XIII. JEBAKAN

138 8 2
                                    

Awal minggu berikutnya benar-benar awal mimpi buruk bagi semua siswa kelas tiga. Ujian Istimewa akan dilaksanakan tepat delapan minggu lagi, dan semua murid dicekoki tambahan jam pelajaran untuk persiapan ujian setiap pulang sekolah.

Di sekolahku yang lama—sekolah lokal—tambahan jam belajar seperti ini hanya diadakan setiap akhir pekan, sejak empat bulan menjelang ujian; program penambahan hari belajar ini dinamakan 'Pemantapan', tapi di The Grand, tambahan jam diselenggarakan setiap hari. Jadilah semua murid kelas tiga pulang dua setengah jam lebih lambat daripada jadwal biasanya.

Jika di sekolah lokal ada Ujian Negara, maka di The Grand ada Ujian Istimewa. Ujian bagi sekolah internasional ini lebih mirip Ujian Sekolah disekolah lokal walau sama-sama diselenggarakan oleh negara; hanya dengan maksud agar semua murid bisa mempunyai NEM untuk standardisasi kelulusannegara.

Walau lebih membingungkan, setidaknya aku bersyukur, di sini ujiannya tidak harus repot-repot diselenggarakan dua kali seperti di sekolah lokal, Ujian Negara dan Ujian Sekolah dibedakan dalam hal waktu penyelenggaraan dan prosesnya. Di The Grand peraturannya lebih simpel, standardisasi kelulusan Ujian Istimewa-lah yang menjadi syarat kelulusan.

Namun, hal itu bahkan tak cukup untuk sedikit saja menyingkirkan kekhawatiranku.
Segala hal yang terjadi belakangan ini benar-benar membuatku stres. Gaya hidup outdoor-ku yang hampir serba sembunyi-sembunyi—karena Stefhan terlalu mengkhawatirkan keselamatanku yang terancam oleh orang- orang yang memburunya—benar-benar membuatku gila. Aku hampir selalu berganti-ganti kendaraan; masa singkat kebersamaanku dengan Ford baru sudah habis karena Stefhan menyediakan tiga mobil yang berbeda untuk kupakai bergantian setiap harinya, yang tentunya dilengkapi anti-GPS. Kadang, seandainya keadaan sedang memungkinkan, aku harus meminta Pak Taufik—yang selalu siap sedia kapan pun aku membutuhkannya—untuk mengantarku ke tempat-tempat tertentu yang cukup dekat; itu pun terhitung jarang karena kami juga khawatir ia jadi ikut-ikutan terlibat dalam masalah. Gaby tentu tidak perlu tahu-menahu mengenai semua ini, ia bisa bicara macam-macam pada mama atau John saking khawatirnya.

Aku sangat heran mengapa Stefhan dan Tatiana—yang dengan sombongnya memutuskan untuk mengikuti Ujian Istimewa—masih bisa berepot-repot menjalani hari-hari sekolah sambil menjagaku tetap selamat, di tengah-tengah kesibukan mereka dengan pekerjaan dan pelacakan sisa anggota AHA yang mungkin saja masih berada di Indonesia, terutama di Jakarta. Masa lalu dan masa depanku tak luput dari pengamatan Tatiana. Wajahnya terlihat pucat selama beberapa hari, dan aku sempat terkejut saat melihatnya mimisan di kelas Olahraga. Ia bilang terlalu sering bergulat dengan waktu memang dapat membuat kesehatannya terganggu, karena kemampuan sehebat apa pun akan memiliki batasan selama itu masih terdapat di tubuh manusia. Walau ia berkeras bahwa itu bukan masalah besar baginya, aku tetap ngotot menyuruhnya beristirahat selama beberapa hari dan bersumpah tak akan memaafkannya kalau ia menggunakan kemampuannya lagi selama sisa masa pemulihan.

Di luar pengamatanku, wajah Stefhan yang berusaha tetap terlihat tenang dan lembut setiap kali berhadapan denganku dan teman-temanku me- nyembunyikan kekhawatiran mendalam yang tak bisa kutebak. Sebenarnya dalam keadaan seperti ini bukan menjadi pertanyaan besar mengapa ia harus mengkhawatirkan banyak hal sekaligus—satu-satunya hal yang membuatku miris adalah kenyataan bahwa akulah bagian dari kekhawatiran Stefhan, bukannya malah orang yang membantu meringankan bebannya.

"Kau tak perlu terlalu memaksakan diri, kau tahu?" Aku melahap sisa potongan piza bagianku banyak-banyak, lalu menyodorkan piring besar berisi potongan piza yang belum disentuh Stefhan.

Ia tersadar dari lamunannya, berlagak biasa-biasa saja, lalu melahap setengah slice piza. "Aku baik-baik saja."

"Lingkaran hitam di bawah matamu tidak mendukung pernyataanmu barusan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MASK(S)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang