50. Ada Apa Dengan Desi?

5K 302 15
                                    

Cerita Geo dan Desi ada di lapak bukan brondong, memang masih menggantung karena aku mau fokus sama cerita Kinanti.

Selamat membacaaa sayangkuuu 🖤🖤🖤

🖤

Geo memarkirkan motor dihalaman rumah, ia menyernyit saat melihat pintu dalam keadaan terbuka.

"Ibu!" Panggil Geo yang langsung berlari menuju Laksmi, Laksmi yang sudah tergeletak didepan rumah.

"Mbak! Abang!" Teriak Geo, Geo mengecek denyut nadi Laksmi, masih ada! Artinya Laksmi hanya pingsan. Segera Geo membopong Tubuh Laksmi menidurkannya disofa.

"Mbak Kinan!" Terdengar suara gedebuk dari dalam kamar, Pio keluar kamar dari sambil menggendong Satria, ia langsung panik saat mendapati Laksmi pingsan.

"Ibu kenapa Ge?" Tanya Pio panik.

"Harusnya Geo yang nanya! Gue kan baru pulang!"

"Tak lama Kinan keluar dari kamar mandi."

"Yaa Allah ibu!" Kinan menghampiri Laksmi, "ibu kenapa Ge?"

"Mbak gue baru pulang dan ibu udah pingsan!"

"Yaa Allah!"

Segera Pio menelpon dokter untuk segera datang, tiba-tiba saja Raja menangis kencang, bersamaan dengan Laksmi yang membuka mata.

"Ibu ga apa-apa?" Tanya Kinan cemas, segera Geo mengambil air putih dan Pio menenangkan Raja.

"Kepala ibu pusing tiba-tiba gelap." Keluh Laksmi sambil memijit kepalanya.

"Ibu tenang dulu, dokter sedang dalam perjalanan." Ucap Pio yang diangguki Laksmi.

Geo memberikan air putih yang langsung diminum oleh Laksmi, Laksmi menyernyit melihat Kinan dan Geo, lalu Pio yang ia tahu sejak sebelum ia tak sadarkan diri sedang menggendong Raja yang sedang rewel, pun dengan Satria saudara kembar itu mendadak rewel disaat yang bersamaan. Sampai-sampai ia harus menggendong Satria.

Tunggu dulu, Satria?

"Mbak mana Satria?"

Mata Kinan melebar, "bukannya sama ibu? Tadi kan Kinan sakit perut Bu."

"Mbak? Tadi ada tamu, ibu gak tau siapa, pakai masker lalu tiba-tiba saja ibu pingsan!" Laksmi mencoba mengingat-ingat.

Geo langsung berlarian ke penjuru rumah untuk mencari Satria, sedang Kinan hanya memandang kosong pada pintu keluar, dipojok sama teronggok topi yang tadi tadi satria gunakan, juga kain yang Laksmi gunakan untuk menggendong Satria.

Pio memberikan Raja pada Laksmi, dirinya segera mendial nomor kepala bodyguard.

"Kalian semua cepet ke rumah gue bangsat!" Maki Pio, dirinya langsung menarik Kinan dan mendudukkannya di sofa, Kinan masih diam hal itu membuat Pio menjadi takut sendiri.


Tak lama empat bodyguard datang dengan wajah panik, "kalian jaga apa hah? Kenapa ibu bisa pingsan dan Satria gak ada?"


Salah satu bodyguard yang tadi mempersilahkan Desi masuk mendadak pucat, "maaf pak tadi ada tamu yang datang bernama ibu Desi."


"Desi?" Tanya Geo tak percaya.


Bodyguard bernama Tono itu mengangguk, lalu ia teringat akan kartu pengenal milik Desi yang memang tak sempat Desi ambil karena terburu-buru.

Geo merampas kartu itu, menatap tajam pada foto Desi yang sedang tersenyum, entah mengapa hatinya tersayat, apa karena Desi sakit hati dirinya menggantungkan hubungan mereka sehingga Desi tega berbuat seperti itu? Tapikan Desi adalah sahabat Kinan?


"Sialan!" Geo segera berlari menuju motornya dan melesat bagai orang kesetanan.


"Sebar orang, Cari anak gue sampai dapat kalau engga, kalian tau kan apa yang bisa gue lakuin?" Ancam Pio membuat semua bodyguard bergegas mengeluarkan ponsel mereka dan menunduk untuk pamit pada Pio.


Laksmi menggendong Raja dengan Lemas, selain tubuhnya yang masih lemas, kenyataan bahwa Satria menghilang memukul dahsyat hati Laksmi dan kini Laksmi menangis dalam diam, apalagi reaksi Kinan hanya memandang kosong.


"Ibu.. Pio mohon ibu tenang, Pio akan cari Satria, sekarang ibu tiduran dikamar sama Raja ya? Sebentar lagi dokter datang."


Laksmi mengangguk, lalu saat Pio akan memapahnya, Laksmi menggeleng ia malah melirik Kinan mengisyaratkan bahwa Pio harus menemani istrinya itu.


Pio mengangguk, menghampiri Kinan lalu berlutut, mengusap kepala istrinya dengan sayang.


"Sayang.." panggil Pio lembut.


Kinan masih diam, tapi satu tetes air mata yang mengalir menunjukan bukti bahwa Kinan sedang terpukul hebat.


"Sayang, please jangan gini, kita bakal temuin Satria, Satria baik-baik aja."


Saat itu barulah tangis Kinan pecah, Pio segera menarik Kinan dalam pelukannya.


"Aku yakin bukan Desi."


"Siapapun itu, siapa saja mereka yang berani menyentuh anakku, akan aku habisi."

"Tolong temui Satria, Pio?" Pinta Kinan lirih, membuat hati Pio bergetar pilu.


Pasti sayang, apapun akan aku pertaruhkan walau dengan nyawaku sendiri.



🖤


Disalah satu taksi menuju hotel, Desi sedang memandang kearah jendela, ia menutup mata, Tidak ada yang bisa menolongnya saat ini, tidak ada.

Desi menatap ponselnya, yang sengaja ia matikan, sejak ia keluar dari rumah dan mengambil cuti dari pekerjannya, ponsel itu sengaja ia matikan demi menghindari orang-orang yang mencarinya.


Desi menunduk, andai saja Geofan tidak mematahkan hatinya, ia tidak akan melakukan ini, ia pasti masih merasa terlindungi, ia masih bisa meminta bantuan lelaki itu untuk menyelesaikan masalahnya. Desi melirik pada tas ransel disebelahnya, sambil tersenyum miris.



Ya! Harusnya dari awal Desi tahu diri, bahwa dirinya hanyalah seorang teman bagi Geofan yang tidak pantas menggantungkan hidup pada lelaki itu.


🖤


Terima kasih untuk komen komen kocak kalian, aku sukaaaaaa. 🖤


KINANTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang