Chapter 10 : The War

99 13 9
                                    

"Life ends when you stop dreaming. Hope its lost when you stop believing. And love fails when you stop caring."

Aku mengerjabkan mata Pertama kali yang kulihat ketika aku membuka mata adalah sebuah kamar yang tidak aku kenali. Aku mencoba mengumpulkan tenaga untuk bangkit dari posisi tidur, kepala ku yang begitu sakit membuatku harus bersandar di dashboard ranjang. Ku edarkan pandangan ke seluruh isi kamar dan aku benar-benar asing dengan tempat ini. Kulihat ada sebaskom air dan handuk kecil di meja nakas samping tempat tidur dan aku juga baru menyadari ada yang mengganti baju basah ku dengan piayama tidur 'apa yang terjadi padaku sebenarnya.' Aku mulai bertanya-tanya sendiri. Dengan rasa penasaran yang begitu besar akhirnya aku bangkit dari ranjang dengan kepala yang berdenyut nyeri lalu keluar dari kamar. 'Apartemen ini begitu sepi,kemana pemiliknya?' Batin ku mencari di setiap ruang di apartemen ini. terakhir dengan langkah yang sedikit berat aku memeriksa dapur, ku lihat seseorang sedang memasak di sana. Apa dia pemilik apartemen ini? Tapi sepertinya aku mengenal postur tubuh orang yang tengah membelakangi ku itu. Aku pun melangkah mendekat "Zy Eonni."

*****

Author's pov

Suzy yang mendengar suara sang adik langsung menghentikan kegiatan membuat makanan "Kau sudah bangun rupanya. Aku baru akan membangunkan mu ketika aku selesai memasak."

"Apa yang kau lakukan disini, Eonni?" Ji Eun mengernyitkan dahi bingung.

"Seperti yang kau lihat aku sedang memasak." Jawab Suzy santai sambil melanjutkan acara memasaknya.

"Bukan itu maksudku. Apa yang kau lakukan di korea? Bukankah kau sudah kembali ke China bersama Appa dan Eomma?"

"Akan Eonni jelaskan padamu nanti, sekarang kau tunggulah di meja makan. Makanan nya sebentar lagi siap."

Ji Eun langsung duduk di meja makan seperti yang di perintahkan oleh Eonninya. Sembari memperhatikan sang Eonni yang sibuk memasak.

15 menit Ji Eun menunggu akhirnya Suzy selesai. Dia menata makanan di atas meja.
"Makanlah ini sudah aku masak makanan kesukaan mu." Suzy meletakkan makanan di atas piring Ji Eun, Ji Eun merasa terharu melihat perlakuan Eonninya itu. Ia sudah lama sekali tak mendapatkan perlakuan setulus itu yang ada hanya perlakuan manis dengan tipu muslihat dibelakangnya.

Suzy menempalkan telapak tangannya di dahi Ji Eun. "Demam mu sudah turun. Setelah makan nanti minumlah obat yang kuberikan dan kau akan segera pulih kembali." Suzy menarik kursi yang ada di depan Ji Eun.

"Eonni, bisakah kau menyuapi ku seperti saat aku SD dulu. Aku merindukan suapan mu, Eonni." Ji Eun menyodorkan piringnya ke depan Suzy.

Suzy yang melihat keinginan adiknya itu, mengambil piring yang Ji Eun sodorkan. "Aigoo, ternyata adikku masih sama seperti dulu, manja." Suzy mencubiti pipi Ji Eun gemas.

"Hentikan, Eonni. Aku sudah dewasa. Lagipula ini sakit." Ji Eun mengelus pipinya yang memerah akibat dari perbuatan Suzy.

"Araseo....araseo kau sudah dewasa. Sekarang buka mulut mu rusa kecil." Suzy menyodorkan satu sendok makanan di depan mulut Ji Eun tanpa basa basi Ji Eun langsung melahap suapan yang di berikan oleh Eonninya.

Setelah selesai sarapan Suzy dan Ji Eun duduk santai di sofa dengan Ji Eun yang bermanja-manja dengan Suzy.

"Eonni kau belum menceritakan pada ku kenapa kau bisa berada di korea." Kata Ji Eun sambil memeluk manja tubuh Eonninya.

"Aku ingin menjaga mu karena aku tahu kau masih membutuhkan aku." Jawab Suzy sambil menciumi pucuk kepala Ji Eun.

"Lalu bagaimana pekerjaan mu di rumah sakit?" Tanya Ji Eun

Sadness Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang