Falling

398 72 44
                                    

:: Selamat Membaca ::

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


:: Selamat Membaca ::

S10+ milik Myungsoo tidak aktif. Sejak kemarin malam, laki-laki itu tidak bisa dihubungi. Setiap kali Soojung berusaha menghubungi, yang ia dengar hanya rekaman suara Myungsoo memintanya meninggalkan pesan. Ia tidak tahu dimana laki-laki itu saat ini. Ia menghubungi Lee Hyunjin, laki-laki itu bilang Myungsoo tidak pulang semalam. Pagi ini laki-laki itu tak kunjung tiba di kantor.

Soojung nyaris frustasi. Ia berdiri gusar di samping jendela ruang kerjanya. Dia memijat keningnya, berharap paling tidak membantu menghilangkan pusing kepalanya. Jika Myungsoo tidak muncul dalam satu jam, ia terpaksa harus membatalkan dan menjadwal ulang semua meeting laki-laki itu untuk satu minggu kedepan, sesuatu yang bukan pekerjaan mudah. Yang lebih membuatnya frustasi, laki-laki itu menghilang tepat sehari sebelum acara pertunangan dengan Park Jiyeon.


-----------------------------------


Laki-laki yang dicari-cari saat ini berada di Ulsan. Terbaring di salah satu kamar hotel eksklusif di kota itu. myungsoo membuka kedua matanya perlahan. Suara gerutuan Jiyeon yang berisik membangunkannya dari tidur. Ia mengerutkan kedua alisnya. Samar-samar didapatinya sosok cantik Jiyeon berada di dalam kamar itu.

"Kau sudah bangun?"

Ia melihat gadis itu membuka tirai, membiarkan sinar matahari pagi menghambur masuk menghangatkan ruangan. Myungsoo tidak menjawab. Ia mendesah kesal karena istirahatnya terganggu.

"Semalam kau tidak mengunci kamarmu. Kau sadar tidak?" omel Jiyeon lagi.

Masih mencoba mengembalikan kesadarannya, Myungsoo bergumam pelan, "Pagi sekali sih, kau bangun."

Jiyeon melotot. "Ini sudah setengah tujuh, Myungsoo! Aku bisa kehilangan cahaya, nih!" hardik gadis itu. "Cepat bangun dan kutunggu kau di lobi setengah jam lagi!" Lalu, Jiyeon melangkah keluar dari kamarnya dan menutup pintu.

Myungsoo menghela napas, memaksakan diri untuk bangkit dari ranjang. Dia melangkah enggan ke arah kamar mandi. Entah mengapa ia menerima ajakan Jiyeon untuk pergi ke Ulsan.

Kemarin malam, ia masih berada di kantor saat gadis itu tiba-tiba datang. Jiyeon memasuki ruang kerjanya dengan dua lembar tiket pesawat di tangan. "Aku punya dua tiket," ujarnya. "Sudah booking kamar hotel dan taksi sudah menunggu kita di parkiran. Ayo berangkat! Kita harus cepat supaya tidak terlambat."

Gadis itu tidak memberinya kesempatan menolak. Jadi, disinilah mereka. Satu hari menjelang acara pertunangan.

Myungsoo berdiri di hadapan cermin kamar mandi, menatap langsung ke bayangan matanya sendiri yang terlihat gusar. Beberapa hari ini, ucapan Jiyeon saat kencan terakhir mereka di The Shilla Hotel masih memenuhi pikirannya. Gadis itu memintanya berusaha keras. Lucu. Berusaha keras untuk apa? Untuk jatuh cinta? Kalaupun memang semudah itu, maka sebelumnya ia harus melupakan sosok Nana terlebih dahulu. Sesuatu yang selama satu tahun ini tidak sanggup dilakukannya.

O R A N G ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang