[9]

959 100 44
                                    

Happy Reading~

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Soonyoung tidak tahu reaksi apa yang harus ia tunjukkan saat ini.

Saat ia sampai di meja makan keluarga Kim itu, ia benar-benar disambut dengan makanan yang sudah tersedia diatas meja.

Bahkan sapaan hangat dari kedua orang tua Taehyung pun semakin membuat nya kikuk bukan main.

"Ayo Soonyoung-ah. Dimakan jangan malu-malu, anggap seperti dirumah mu sendiri." Ujar Nyonya Kim yang nampak ramah.

"Ah ya.. Terimakasih bibi." Balas Soonyoung dengan senyum canggung nya. Nyonya Kim nampak tersenyum manis ketika melihat tingkah canggung pemuda Kwon itu.

Bahkan perempuan paruh baya itu pun, kini nampak tengah memberikan lauk pauk diatas mangkuk nasi Soonyoung.

Sedangkan Taehyung yang melihat itu hanya tersenyum. Lega rasanya ketika orang tua nya menyambut kedatangan dirinya dan juga Soonyoung yang mendadak itu dengan baik.

Terlebih pada Soonyoung, ibu dan ayahnya nampak antusias saat melihat ia yang ada didepan pintu rumah dengan kedua tangan yang sibuk mengangkat tubuh Soonyoung yang saat itu masih tertidur karena kelelahan.

"Kenapa kau pulang tak memberitahu kami? Kau tahu, ibu sampai terkejut ketika kau sudah ada didepan pintu sambil menggendong Soonyoung seperti itu." Ujar Nyonya Kim yang kini melirik kearah Soonyoung yang hanya diam dan tersenyum malu-malu.

Aihhh~ sungguh gemas sekali perempuan paruh baya itu.

"Ahh ada sedikit masalah, bu. Jadi aku pulang sekaligus untuk berlibur dan membawa, Soonyoung bersamaku." Jawab Taehyung dengan senyum kotak ciri khas nya.

"Apa Soonyoung tidak sibuk? Setahu ayah, bukankah Soonyoung juga salah satu member dari salah satu grup yang tak kalah terkenalnya dari grupmu, Tae?" Kali ini kepala keluarga Kim itulah yang bersuara setelah sejak tadi hanya diam sembari mendengarkan percapakan tiga orang di hadapannya itu.

"Ahh... jangan menyebutku seperti itu paman, rasanya sedikit aneh di telinga ku." Sahut Soonyoung dengan tawa renyah nya.

Tuan Kim nampak terkekeh pelan. "Memang nya kenapa? Bukankah memang kenyataan nya seperti itu?"

"Itu tidak-"

UNREQUITED LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang