"When you are in love and you get hurt, it's like a cut...it will heal, but there will always be a scar."
Semua orang tengah sibuk di kediaman Byun karena besok malam adalah hari pertunangan ku dan Baekhyun. Sementara aku hanya memandangi mereka yang berlalu lalang sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Aku ingin membantu juga sebenarnya tapi Sooyoung Eomma melarang ku untuk melakukan pekerjaan. Eomma bilang calon tunangan harus istirahat, jadilah aku hanya duduk diam di sofa ruang tengah.
"Dimana Baekhyun? Eomma tidak melihatnya sedari tadi." Sooyoung Eomma bertanya tentang Baekhyun padaku. Benar aku juga tak melihat Baekhyun sejak tadi pagi.
"Mungkin ia sedang berada di kamarnya, Eomma." Jawabku asal karena aku memang tak tahu dimana Baekhyun sekarang.
"Kalau begitu bisa kau panggilkan Baekhyun? Ada yang ingin Eomma bicarakan padanya."
"Baiklah Eomma." Aku segera naik ke lantai 2 menuju kamar Baekhyun memastikan apa ia benar-benar ada di kamarnya.
Ku lihat pintu kamarnya sedikit terbuka dan menampakkan Baekhyun sedang melakukan percakapan di telfon. Aku bermaksud kembali lagi setelah Baekhyun selesai menelpon tapi percakapan Baekhyun dengan seseorang di seberang sana membuat langkah ku terhenti dan aku membeku diam di tempat.
"Aku tahu Taeng. Kau tenanglah semua akan baik-baik saja."
"......."
"Aku tak akan menyakitimu Taeng. Percayalah."
"......."
"Kau bisa pegang janji ku, sayang."
"......"
"Apapun yang akan terjadi nanti. Aku akan tetap mencintaimu. Kau dengar Aku mencintaimu selalu."
"....."
Tanpa aku sadari air mata ku jatuh begitu saja dan aku benar-benar tak bisa menahannya. Dadaku begitu sesak seperti oksigen tak bisa masuk ke paru-paru ku. Ini benar-benar lebih menyakitkan daripada saat aku membaca chat percakapan Baekhyun dengan Kim Taenggu nya itu. Aku benar hancur sekarang, bagaimana tidak aku melihat dan mendengarkan sendiri calon tunangan ku orang yang paling aku cintai mengatakan cinta pada orang lain sementara mengucapkan cinta untuk ku saja Baekhyun tak pernah.
Kaki ku lemas seakan tak bisa menopang lagi berat tubuhku. Namun aku bertahan agar tak jatuh pingsan sekarang.
Aku dengar Baekhyun sudah selesai dengan percakapannya di telpon. dengan cepat aku menghapus air mata ku, menarik napas dalam dan berdiri tegak seolah-olah aku baru saja datang dan ingin memanggilnya dalam kamar.
tok...tok...tok.."ini aku Baekhyun, Ji Eun." Aku mencoba mengatur ekspresi wajah ku agar tak terlihat seperti wajah seseorang yang baru saja terlukai.
"Masuklah Ji." Baekhyun mempersilahkan ku untuk masuk ke kamarnya, aku membuka pintu dan langsung masuk. Mata ku dan mata Baekhyun saling bertatapan. Ku lihat tak ada raut rasa bersalah ataupun menyesal di wajahnya yang hanya ada tatapan datar dan dingin seperti biasa.
"Eomma memanggil mu Baekhyun. Eomma bilang ada yang perlu dibicarakan dengan mu." Jawab ku. Tanpa berkata apa pun Baekhyun berjalan mendekati ku lalu menggenggam tangan ku dan membawa ku keluar dari kamar nya.
"Ayo kita temui Eomma di bawah." Baekhyun tersenyum pada ku seolah-olah senyum nya itu tulus padaku tapi aku tahu itu adalah sebuah kepalsuan.
Aku membalas senyum Baekhyun lalu melepaskan genggaman nya dari tangan ku. " Aku rasa kau saja yang menemui Eomma, Sepertinya aku sedikit lelah Baekhyunna. Aku ingin istirahat saja di kamar ku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadness Of Love
FanfictionLee Ji Eun gadis polos yang harus terseret ke dalam kehidupan Byun Baekhyun yang rumit dan menyakitkan, Mampukah Ji Eun bertahan?