Aroma masakan yang tercium seakan menandakan jika waktu sarapan telah tiba. Bahkan sudah satu jam yang lalu matahari terbit. Namun, meja makan masih sepi dari para penghuni rumah.
"Seohyun."
"Iya, Bun?" jawab Seohyun, berbalik menatap sang ibu mertua yang baru saja tiba di dapur setelah memanggil ayah mertuanya di halaman belakang.
"Kyuhyun semalem habis begadang, ya? Tumben habis subuh tidur lagi."
Seohyun mematikan kompor begitu soto yang dimasaknya telah matang. "Iya, Bun. Semalem dadakan banget, ada temennya dia yang minta tolong bikinin spanduk untuk acara touring gitu. Jadinya dia harus begadang deh. Makanya habis subuh jadi tidur lagi," jelasnya, lalu meletakkan panci berisi soto di atas meja makan. "Eum... kalo gitu aku bangunin dia dulu deh. Biar langsung sarapan, sekalian bangunin Dek Uma yang juga ikutan begadang."
"Uma juga begadang?" tanya Arini.
"Iya, Bun. Kompak banget emang Dek Uma sama Papanya," jawab Seohyun.
"Kamu juga ikutan begadang?"
"Kalo aku enggak, Bun. Alhamdulillah bisa bobo nyenyak. Soalnya Uma juga anteng main sendiri, mungkin karena Dedek mau nemenin Papanya kerja."
"Cucu Bunda emang baik banget deh. Tapi, jangan terlalu dibiasain juga, ya. Takutnya Uma jadi tidur malem terus, kan kalian juga yang repot nemenin."
"Iya, Bun. Kalo gitu aku permisi mau ke kamar dulu," ucap Seohyun seraya tersenyum kecil. Ia pun melangkah ke kamarnya, lalu mendapati sang suami dan putri kecilnya yang tertidur pulas sambil berpelukan. "MasyaAllah, lucu banget suami sama anak aku. Akunya jadi pengen ikutan bobo sama kalian."
Perlahan Seohyun merangkak naik ke atas ranjang, lalu berbaring di samping tubuh putri kecilnya yang kini berada di antara dirinya dan sang suami yang tertidur di sisi kiri ranjang. Ia mencium lembut kepala putrinya, lantas beralih mencium pipi sang suami. "Sayangku... bangun, yuk! Kita sarapan," bisiknya.
Tiba-tiba saja bibir Kyuhyun manyun ke depan dengan mata terpejam. Dan itu pun sukses membuat Seohyun kini menatapnya dengan dahi mengernyit.
"Kamu udah bangun atau masih bobo sih?" tanya Seohyun seraya menyentuh bibir sang suami dengan telunjuknya.
"Katanya ngajak sarapan. Ayo, cepet!" ucap Kyuhyun tiba-tiba, lalu perlahan membuka kedua matanya. "Sayang...," panggilnya seraya menatap sang istri yang kini menatapnya heran. "Cepet!"
"Sarapan beneran, Sayang. Bukannya yang ini," ujar Seohyun sebal, meraup bibir sang suami dengan jemarinya.
"Tuh, bukannya dikasih morning kiss, ini malah dirauk bibir aku yang seksi," celoteh Kyuhyun dengan raut sebal.
"Apa? Seksi?" tanya Seohyun dengan tampang tak percaya. "Ya ampun, ini masih pagi, Sayangku. Nyawa belum kumpul aja narsis banget, heran aku."
"Tapi, bibir aku seksi itu fakta, Sayang. Kamu tinggal mengakui itu aja, repot."
Seohyun bangkit terduduk, "Ya Udah lah, terserah kamu aja. Sekarang kita sarapan, Bunda sama Ayah juga udah nunggu di bawah. Cepetan, bangun!"
Kyuhyun mengucek-ngucek matanya seraya bangkit terduduk, lalu melirik ke samping di mana si kecil yang kini masih tertidur. Ia pun mencium pipi Uma, "Anak Papa sama Mama masih bobo. Pasti gara-gara nemenin Papa."
Seohyun pun bergantian menyentuh wajah suami dan si kecil yang makin ke sini makin terlihat mirip satu sama lain. Mungkin hanya bagian kecil pada Uma yang diturunkan olehnya, karena selebihnya oleh ayah dari putrinya itu. "Cuci muka dulu, gih. Terus gosok gigi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah (TERBIT E-BOOK)
FanfictionPernah terbayangkan akan sebuah pernikahan yang terjadi di antara dua remaja SMA yang kini berada di tahun terakhir masa putih abu-abu? Seohyun Adiba Khanza, gadis berumur 16 tahun yang akrab dipanggil Seohyun. Seorang anak perempuan yang begitu men...