Page 14 | Pedang Salib

133 12 0
                                    

Min-Ki beserta saudara-saudaranya, ditambah dengan kerabat-kerabat mereka (yang berhasil dihubungi oleh Jong-Hyun), berdiri dengan tegak dan menatap lurus ke arah Se-Hun beserta sekelompok bawahannya (yang sedikit lebih banyak dari kelompok Min-Ki), yang berdiri agak jauh dari tempat mereka.

Mereka semua berada di sebuah lapangan luas, berdekatan dengan hutan berpohon tinggi nan rindang, di sebuah perbukitan yang tak jauh dari pinggir kota. Cahaya bulan purnama pun menyinari dengan mistis, ditambah dengan aura membunuh yang telah menguar dari tubuh masing-masing. Tak ada percakapan antar mereka, hanya tatapan ancaman membunuh yang tersirat dari berpasang-pasang manik merah menyala yang ada di sana. Mereka siap untuk pembantaian malam ini.

"SERANG!"

Teriakan Se-Hun memulai segalanya, menimbulkan suara teriakan riuh dari kelompoknya, lalu diikuti oleh derap-derap langkah kaki yang mulai berlari, berusaha mendekati kubu lain. Kelompok Min-Ki yang telah bersiap pun segera memencar, berusaha mengalihkan perhatian dari kelompok musuh.

Serangan demi serangan tak lagi mampu terbantahkan, suara tembakan peluru yang dihasilkan oleh Seon-Ho untuk membantai tiap jantung dan kepala vampir penyerang itu pun menjadi suara latar dari kejadian beringas malam itu.

Keseluruhan anak buah Se-Hun berlari dengan liar, menyerang tiap anggota Mier dan juga beberapa rekannya. Namun, masih belum ada satu pun darah yang berhasil mereka jatuhkan, berbanding terbalik dengan Mier yang sudah berhasil membantai hampir belasan dari anggota Pravidlo. Ketika mereka tengah asyik membantai satu sama lain, Se-Hun malah melangkahkan kaki mundur, menjauhi tempat itu. Ia kembali menyeringai, memanjati pohon paling tinggi yang ada di hutan itu, kemudian menatap keseluruhan kejadian dengan jelas dari atas sana. Ia terkekeh pelan, menikmati kegiatannya.

"Tumpahkan, tumpahkan semua!" gumamnya.

Seon-Ho masih asyik dengan pistol di tangannya, menembakkan peluru demi peluru perak hingga menembus kepala atau bahkan jantung lawannya, membuat mereka jatuh begitu saja. Gerakan lelaki itu sangat tenang, melangkah dengan langkah ringan, namun berbanding terbalik dengan tembakan yang terasa mantap dan selalu tepat mengenai sasaran. Entah sudah berapa banyak jasad yang dihasilkan oleh dhampir ini.

Lain lagi halnya dengan Samuel dan Dae-Hwi, mereka berdua terlihat bekerja sama membantu satu sama lain. Dae-Hwi menggerakkan sulur-sulur yang muncul begitu saja dari balik tanah, melilit tiap vampir yang mampu dijangkaunya, lalu Samuel pun akan menyerang menggunakan kobaran api miliknya, menciptakan suatu kerja sama tim yang baik.

Guan-Lin, Min-Ki, dan Jong-Hyun pun tampak sibuk, melakukan adu jotos sebelum akhirnya mampu menarik putus tiap kepala vampir yang beradu dengan mereka, karena memang ketiganya tak memiliki kekuatan khusus yang mampu berguna di saat seperti ini.

Jeritan, teriakan, erangan, suara baku hantam, serta cipratan darah memenuhi suasana malam itu. Namun mereka tak berhenti, malah semakin kalap dan melancarkan tiap serangan. Lapangan itu telah tak terbentuk, dengan belasan—bahkan puluhan jasad vampir yang terbaring di sana. Ditambah lagi kegiatan Dae-Hwi dan Samuel yang berhasil merusak dataran itu, membuatnya benar-benar tak terbentuk sebagaimana mestinya.

Hyung-Seob pun kini tengah sibuk menghabisi beberapa vampir yang langsung menyerangnya sekaligus. Se-Hun memang tak main-main, mendatangkan berpuluh-puluh vampir, yang mana sangat berbanding terbalik dengan kelompoknya yang hanya berjumlah belasan. Mereka benar-benar kalah dalam masalah jumlah.

"Bedebah!" Hyung-Seob merutuk kesal manakala serangan dari para Pravidlo serasa tak ada henti, kembali menyerang dan terus menyerang. Tak memberi sedikit pun ruang bagi Hyung-Seob untuk sekadar beristirahat, membuat ia sedikit kelelahan. Ditambah ia hanya seorang diri di posisi itu, berbeda dengan rekan-rekan lain yang memilih untuk membentuk kelompok kecil. Hyung-Seob terlalu congkak dan memandang cara itu tak terlalu efektif, apabila melihat bagaimana terdesaknya posisi mereka akibat kekalahan jumlah ini (naluri sebagai Pravidlo tak hilang begitu saja, tentunya).

[✔] Vampire (The Curse Creature) [Bahasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang