Part 16 Kehilangan Arum Lagi

6.5K 446 7
                                    

"Bagaimana rasanya diabaikan oleh seseorang yang selalu kau pedulikan??"

💞💞💞

Setiap hari Arum melakukan aktivitas di dalam apartemen. Sesekali dia keluar dan berkenalan dengan tetangga yang satu lantai dengannya. Mrs.Ronan yang sangat baik hati dengannya memberi salad buatannya kepada Arum.

"Kak Adji pulang sore terus. Di dalam apartemen terus begini, bosan juga, yah" gumam Arum duduk di sofa sambil nyemil salad pemberian Mrs.Ronan tadi.

Tok.Tok.Tok.

Arum mendekati pintu masuk dan mengintip siapa orang yang bertamu ke apartemennya.

"Evelyn!" gumam Arum.

Arum tersenyum membukakan pintu. Dia merasa senang dengan kehadiran Evelyn, paling tidak Eve bisa menjadi teman ngobrolnya.

"Hai, Arum. Apa kabar?" sapa Evelyn mencium pipi Arum lalu masuk ke dalam.

"Alhamdulillah sehat" jawab Arum.

"Aku mau ngajak kamu jalan-jalan dan sekalian main ke rumahku" ajak Evelyn.

"Ta ... tapi Eve, aku ..." Arum bingung bagaimana menjelaskan kepada Evelyn tentang traumanya.

"Ayo" paksa Evelyn.

Evelyn menarik tangan Arum keluar dari apartemen dan mengunci pintunya.

"Aku tidak mau, Eve. Aku takut ..."

Arum menghentikan langkahnya tepat di depan lift. Evelyn berdecak kesal.

'Manja banget, sih, atau Kak Adji yang udah terlalu memanjakannya. Masa naik lift aja takut' omel Evelyn dalam hatinya.

"Takut apanya. Ini kan hanya lift justru mempermudah kita biar cepat sampai ke bawah" gerutu Evelyn.

Arum bergeming. Wajahnya sudah pucat pasi.

"Ayo, cepat!"

Evelyn akhirnya menarik Arum masuk ke dalam lift dengan paksa lalu menutup pintu lift. Ketika lift bergerak turun Arum merapatkan badannya ke dinding lift.

"Ya, Allah!!!" seru Arum menahan diri, kepalanya serasa berputar-putar.

"Arum ..." tatap Evelyn kaget melihat ekspresi Arum.

"Aaaaa, Tidak!!!"

Arum jatuh terduduk di lantai lift. Bayangan di kepalanya seolah-olah dia jatuh ke dalam jurang ketika lift berhenti di lantai dasar.

"Arum!!" panggil Evelyn cemas melihat Arum memejamkan matanya.

"I'm sorry. Aku tidak tahu kalau kamu trauma juga naik lift" ujar Evelyn merasa bersalah.

Setelah agak tenang, Evelyn memapah Arum berjalan menuju mobilnya. Mereka pun meluncur ke rumah orang tua Evelyn.

"Mamiii!" teriak Evelyn memanggil maminya.

"Ada apa? Nih, anak kebiasaan, ya, suka teriak-teriak" sahut maminya keluar dari arah dapur.

"Mi, aku menculik istri Kak Adji" ujar Evelyn tersenyum geli sambil mengenalkan Arum kepada maminya.

"Oh, Ya, ampun, Arum..." seru mami Evelyn.

"Iya, Tante"

Arum meraih tangan mami Eve dan mencium punggung tangannya.

"Jangan panggil Tante, dong. Panggil mami saja, kamu kan menantu mami juga" ujar mami Eve tersenyum ramah. Arum hanya mengangguk.

"Ayo, makan? Kamu belum makan siang, kan?" tanya mami Evelyn.
Arum menggelengkan kepalanya. Memang dia belum sempat makan siang tadi.

My Beloved Girl (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang