Juice & Wine

360 69 49
                                    

:: Selamat Membaca ::

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

:: Selamat Membaca ::



Dering telepon apartemen Jiyeon samar terdengar dari arah ruang tengah. Jiyeon tidak menggubris. Ia sedang sibuk membersihkan lensa kameranya di dalam kamar, maka dibiarkannya mesin yang menjawab panggilan tersebut.

"Jiyeon, ini aku." Terdengar suara berat milik Myungsoo meninggalkan pesan. "Maaf, sepertinya kita tidak bisa pergi hari ini. Ada meeting yang harus kudatangi tiba-tiba. Nanti kuhubungi lagi."

Jiyeon terhenyak mendengar itu. Buru-buru ia melangkah ke luar ruangan, tetapi telepon dari Myungsoo sudah berakhir. Ia berdiri setengah mematung di ambang pintu dengan raut kesal. Hampir satu jam ia habiskan untuk menyiapkan peralatan memotretnya dan Myungsoo membatalkan kencan mereka begitu saja! "Oh! Aku benci kau, Kim Myungsoo!" gerutunya kesal.

Sekali lagi telepon apartemennya berbunyi detik berikutnya dan Jiyeon segera menerima panggilan itu, masih dengan perasaan kesal. "YA?!"

"Aduh, Jiyeon," kali ini terdengar suara Kwansoo, "pagi-pagi kok, mood-mu sudah jelek begitu?"

"Kwansoo?" suara Jiyeon berubah lunak begitu mengenali lawan bicaranya. Didengarnya Kwansoo tertawa menanggapinya.

"Ya, ini aku," jawab laki-laki itu. "Ada acara hari ini, Jiyeon? Sejong dan yang lain mengajakmu ketemu nih."


-----------------------------------


Jiyeon segera melaju dengan Range Rover miliknya menuju Noon Square. Kwansoo dan teman-teman mengajaknya bertemu di salah satu kafe di mal itu. saat ia tiba, empat sekawan itu sudah berkumpul. Meja mereka dipenuhi banyak makanan dan minuman.

"Park Jiyeon, selamat atas pertunanganmu!"

Nam Joohyuk memberinya selamat begitu mereka bertemu. Seperti biasa, laki-laki itu menyunggikan senyum renyah.

Jiyeon balas tersenyum lebar.

"Sorry, ya, kami tidak datang ke acaramu." Sejong berkata. Mahasiswi yang duduk di sampingnya itu memperlihatkan raut penuh penyesalan. "Kwansoo sih ngajak kami tapi aku nggak bisa membayangkan berada di tengah-tengah kalangan atas seperti kalian." Lanjut gadis itu.

"Iya, Jiyeon. Yang seperti itu bukan dunia kami. Bisa terlihat tolol nanti kami," sambung Joohyuk disertai tawa.

Jiyeon dan yang lain ikut tertawa menanggapi gurauan Joohyuk lalu Rowoon angkat bicara. "Ada berita bagus nih, Jiyeon." Mata laki-laki itu tertuju padanya. "Kami menang tender dan fotomu akan segera dipakai."

Suasana hening sejenak. Jiyeon balas menatap Rowoon setengah percaya. Ia tersenyum lebar. "Tidak mungkin!" ujarnya sambil melirik ke arah Kwansoo, meminta penjelasan.

Kwansoo mengangguk mantap. "We got it, Jiyeon. Thanks to you," kata laki-laki itu dan Jiyeon melepas tawa senang yang disusul oleh teman-temannya.

"Ayo, Jiyeon! Kita rayakan!" ujar Joohyuk disela-sela ramai tawa mereka. "Hari ini kami yang traktir."

O R A N G ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang