Before you read this story :
1. Saya bikin story ini dengan cast Jeongin sebagai tunawicara, bukan bermaksud untuk menjelek-jelekkan Jeongin ataupun mendoakan Jeongin agar dia jadi tunawicara beneran, ENGGAK DONG. Saya kan pacar Jeongin, masa iya ngedoain pacar sendiri kek gitu (ಥ﹏ಥ)
2. Story ini bukan copas atau plagiat cerita apapun, cuman terinspirasi aja dari beberapa cerita yang pernah saya baca. Gak bisa di cantumin soalnya banyak banget. Kalau ada yang mirip mungkin kebetulan.
3. Maaf kalo alur cerita, bahasa, dsb gak jelas. Maklum masih amatir nulis cerita (ಥ﹏ಥ)
4. Jangan lupa tinggalkan jejak.
Mobil telah sampai di parkiran rumah sakit, seorang lelaki keluar dari mobil, berlari ke bagian belakang membuka pintu mobil.
"Kau tunggu di mobil dulu ya Hyunjin."
Tangannya meraih seorang wanita yang tengah kesakitan, menggendongnya dengan tergesa-gesa berlari menuju UGD.
Suster yang melihat pun dengan sigap mengambil bangsal rumah sakit. Lelaki tersebut dengan sigap meletakkan istrinya di atas bangsal.
Bangsal didorong oleh para suster serta dengan suami wanita tadi menuju ruang bersalin.
Sang suami ikut masuk ke dalam ruang bersalin, menemani istrinya berjuang. Hingga beberapa menit kemudian anak kedua mereka keluar dari rahim istrinya.
Aneh.
Bayi itu tidak mengeluarkan suara apapun, hanya tersenyum kecil dengan mata yang tertutup.
Beberapa menit setelah proses persalinan, dokter memanggil sang suami menuju ruangannya.
"Tuan Hwang, anak anda terlahir dengan keistimewaan, ia tunawicara. Saya harap anda bisa menerima hal ini." ucap sang dokter.
Seharusnya memang begitu. Seharusnya tuan Hwang menerima anaknya yang tidak bisa biacara itu, tapi tidak. Dia keluar dari ruangan dengan perasaan kesal.
Anak cacat itu bisa membuat malu keluargaku.
Nyonya Hwang terbangun dari pingsannya setelah melahirkan. Anak sulungnya sudah keluar dari mobil, dituntun suster menuju ruang rawat inap untuk menemani ibunya. Nyonya Hwang memanggil suaminya, meminta membawa bayinya untuk ia gendong.
Tuang Hwang menurut, membawa bayi yang berjenis kelamin laki-laki itu kepada istrinya.
"Dia imut sekali, akan kita beri nama apa?" tanya nyonya Hwang, tangannya menggenggam jemari mungil sang bayi.
"Terserah padamu, aku tidak peduli." jawab suaminya ketus.
"Kenapa bicaramu seperti itu?"
"Dia bisu, aku tidak mau punya anak cacat. Kau saja yang mengurus."
"Walaupun begitu dia tetap anak kita. Kau ayah macam apa yang tidak mau menerima anaknya?!"
"Terserahlah, aku malas." Tuan Hwang melangkah pergi, mencari udara segar untuk menetralkan emosinya.
"Tenang saja nak, ibu akan melindungimu. Namamu adalah Hwang Jeongin."
Memang tadinya ibu Jeongin menerima kekurangan anaknya dengan senang hati, begitu pula dengan kakak kandungnya, Hwang Hyunjin.
Hingga kemudian saat tetangganya tahu ia memiliki anak tunawicara, nyonya Hwang dihina habis-habisan. Juga Hyunjin yang dihina oleh teman-temannya, membuat nyonya Hwang dan Hyunjin malu. Sampai mereka memperlakukan Jeongin tidak sehangat dulu.
to be continued.
Maap di repub mulu, ada error dikit :"
KAMU SEDANG MEMBACA
Everybody Loves You | Hyunjeong ✔
Teen Fiction[COMPLETED] ❝Close your eyes when you don't want to see. Stay at home when you don't want to go. Close your mind when you don't want to know. But everybody loves you now.❞ Warn! : -Au! -Angst (?) -Brothership not bxb -Semi baku