Entah apa yang harus aku katakan sekarang, pada nyatanya apa yang seharusnya tak perlu ku lihat justru sebaliknya.
Aku melihat semuanya, foto dan video yang terus terekam dalam otak bak kaset rusak. Aku benci akan hal ini, seharusnya memang aku block saja akun sialan itu.
Namun aku diam, tak berkutik sama sekali. Hanya memandanginya sambil mencoba untuk tertawa, walau jauh di lubuk hati rasa tangis yang terus menyeruak hingga akhirnya mengeluarkan bulir air mata.
Apa kamu tahu? Tentu saja. Tidak.
Kamu hanya diam, tanpa ada rasa ingin memberitahuku apapun, dan aku yang tanpa kamu bicara pun tahu apa yang kamu lakukan.
Setertutup itukah kamu? Seposesif itukah aku?
Begitulah kita. Yang ingin saling terbuka namun hanya sebuah 'kata' tanpa ada rasa ingin menjalankan 'kata' itu menjadi 'aksi'.
Jika kamu baca, semoga paham ya.
Btw, kuacinya enak.
(:
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐡𝐨𝐮𝐠𝐡𝐭𝐬: 𝐇𝐞𝐫
Poetry【M y O w n T h o u g h t s】 •-•-•-•-•-• From The Bottom Of My Heart •-•-•-•-•-• Have you ever read something that unspoken? Oh. <••• ••• ••• ••• •••> 𝐂𝐨𝐩𝐲𝐫𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐫𝐞𝐬𝐞𝐫𝐯𝐞𝐝 © 𝟐𝟎𝟏𝟗 𝐓𝐡𝐨𝐮𝐠𝐡𝐭𝐬: 𝐇𝐞𝐫 © 𝐰𝐡𝐢𝐭𝐞-𝐭𝐨𝐰...