Prolog

1.3K 127 34
                                    

Rumah besar itu terlihat begitu ramai di isi kegiatan para pelayan yang menyiapkan makan malam spesial.

Semua menu ala Eropa tersaji apik di atas meja. Tak lupa minuman beralkohol pun ikut berpartisipasi. Waktu menunjukan pukul 09:00 malam. Sang Tuan besar yang menjadi dalang kesibukan semua pelayannya hari ini nampak berjalan turun dari tangga. Penampilannya begitu menarik semua pasang mata di sana.

"Apa sudah selesai?" Tanya Lee Seokmin. Pemilik rumah serta semua harta yang berada di dalamnya.

"Sudah Tuan" jawab seorang kepala pelayan yang nampak sudah sangat berumur.

Seokmin tersenyum lalu melihat satu persatu makanan yang di hidangkan. "Jika kakak ku tidak menyukai semua makanan ini. Apa kalian tau resikonya?"

Semua pelayan sontak menundukan kepala. Tak berani menatap senyuman iblis Tuannya yang menyeramkan.

Bersamaan dengan itu, sebuah mobil mewah baru saja memasuki perkarangan rumah Seokmin. Seorang pelayan berlari pelan memasuki rumah dan menunduk setelah jaraknya dengan Seokmin cukup dekat.

"Tamu anda sudah datang, Tuan"

Seokmin menatap kepala pelayan dan menyuruh pria tua itu untuk membawa semua anak buahnya pergi dari sana.

Saat pintu utama terbuka. Seokmin merapihkan pakaian nya lalu tersenyum hangat kepada pria tampan yang sedang berjalan kearahnya.

Mereka berpelukan. Tak lama, hanya seperkian detik tanpa kalimat ucapan selamat datang.

"Di mana koper mu?" Tanya yang lebih muda.

"Mobil"

"Kau tidak menurunkan nya?"

"Untuk apa? Aku tidak akan tinggal di rumah ini"

"Kenapa?!!" Seokmin kesal.

"Aku sudah menyewa Apartemen"

"Jihoon, ada apa dengan mu? Kau tau rumah ku memiliki banyak kamar kosong"

"Aku tidak ingin menumpang"

Seokmin menghela nafas lalu menarik sebuah kursi dan mendudukinya. "Yeah~ terserahlah. Kau sama sekali tidak berubah"

"Wajah mu juga terlihat sama saja. Tidak ada perubahan yang signifikan"

"Berhenti menilai wajah ku! Duduklah dan makan sesuatu"

Jihoon melakukan apa yang Seokmin katakan, dia mengambil sendok lalu menyuap sesuatu kedalam mulutnya. "Pecat semua koki di rumah ini" Titah pria itu mutlak.

"Hmm" anggukan kecil Seokmin akan menjadi akhir dari karier beberapa orang yang telah mengabdi padanya.

Tak lama kemudian, Jihoon meletakan sendok di tangannya lalu mengambil sehelai tisu. Seokmin sendiri hanya diam memperhatikan. Pria berusia 27 tahun itu tidak berselera untuk menyantap makanan yang sangat asing di lidahnya.

"Cepat katakan tujuan mu meminta ku datang kemari"

Jihoon dan Seokmin memang telah lama berpisah sejak kedua orang tua mereka memutuskan untuk pindah ke Jerman. Jihoon yang saat itu masih berstatus mahasiswa terpaksa harus melanjutkan pendidikan di sana dengan jurusan yang berbeda, jurusan yang di pilih oleh Ayahnya. Jika saat di Korea jihoon mendalami bidang kesenian, maka di Jerman Jihoon terus di suapi ilmu bisnis yang saat ini bersarang di otak nya. Jihoon sudah melupakan mimpinya untuk menjadi seorang musisi. Kini hidupnya hanya sebatas alat pencetak uang. Perusahan milik Ayahnya terus berkembang di bawah kekuasaannya. LeeGroup telah menjadi sorotan dunia. Perusahaan terbesar yang mempengaruhi perekonomian beberapa Negara. Nama Jihoon terpampang di beberapa sertifikat saham yang bernilai ratusan juta dollar.

Bad guy🍁 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang