Chapter 11 : The Wedding

77 15 0
                                    

"In love, if you look for it, he will avoid you, but if you become a person who deserve beloved, he will surround you."

Mungkin semua orang yang akan menikah akan tersenyum bahagia di hari pernikahannya, tapi tidak dengan diriku. Aku hanya bisa menatap wajah sendu ku di cermin, ku coba menarik ujung bibir ku agar tersenyum dan meyakinkan berkali-kali dalam hati 'kau pasti bisa Ji Eun.' Tapi tetap saja hasilnya sama aku tetap tidak bisa tersenyum dan merasa bahagia. Awalnya aku kira pernikahan ini juga tidak akan pernah terlaksana karena Baekhyun tak kunjung ada kabar dan aku mulai pasrah dengan keadaan jikalaupun pernikahan ini sampai di batalkan. Tapi entah darimana Baekhyun tiba-tiba muncul di apartemen tepat 2 hari sebelum hari pernikahan kami dan mengatakan dengan santai tanpa rasa bersalah "Mari kita jalani kehidupan pernikahan." Aku bahkan mengutuk diriku sendiri kenapa aku masih bisa berdiri tegak di sini padahal hati ku meraung untuk tak melakukan ini semua.

"Apa kau sudah selesai?" Tanya Zy Eonni yang tiba-tiba masuk. Aku hanya tersenyum melihat bayangan Zy Eonni di cermin. Dia mendekati ku lalu memegang pundak ku erat.

"Apa kau yakin tentang ini?" Tanya nya lagi. Aku melihat dari bayangan cermin ada seraut kekhawatiran di wajah Zy Eonni.

Aku menarik nafas dalam "Entah lah." Jawab ku. Zy Eonni memutar tubuh ku agar menghadap ke arahnya.

"Jika ini semua menyakiti mu. Aku mohon berhentilah melangkah sebelum semuanya terlambat. aku tak ingin kau terluka." Zy Eonni memasang wajah memohonnya padaku.

"Aku tak tahu Eonni. Aku hanya merasa bingung di satu sisi aku ingin berdiri kokoh dan mempertahankan apa yang seharusnya menjadi kebahagiaan ku tapi di satu sisi yang lain aku ingin menyerah dan tak ingin melakukannya lagi. Hati ku sudah cukup lelah untuk di sakiti." Aku tersenyum mencoba untuk tidak menangis kali ini.

"Aku tak tahu apa yang ada dalam pikiran mu tapi aku akan menghargai apa pun keputusan mu. Eonni akan selalu mendukung mu apapun yang terjadi." Jawabnya sambil berkaca-kaca menahan tangis. Ia kemudian membawa ku kedalam pelukan hangatnya.

"Terima kasih Eonni. You're my the best sister." Aku menenggelamkan wajah ku di ceruk leher Zy Eonni.

"Apa aku mengganggu?" Sebuah suara membuat diriku melepaskan pelukan Zy Eonni. Aku mengalihkan pandangan, Chanyeol Eonni sudah berdiri di ambang pintu.

"Tidak Oppa. Masuklah." Chanyeol Oppa melangkah masuk ketika aku sudah memberikan izin padanya.

"Kalau begitu aku keluar dulu, kurasa ada yang ingin kalian bicarakan berdua. Oh ya jangan kau apa-apa kan adikku tuan Park. Akan ku bunuh kau nanti" Setelah mengancam Chanyeol Oppa, Zy Eonni melenggang pergi sementara Chanyeol Oppa hanya tertawa mendengar ancaman Zy Eonni, aku bingung melihat interaksi mereka aku tidak pernah tau kalau mereka berdua sedekat itu.

"Ada apa kau menemui ku Oppa?" Tanya ku.

"Aku ingin memberi mu ini." Chanyeol Oppa menyodorkan sebuah hadiah mirip kado berbentuk kotak yang sedari tadi di pegangnya.

Aku mengambil hadiah Chanyeol Oppa,"Apa ini?" Aku mengerutkan dahi sambil terus memandangi kotak yang ada di tangan ku.

"Hadiah untuk mu. Kau bisa membukanya nanti setelah selesai pemberkatan." katanya tersenyum.

"Terima kasi, Oppa."

"Tak apa kau sudah ku anggap adik ku sendiri. Kau baik?" Chanyeol bertanya dengan raut wajah khawatir sama seperti yang di tunjukkan Zy Eonni tadi.

"Aku baik Oppa. Kau bisa lihat sendiri kan?" Kata ku tersenyum pura-pura agar Chanyeol Oppa bisa mempercayai ucapan ku.

"Aku harap itu benar. Aku tidak ingin kau terluka lebih lagi. Aku hanya ingin kau bahagia."

"Aku tidak, Oppa. Kau tenang saja jangan khawatir."

"Syukurlah. Kalau begitu ayo segera keluar. Tamu undangan sudah pada menunggu mu." Jawabnya tersenyum sambil mengusak rambut ku pelan tidak ingin merusak tatanan rambut ku.

*****

Author's pov

Ji Eun dan Chanyeol keluar bersama dari ruang rias pengantin . Di depan pintu Suzy sudah menunggu "Sudah selesai?" Tanyanya. Ji Eun hanya mengangguk.

"Kalau begitu ayo kita temui Appa." Kata Suzy menggenggam tangan adiknya erat.
.
.

Ji Eun dan ayahnya sekarang telah berdiri di depan pintu ruangan dimana pemberkatan akan dilaksanakan setelah Suzy dan Chanyeol mengantarkannya pada Appa nya tadi.

"Apa kau gugup Ji?" Tanya Appa nya yang menyadari sedari tadi sikap anaknya ditambah lagi tangan Ji Eun yang di genggam Appanya terasa dingin dan berkeringat.

"Ya aku sedikit gugup Appa karena ini yang pertama untuk ku." Kata Ji Eun menghembuskan nafas pendek.

"Tenanglah. Appa juga dulu seperti mu ketika akan melamar Eomma mu. Jadi kau tak perlu gugup." Appa Ji Eun menenangkan sang anak dan Ji Eun mengangguk.

"Sekarang berpeganglah di lengan Appa. Kau akan aman." Appa Ji Eun memberikan lengannya. kemudian Ji Eun melingkarkan lengan kecilnya ke lengan Appanya. Kemudian pintu ruangan terbuka, Ji Eun menghela nafas pendek. Di sana semua tamu undangan berdiri di tempatnya fokus kepada Ji Eun termasuk Baekhyun. Ji Eun melihat Baekhyun sudah berdiri gagah di altar dengan jas hitamnya, ia terlihat berkali-kali lipat lebih tampan pikir Ji Eun. Ji Eun berjalan pelan mengikuti langkah sang ayah. Ji Eun merasa semua mata memang tertuju padanya. Diam-diam Ji Eun melirik ke arah para tamu, disana berdiri Eommanya,Sooyoung Eomma dan Siwon Appa. Ada juga Eonninya yang berdiri di samping Chanyeol. Ji Eun mencari-cari seseorang dan ternyata dia hadir. Ji Eun melirik lagi ada seseorang yang berdiri disamping wanita cantik tersebut dan sepertinya Ji Eun mengenalinya. Ketika Ji Eun melangkah tepat di depan mereka berdua Ji Eun begitu terkejut tapi masih menjaga wajahnya agar tetap lurus menatap ke depan, ya itu Joon Gi yang berdiri tepat di samping Taeyeon.

Setelah Ji Eun sampai di altar sang ayah memberikan tangan putri cantiknya pada Baekhyun sang calon suami. Baekhyun menyambut tangan Ji Eun kemudian membawanya tepat ke hadapan pendeta untuk mengucap janji suci sehidup semati.

"Pada pernikahan suci ini, yaitu di seoul, pada hari Sabtu, tanggal 20 Januari 2019 akan dipersatukan: Byun Baekhyun dan Lee Ji Eun. Sekarang sebagai seorang hamba Allah saya akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada kedua mempelai . Pertanyaan-pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui kesungguh-sungguhan mereka dalam memasuki pernikahan suci ini."

"Apakah saudara mengakui dihadapan Tuhan bahwa saudara bersedia dan mau menerima Lee Ji Eun sebagai istri saudara satu-satunya dan hidup bersamanya dalam pernikahan suci seumur hidup saudara?"

"Saya, Byun Baekhyun menerima engkau, Lee Ji Eun menjadi satu-satunya istri dalam pernikahan yang sah, untuk dimiliki dan dipertahankan, sejak hari ini dan seterusnya, dalam suka dan duka, semasa kelimpahan dan kekurangan, di waktu sakit dan di waktu sehat, untuk dikasihi dan diperhatikan serta dihargai sampai kematian memisahkan kita, menurut Tuhan dan iman percaya saya kepadaNya, kuucapkan janji setiaku kepadamu." Jawab Baekhyun mantap sambil menatap Ji Eun dengan tatapan misterius.

"Apakah saudara bersedia menjaga kesucian perkawinan saudara ini sebagai 'istri' yang setia dan takut akan Tuhan sepanjang umur hidupmu? Saudara Lee Ji Eun" Tanya Pendeta pada Ji Eun.

"Sa-saya...."

Tbc

Author's Note :

Jangan Lupa tinggalkan jejak ya

Sadness Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang