Matahari tepat berada di atas, panasnya terasa membakar kulit. Tidak ada yang mau pergi melewati lapangan sekolah, ataupun berolahraga disana. Kecuali dua orang yang sedang berdiri sambil mengiba-ngibaskan baju seragamnya.
Hukuman dari gurunya yang menyebabkan Jeongin berada disini. Di tengah lapangan dengan keringat yang membanjiri tubuhnya. Dia dihukum berdiri hingga satu jam pelajaran, bersama Hyunjin.
Tidak mengerjakan tugas sekolah yang menyebabkan mereka berdua di hukum. Tentu saja yang tidak mengerjakan tugas hanya Hyunjin. Lalu bagaimana bisa Jeongin yang mengerjakan tugasnya ikut di hukum?
Sebab Hyunjin lupa membawa buku tugasnya yang sudah dikerjakan adiknya itu, dia merebut paksa tugas Jeongin. Mencabut label namanya, kemudian menamai buku milik Jeongin dengan namanya sendiri.
Guru yang mengajar mengetahui kalau itu bukan buku Hyunjin. Karena sejak kapan seorang Hwang Hyunjin memilik tulisan tangan yang sama persis dengan Jeongin? Sang guru langsung mengetahui dengan mudah karena dia memang sangat mengingat tulisan tangan murid-muridnya.
Jeongin menyusul tak lama kemudian karena gurunya menduga dia memberikan buku tugasnya dengan sukarela pada Hyunjin. Kalian pikir Jeongin membantah? Tidak. Jeongin justru mengiyakan karena dia tidak tega melihat kakaknya berdiri sendirian di lapangan saat matahari tepat di atas.
Berakhir mereka berdua berdiri bersebelahan dengan mulut Hyunjin yang terus mengumpati gurunya.
Sudah tiga bulan Jeongin bersekolah di sekolah barunya, selama tiga bulan itu pula Jeongin merasakan bagaimana rasanya dibully. Dia juga beralih menjadi pesuruh teman sekelasnya.
Mulai dari disuruh mengerjakan PR teman-temannya, membelikan makanan dan minuman ke kantin sekolah -yang mana membelinya menggunakan duit Jeongin-. Padahal Jeongin hanya memiliki uang sedikit.
Jeongin juga sering dijadikan candaan oleh teman sekelasnya juga teman-teman Hyunjin. Seperti saat berjalan kakinya sengaja dijegal oleh teman-teman Hyunjin sehingga dia terjatuh, kemudian mereka akan menertawai Jeongin layaknya dia adalah seorang komedian. Jeongin hanya bisa meringis karena sungguh, terjatuh sedemikian keras akan menyebabkan dengkulmu sangat sakit.
Hyunjin tentunya berada disana saat adiknya itu dibully oleh teman-temannya. Jangan kalian kira Hyunjin akan membela adiknya itu. Tentu saja tidak, dia akan ikut tertawa kemudian meinggalkan Jeongin bersama teman-temannya.
Walaupun Jeongin tidak tahu saat dia berdiri berjalan menuju UKS, Hyunjin menoleh kebelakang melihat adiknya berjalan terpincang-pincang dengan tatapan yang membingungkan.
Kantin sekolah begitu penuh, berdesak-desakkan mengantri di tiap warung dan gerobak makanan. Hendak memenuhi keinginan perut yang meronta-ronta minta di isi.
Jeongin duduk di salah satu bangku kantin bersama Jisung dan Felix yang duduk berhadapan dengannya. Ya, Felix yang dulu pernah meminjamkan penghapusnya pada Jeongin, kini menjadi teman baiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everybody Loves You | Hyunjeong ✔
Teen Fiction[COMPLETED] ❝Close your eyes when you don't want to see. Stay at home when you don't want to go. Close your mind when you don't want to know. But everybody loves you now.❞ Warn! : -Au! -Angst (?) -Brothership not bxb -Semi baku