Beberapa layangan berwarna-warni menari-nari tertiup embusan angin di udara, seolah menjadi hiasan langit yang berwarna biru cerah, ditambah lagi dengan suara kicauan burung. Siapa saja yang melihatnya pasti ingin turut bermain bersama dengan sekumpulan anak-anak tersebut yang sedang asik bermain layangan di sebuah lapangan kecil yang terletak di pinggiran kebun teh.
Seohyun mendongakkan kepalanya ke atas dengan sebelah tangan terangkat di atas matanya, menghindari terik sinar matahari yang terasa menyilaukan. Ia menghela napas panjang saat mencoba mengingat kembali kapan terakhir kali dirinya bermain layangan, dan itu sudah sangat lama, mungkin lebih tepatnya saat dirinya masih duduk di bangku sekolah dasar.
Tanpa diketahui Seohyun, diam-diam Kyuhyun mengikutinya dari belakang. Ia memang sengaja mengikuti Seohyun, mengingat jika gadis itu suka berjalan-jalan tanpa memperhatikan arah, bahkan tak jarang hingga berakhir tersesat dan membuat semua orang khawatir. Entah apa sampai saat ini Seohyun masih memiliki kebiasaan seperti itu atau tidak, dan dirinya hanya sekedar ingin berjaga-jaga saja. Tidak salah, kan? Bukankah ia sahabat yang baik?
Kyuhyun memperhatikan Seohyun yang hanya berdiam diri sambil menatap ke arah sekumpulan anak-anak yang sedang bermain layangan. Sebuah ide muncul di kepalanya, ia menolehkan kepalanya ke belakang, lantas menghampiri seorang anak laki-laki yang membawa dua buah layangan di kedua tangannya. "Hei, tunggu."
Anak laki-laki itu menoleh, memperhatikan Kyuhyun dengan dahi mengernyit bingung. "Ada apa, A?" tanyanya, dengan logat sunda.
"Hmm... itu layangannya punya kamu semua?" tanya Kyuhyun, melirik kedua layangan yang dipegang bocah itu.
Anak laki-laki itu mengangguk.
"Boleh gak, kalo aku beli salah satunya?"
Anak laki-laki itu terdiam sejenak, kedua matanya sama sekali tak beralih menatap Kyuhyun. "Aa mau main layangan juga? Ini atuh, ambil aja. Aku punya banyak kok di rumah," ujarnya, lalu menyodorkan layangan berwarna biru beserta dengan benang gelasannya pada Kyuhyun.
"Ehh... beneran? Aku beli aja, ya?" Kyuhyun langsung merogoh kantong celana jeans-nya, hendak mengeluarkan dompet.
"Gak usah, ambil aja A," ucap anak laki-laki tersebut sambil mengibas-ngibaskan tangan kanannya
Kyuhyun tersenyum canggung, menerima layangan tersebut. "Makasih, ya."
"Iya A, sama-sama. Kalo gitu aku main dulu, ya."
Kyuhyun mengangguk kecil, beralih melirik Seohyun yang masih berdiri dan belum menyadari kehadirannya juga, lantas ia pun mulai melangkah menghampiri gadis itu. "Mau main gak?" tanyanya, menunjukkan layangan yang ia dapatkan dari pemberian anak laki-laki tadi.
Seohyun menoleh ke arah Kyuhyun dengan kedua mata membulat terkejut. "Kamu ngikutin aku, ya?" tanyanya, lantas beralih melirik layang-layang di tangan Kyuhyun.
"Aku takut kamu nyasar," jawab Kyuhyun jujur. "Mau main gak? Kalo gak mau biar aku main sendiri aja."
Seohyun terdiam sejenak, menimang-nimang akan tawaran yang diberikan pria itu padanya. Ia ingin menolak, tapi di sisi ia ingin bermain juga, terlebih sejak tadi dirinya sudah tergoda melihat anak-anak yang bermain layangan.
"Ya udahlah kalo kamu gak mau. Aku main sendiri aja," ujar Kyuhyun tiba-tiba, menunggu Seohyun yang tak kunjung memberi jawaban juga.
"Ehh... tunggu dulu. Aku kan belum jawab. Kamu niat gak sih nawarinnya?" tanya Seohyun, memanyunkan bibirnya sebal.
"Habis mikirnya lama banget," ujar Kyuhyun, berdecak pelan.
"Oke, aku mau deh main layangan.... sama kamu," ucap Seohyun, sungkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah (TERBIT E-BOOK)
ФанфикPernah terbayangkan akan sebuah pernikahan yang terjadi di antara dua remaja SMA yang kini berada di tahun terakhir masa putih abu-abu? Seohyun Adiba Khanza, gadis berumur 16 tahun yang akrab dipanggil Seohyun. Seorang anak perempuan yang begitu men...