O9

3.1K 404 31
                                    

Yang lebih muda terjerembap di depan pintu rumahnya, dengan yang lebih tua di belakangnya berjalan mendekat.

"Gara-gara lo ilang seharian, uang jajan gue dipotong seminggu bangsat!"

Luka memar yang belum hilang kembali dipukul oleh sang kakak, menyebabkan sang adik mengeluarkan cairan merah pekat dari mulutnya. Astaga, sakit sekali rasanya. Bayangkan luka memarmu yang baru saja didapat kemarin sudah di pukul lagi, di titik yang sama persis.

Jeongin berusaha berdiri, hendak balik memukul sang kakak sebelum Hyunjin berhasil menendangnya.

"Udah tau lo aib keluarga, bukannya pulang ke rumah malah berkeliaran. Lo tau kan apa akibatnya kalo temen-temen perusahaan ayah tau kalo keluarga kita punya anak cacat?"

Sekarang kalian tahu bukan, mengapa keluarga Jeongin tidak menelantarkannya atau tidak menaruhnya di panti asuhan? Sebab mereka takut jika Jeongin terumbar ke publik, akan menjatuhkan martabat mereka.

Keluarga Jeongin adalah keluarga terpandang setelah umurnya 12 tahun. Sebelumnya mereka memang memberi perlakuan adil padanya, tetapi sejak warga sekitar mulai mencibir dan ayah Jeongin mulai naik pangkat menjadi presiden direktur di perusahaannya. Ia diasingkan ke tempat neneknya, agar para kenalannya tidak tahu bahwa mereka mempunyai satu anggota keluarga yang cacat. Dan keinginan mereka terkabulkan.

Jeongin menangis. Dadanya ia remas kuat-kuat. Sakit sekali rasanya, ketika dianggap aib keluarga oleh satu-satunya keluarga yang paling ia sayangi. Apa sakit di badannya tidak cukup memuaskan bagi kakaknya hingga ia menambahkan sakit lagi di hatinya?

Sekuat tenaga ia berdiri, mengepalkan tangannya kuat-kuat hingga kemudian memberikan satu pukulan di rahang Hyunjin, kakak tersayangnya, untuk pertama kalinya.

Hyunjin tidak marah, ia justru tersenyum miring melihat seseorang di belakang adiknya. Momentum yang sangat tepat.

Belum sempat Jeongin membalikkan badannya, ia sudah di seret duluan oleh ayahnya. Ayahnya melihat bagaimana Hyunjin yang terduduk di lantai bersama Jeongin didepannya dengan tangan terkepal. Ia mengira Jeongin memukul Hyunjin duluan.

Kepalanya di tenggelamkan di dalam bathup kamar mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kepalanya di tenggelamkan di dalam bathup kamar mandi. Jeongin butuh oksigen, ia sulit bernafas sebab ayahnya berkali-kali menenggelamkan kepalanya. Jeongin berharap sang ibu yang sedang menonton televisi di ruang tamu datang dan menolongnya sekarang. Jeongin berharap sang kakak masih ada secuil pemikiran untuk menolongnya. Tapi rasanya mustahil.

Jeongin benar-benar sudah tidak bisa bernafas. Air sedari tadi masuk ke dalam tenggorokannya. Ditambah dengan rasa sakit disekujur tubuhnya membuatnya semakin tak berdaya. Jeongin rasa sebentar lagi ia akan mati. Ada orang bilang jika kita akan mati, memori kita selama hidup akan terputar layaknya bioskop bukan? Jeongin mengalami hal itu sekarang.

Memorinya saat bermain bersama keluarganya terputar dengan jelas.

Tentang Jeongin yang pergi ke taman rekreasi bersama keluarganya.

Tentang Jeongin yang bermain sepakbola bersama Hyunjin.

Tentang Jeongin yang dimarahi oleh ayahnya kemudian Hyunjin membelanya.

Ah, kalau tahu akhirnya seperti ini, lebih baik ia tidak usah dilahirkan saja. Untuk apa ia dilahirkan kalau hanya mendapat penderitaan?

"Sekali lagi kamu berani mukul anak saya, habis kamu sama saya."

Kepalanya di angkat, kemudian dibenturkan pada tembok kamar mandi hingga mengeluarkan darah. Ayahnya keluar, mengunci pintu kamar mandi dari luar. Meninggalkan Jeongin di dalam sana, sendirian. Menangisi hidupnya yang menderita, yang mungkin sebentar lagi akan berakhir.

Tak apa, selama keluarganya bahagia meskipun ia tidak ada dalam kebahagiaan itu, Jeongin tak apa.

to be continued.

maap jeongin aku bikin kamu kok menderita banget kayaknya :(((
kok kayaknya lebay banget ya chapter ini? ㅠㅠㅠ

Ini udah double up, tapi kok yang vote makin dikit ㅠㅠㅠㅠ

Kalo yang vote lebih dari 100 besok atau lusa ku up chapter 10, hehe

Everybody Loves You | Hyunjeong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang