menceritakan rumah tangga bapak sehun dan mama irene yang punya anak perawan 12.
mau tau gimana silahkan di baca ajh, buat seru seruan bahasa gj kalian jangan tanya kenapa gue bikin cerita ini karena gue juga gatau pengen ajh. yuk lihat.
suara deru mesin mobil berkecepatan tinggi menerobos jalanan. sehun nampak seperti orang gila dengan membawa mobil berkecepatan tinggi.
"sehun ! kau gila santai saja". chanyeol sedikit cemas bahkan dia harus memegangi erat pengan pada mobilnya. sehun memaksa untur tukar kemudi dengan chanyeol saat pria itu sempat membawa mobil dengan kecepatan sedang.
" kau lambat bagaimana aku bisa santai sedangkan ada 11nyawa anak ku hampir melayang!" marah sehun.
sehun tidak bisa berpikir jernih sekarang yang dia pikir kan hanya anak anak nya itu kembali padanya.
"cepat cari cari cari!!" teriak ten. ten memberhentikan kendaraan nya, mereka sudah kehilangan jejak mobil yang sempat di duga penculik ternyata hanyalah sebuah mobil biasa.
"paman bagaimana ini? bagaimana jika mereka tidak ketemu?". ucap eunbi dengan raut wajah sedih, air mata nya tidak berhenti sedari tadi, dia terus mencemaskan adik adiknya.
" nona muda tenang, mereka pasti akan ketemu".
"aku akan mengecek cctv bos, ini jalanan sepertinya ada kamera" ucap jhony
"hmmm ngrrrrr ngggmmm" suara erangan terus terdengar.
para pria berbadan besar itu satu persatu menyeret anak anak sehun irene yang terikat mulutnya ditutupi lakban dan kepalanya di tutupi kain hitam.
satu persatu mereka di seret dan dijatuhkan begitu saja layaknya sebuah barang.
"arrrghhh!" erang mereka yang berteriak namum terhalang.
"makanya jangan berani melawan kami, nikmati saja di sini sampai ajal kalian tiba HAHAHAHA" ucap pria pemimpin kelompok itu.
"arrrgghhhh!!!" teriak mereka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(kira kira seperti itu)
tawa para kelompok penjahat itu harus terhenti karena seseorang pria masuk diantara mereka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.