Masquerade

363 71 25
                                    

:: Selamat Membaca ::

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


:: Selamat Membaca ::

"KIM HAKYUUUN!"

Pagi-pagi sekali, suara nyaring nyonya besar keluarga Park sudah memenuhi kediaman mereka. Pemilik suara itu, Kim Taehee, tengah duduk di ruang keluarga, meyaksikan berita pagi lewat televisi. Kedua mata wanita itu terbelalak menatap layar televisi tersebut sementara koran pagi di pangkuannya terjatuh ke lantai, di bawah kaki wanita itu.

Kim Hakyun, kepala pelayan keluarga tersebut, bergegas memasuki ruang keluarga untuk menghampiri majikannya. "Ya, Nyonya?"

"Lihat, Hakyun!" Tangan Kim Taehee menunuk ke arah televisi. "Berita apa ini yang mereka siarkan?" tanya wanita itu dengan panik. Sepasang mata Kim Taehee yang terbelalak tidak berani melepaskan pandangan dari layar kaca. Kim Hakyun mengikuti arah pandnag wanita itu dan kedua matanya ikut mebelalak lebar.

"Ambilkan ponselku, Hakyun!" perintah Kim Taehee. "Aku harus menghubungi Minjung." Hakyun menurut. Pria berambut klimis itu bergegas keluar ruangan untuk mengambil ponsel majikannya.


-----------------------------------


Lee Minjung sendiri tampaknya tenang-tenang saja saat dihubungi oleh Kim Taehee. "Ya, Taehee. Aku juga sedang melihatnya." Lee Minjung duduk menghadap layar televisi di perpustakaan sambil berbicara dengan calon besannya yang panik gara-gara berita di sejumlah stasiun televisi.

"Cepat atau lambat, media pasti akan tahu. Tapi saat ini, Myungsoo, kan, sedang di Taipei. Kita tunggu anak itu kembali, baru membuat konferensi pers," kata Lee Minjung, mencoba menenangkan Kim Taehee, lalu ia mengakhiri pembicaraan setelah berjanji akan membereskan semuanya. Dihelanya napas panjang. Lee Hyunjin, sekretarisnya yang sudah lama menunggu di ujung ruangan sejak tadi, menghampirinya sambil membawakan sejumlah majalah.

"Ini majalah-majalah yang terbit hari ini," kata Lee Hyunjin.

Lee Minjung meraih dan memeriksa majalah-majalah tersebut. "Bukan main wartawan-wartawan ini," komentarnya dengan nada datar. Ia sudah biasa menghadapi hal semacam ini, lain hal dengan Kim Taehee. Diserahkannya kembali majalah-majalah tersebut kepada Lee Hyunjin, lalu berkata, "Kirim semua file majalah ini ke Myungsoo."

"Baik, Nyonya."

"Lalu bagaimana dengan persiapan konferensi pers?"

"Saya masih menunggu jadwal dari Soojung," jawab Lee Hyunjin.

Lee Minjung mengangguk. "Yah, pokoknya kuserahkan semua padamu, Hyunjin."

Berita mengenai hubungan Jiyeon dan Myungsoo juga memancing keributan di kompleks Nonhyeon. Jalan masuk menuju bangunan Studion Jaelim Song tidak bisa dilewati. Tertutup oleh sejumlah van dan kendaraan lainnya milik beberapa media massa Ibukota. Jiyeon menghentikan mobilnya sambil mengamati situasi. Ia lihat, suasana di depan studio sangat ramai. Puluhan reporter dan wartawan berkerumun di luar pintu lobi, membawa berbagai alat perekam dan peralatan lainnya.

O R A N G ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang