini Arum selalu mencurahkan isi hatinya jika ada laki-laki yang mendekatinya. Lha, ini langsung mau melamar, dia tidak cerita sama sekali dengan Aisha.

"Nanti aja, Mba. Tahunya kalau kami sukses membujuk ayah" tolak Arum.

"Oh, masih rahasia, nih" ledek Aisha.

"Mba, Kak Ken nggak marah kan, masih kuliah aku udah nikah?" tanya Arum.

"Ya, nggaklah. Daripada kamu terjerumus pacaran, lebih baik menikah, kan" jawab Aisha.

"Tapi jangan bilang Kak Ken dulu soal ini ya, Mba" pinta Arum. Aisha mengangguk setuju.

"Arum pergi dulu ya, Mba" pamitnya.

Seperti janjinya, Arum menemui Adji di hotel Flamboyan. Arum sudah mengabari Adji, makanya Adji sudah siap menunggunya di lobi hotel.

"Sudah sarapan?" tanya Adji lembut.

"Sudah, Kak. Ayo berangkat" ajak Arum.

Ups. Kok, kesannya malah dia yang nggak sabaran. Adji mengulum senyum melihat Arum semangat mengajaknya untuk menemui kedua orang tua Arum.

Tiba di mobil, Arum sudah duduk manis, tapi Adji belum menghidupkan mobilnya. Adji mendekati Arum sontak gadis itu memundurkan badannya melihat Adji seolah ingin memeluknya. Jantung Arum pun berdetak kencang karena aroma maskulin Adji menyeruak di hidungnya.

"Safety belt-nya dipakai" bisik Adji lalu menarik badannya ke posisi semula.

Arum menarik napas lega dipikirannya Adji akan melakukan sesuatu di luar dugaannya. Adji melirik Arum, dilihatnya gadisnya itu tampak tegang.

"Kenapa?" tanya Adji.

"Nggak, kok"

"Baca doa dulu sebelum berangkat" toleh Adji.

Arum mengangguk lalu menunduk dan berdoa di dalam hati semoga usaha mereka hari ini berjalan lancar. Adji kemudian menjalankan mobilnya meninggalkan hotel Flamboyan. Kesempatannya berada di Indonesia tinggal hari ini saja. Besok pagi, dia sudah kembali lagi ke London. Entah kapan bisa bertemu lagi dengan Arum.

"Kak ..."

"Hmm"

"Kalau ternyata ayahku tetap dengan pendiriannya bagaimana?" tanya Arum tanpa melihat ke arah Adji.

Adji membisu. Dia juga bingung harus bagaimana jika ternyata ayah Arum tidak mengizinkan Arum ikut dengannya ke London, jika mereka menikah nanti.

"Kita tidak bisa melanjutkan hubungan ini, kan" jawab Arum sendiri karena melihat Adji tidak menjawab pertanyaannya.

"Sepertinya begitu, tapi ini berat buat Kakak" toleh Adji. "Kakak sangat mencintai kamu Rum"

Arum tidak menggubris ucapan Adji. "Percuma bilang cinta kalau tidak mau berkorban" batin Arum.

My Beloved Girl (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang