Part 19 Who is she ??

6.3K 425 11
                                    

"Ada yang harus disingkirkan jauh-jauh dari hidupmu yaitu tentang memori masa lalu yang kelam, karena ia bisa merampas kebahagiaanmu di masa depan"

💞💞💞


Satu minggu terapi Adji kepada Arum berjalan sukses. Ketika di dalam lift Adji selalu mengalihkan pikiran Arum dengan mengajaknya ngobrol hingga tidak terasa mereka sudah tiba di lantai dasar. Sementara terapi melewati tangga belum pernah Adji lakukan. Tak mengapa yang penting Arum sudah rileks ketika naik turun lift bersamanya, tapi bagaimana jika Arum sendirian? Adji belum pernah membiarkan Arum pergi keluar apartemen sendirian tanpa dirinya.

Akhir-akhir ini mual-mual Arum bertambah parah. Adji pun menjadi khawatir.

"Hm, Sayang" panggil Adji duduk di hadapan Arum yang sedang minum air jeruk hangat kuku. Katanya supaya rasa mualnya berkurang.

"Apa, Kak?" 

Arum memandang suaminya yang tampak ragu ingin mengatakan sesuatu.

"Kamu kok nggak pernah absen sholat sejak kita menikah?" tanya Adji serius.

Pernikahan mereka sudah hampir tiga bulan dan Adji selalu melihat Arum sholat setiap hari. Arum menghentikan aktivitas minumnya. Wajahnya tampak berpikir.

'Benar juga apa yang dikatakan Kak Adji' batin Arum.

Karena traumanya terhadap ketinggian dia tidak memikirkan lagi siklus bulanannya itu. Begitupun dengan Adji yang terlalu fokus menjaga Arum dan dia juga tidak terlalu paham masalah kewanitaan.

"Iya, Kak. Bulan ini aja kayaknya juga belum dapat" jawab Adji.

Adji tersenyum lebar. "Yang, jangan-jangan kamu hamil?" tebak Adji.

"Apa iya?"

Arum malah balik bertanya. Dia sendiri belum yakin karena mual-mual yang dia rasakan juga baru-baru ini.

"Besok kita periksa ke dokter, ya" ujar Adji.

"Iya, Kak. Ayo, tidur. Arum udah ngantuk, nih" ajak Arum masuk ke dalam kamar.

"Hey, baru juga jam berapa masa udah mau tidur" gerutu Adji namun kakinya ikut melangkah, mengekor di belakang Arum.

Arum naik ke tempat tidur lalu menarik selimut menutupi seluruh badannya. Melihat gelagat Arum yang tidak biasanya Adji mengeryitkan dahinya. Dia pun merangkak naik ke tempat tidur.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Adji menyibak selimut yang menutupi wajah Arum.

"Ya, mau tidur, Kak" jawab Arum dengan memejamkan mata.

"Tapi nggak gitu juga tidurnya, bikin orang takut saja tutupan semua kayak gitu" lagi-lagi Adji menggerutu dan menghempaskan badannya di samping Arum.

"Kak Adji, kok kayak emak-emak. Ngomel melulu" ledek Arum merapatkan badannya ke Adji lalu memeluknya seperti memeluk bantal guling. Adji tersenyum geli dibilang istrinya kayak emak-emak.

"Nggak usah mancing" lirik Adji melihat tingkah istrinya. Arum hanya mesem-mesem.

"Siapa yang mancing, orang mau tidur" balas Arum mendekap erat badan Adji. Belum lima menit Arum pun tidak bersuara lagi, membuat Adji curiga.

"Nggak yakin udah tidur" ujar Adji memencet hidung Arum hingga membuatnya susah bernapas.

"Aaaa!! Kak Adji, usil banget, sih" teriak Arum menyingkirkan tangan suaminya itu. Adji terkekeh melihat Arum membulatkan matanya.

My Beloved Girl (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang