48 . Masih Belum Berakhir

6.1K 298 7
                                    

Akutuuu selalu semangat update kalau banyak yang komen 😂

🖤

Sudah dua hari lamanya orang-orang kepercayaan Pio mencari keberadaan Gendis, pun dengan Adam dirinya menyuruh orang untuk mencari istrinya itu.

Namun Gendis seakan hilang, keberadaan wanita itu tidak terlacak, membuat Pio menambahkan pengamanan untuk istri dan anak-anaknya, ia menaruh beberapa orang kepercayaannya didepan komplek dan didepan rumah Geo, tak lupa dirinya yang sementara waktu tidak pergi bekerja demi untuk menjaga istrinya, walau keberadaannya terkadang seakan tak kasat mata, Pio rela.

Rela, asalkan orang kesayangannya dalam keadaan aman, tak jarang Pio mendapat tatapan sinis dari Geo, ucapan pedas dari anak itu sampai tatapan terluka dari Kinan yang masih setia dengan aksi bungkamnya.

Hanya Laksmi yang sedikit melunak, masih bersedia berbicara dengannya walau hanya untuk menyuruhnya makan atau istirahat, karena Laksmi tau saat Kinan dan anak-anaknya tertidur, Pio siap sedia berjaga diruang tamu, ditemani beberapa gelas kopi, teh atau coklat.

Saat Raja atau Satria menangis karena mengompol Pio tanpa ragu menggantikannya, berusaha membuat Kinan tidak terjaga sebab ia tahu dua jam sekali Kinan harus terjaga untuk memberi ASI pada anak-anaknya.


Mengapa tidak menggunakan popok sekali pakai saja? Kinan memilih tidak melakukannya, kecuali kalau mereka akan pergi keluar, seperti ke dokter misalnya.


Laksmi tidak bisa menutup mata untuk menyaksikan kasih sayang yang Pio curahkan untuk anak cucunya, sehingga membuatnya sedikit melunak.


Hari ini tepat hari kesepuluh Gendis menghilang, Pio hanya berharap wanita itu tidak kembali mengusik kehidupannya. Dipandangnya Kinan yang sedang tertidur dengan bagian dada tersingkap sehabis Raja memberi ASI raja, membuat Pio tersenyum lalu mendekat.


Dengan lembut Pio mengancingkan baju yang Kinan kenakan, menarik selimut lalu mencuri kecupan pada bibir Kinan yang begitu menggoda, sial sepertinya Pio harus berendam tengah malam begini.


Pio bergegas menuju keluar kamar, karena letak kamar mandi berada diluar kamar, tanpa Pio tahu sesaat setelah dirinya keluar kamar, Kinan membuka mata menyentuh baju yang baru saja terkancing serta dengan tangan yang lain menyentuh bibirnya, bisa Kinan rasakan detak jantungnya yang berdegup kencang, ya! Perasaan Kinan selalu sama, ia mencintai Scorpio. Suaminya.

🖤

Langkah terburu-buru Desi membuat dirinya tidak memperhatikan jalan, kedatangan Putra kerumahnya membuat dirinya kesal, membuat dirinya tidak bisa segera pergi karena sang mama menahannya, sedang Geo terus menerus meneleponnya.

Ia sedang berjalan menuju halte, ah.. tepatnya berlari kecil sambil mengambil ponsel dari dalam tas yang terus berdering, dalam hati ia mengumpat pada Geo yang benar-benar tidak sabaran, apalagi saat tau Putra ada dirumahnya. Sedang Geo tidak bisa kemana-mana karena Pio sedang keluar mengurus beberapa urusan kantor yang sempat terbengkalai.


Desi merasa bahwa bahunya ditabrak seseorang, membuat ia berbalik akan mengumpat tetapi dirinya malah tertabrak lagi perempuan bermasker dengan rambut pendek. Membuat dirinya terjatuh dan isi tasnya sedikit berhamburan.


"Sorry! Sorry!" Ucap perempuan itu, Desi menyernyit merasa kenal dengan suara perempuan itu. Perempuan tadi membantu Desi membereskan barang-barangnya. Lalu setelah Desi bangkit dirinya berlalu begitu saja sambil memasukkan sesuatu kesaku jaket kebesarannya.


Lagi Desi berdecak saat panggilan Geo masuk kedalam ponselnya, "Sabar Geofan! Gue udah dijalan ini!"


Desi mematikan sambungan teleponnya, niat awal memakai bis sirna sudah saat ia melihat ada taksi melintas, segera ia melambai untuk masuk dan segera menemui Geofan.


🖤


"Geo kedepan dulu ya Bu." Pamit Geo pada Laksmi yang sedang menggendong Satria.


"Ngapain Ge?" Tanya Kinan.


"Tuh temen Lo gak bisa masuk, lupa bawa dompet dia, lagian taksinya belum dibayar."

"Geofan, mbak gak mau ya kamu macem-macem sama Desi!"

"Aku satu macem aja mbak!" Jawab Geo sambil nyengir.

"Jangan PHP!" Jelas Kinan, membuat Geo mengacungkan tangannya seakan berkata 'ok'.

Geo berjalan menuju depan rumahnya, sengaja tidak membawa motor agar Desi menunggu disana, Geo terkekeh geli saat ponselnya berdering dan nama Desi menari-nari disana.

"Geo lama amat sih!" Sambut Desi membuat Geo tertawa, tanpa menjawab dirinya langsung menuju supir taksi untuk memberikan ongkos dan mengucapkan terima kasih.


"Aku gak bisa masuk tau, bapaknya larang aku masuk, mana aku lupa dompetku kemana ya?"

Lagi Geo hanya terkekeh membuat Desi menghentakkan kakinya sebal, "pak, lain kali kalau dia datang suruh masuk saja ya, dia akan kok."

"Pacarnya ya mas?"

"Temen kok." Jawab Geo membuat Desi terdiam. Dalam sudut hati terdalam Desi menghardik dirinya sendiri tidak seharusnya dirinya memang tidak terlalu banyak berharap.


Dilain tempat, seorang wanita dengan rambut sebahu dan masker yang selama beberapa hari ini setia menutupi setengah wajahnya sedang tersenyum sambil menimang-nimang sebuah dompet berwarna maroon yang ia pastikan akan bisa digunakan suatu saat nanti.


🖤


KINANTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang