4. Pertemuan

622 109 55
                                    


Pukul 09:00 pagi. Aku baru berhasil memasuki gerbang utama perusahaan. Aku sudah menyiapkan berbagai alasan yang mungkin dapat sedikit membantu ku untuk membela diri.

Keringat ku mengalir deras di balik kemeja yang aku kenakan, aku gugup, aku takut dan aku gelisah. Aku bukan karyawan biasa yang hanya mendapat surat teguran jika terlambat. Pimpinan ku adalah seorang iblis tampan yang dapat memecat ku tanpa belas kasihan. Dia pula tidak segan untuk mengancam dan memberi ku hukuman atas kesalahan kecil yang aku lakukan. Dan sekarang aku terlambat di hari bersejarah bagi nya.

Sial!!

Meja resepsionis terlihat sangat rapih dengan desain yang sedikit berbeda. Hey! Kapan mereka mengubahnya?

Aku tersenyum kala menyadari ada Rebekah yang tengah menatap ku dengan tajam di sana. Tangannya membawa dua jurnal dan beberapa buku catatan milik ku.

Saat jarak kami cukup dekat, Rebekah memberikan semua benda itu padaku.

"Kerja bagus, sayang.. Terlambat di hari kebahagiaan Seokmin??"

Aku memasang wajah menyesal. "Apa rapatnya sudah dimulai?"

Rebekah tersenyum lalu menarik ku agar berdiri di sebelahnya, tak lama segerombolan orang berjalan melewati kami. Sebagian dari mereka adalah para pemegang saham dan para sekretaris nya. Aku tersenyum melihat Seokmin di antara gerombolan orang itu.

"Keberuntungan. Bukan hanya kau yang terlambat hari ini. Jika saja kau berjalan di belakarang orang-orang itu. Tamatlah riwayat mu nak.." ujar Rebekah seraya menatap punggung punggung manusia kaya yang lenyap di telan persimpangan.

Rebekah adalah rekan kerja sekaligus teman dekat ku. Dia adalah sekretaris umum pimpinan. Tugasnya membantu siapa saja yang memang berhak berurusan dengan nya.

Ada beberapa pimpinan di perusahaan ini, dan para pimpinan itu memiliki sekretarisnya masing-masing. Seperti aku yang menjadi sekretaris Seokmin. Tugas ku hanya membantu dan melancarkan semua pekerjaan orang itu. Berbeda dengan Rebekah, Tugasnya cenderung membantu dan menggantikan posisi para sekretaris saat mereka tidak dapat bekerja. Selain itu, Rebekah juga selalu mengawasi kami. Dia adalah atasan kasat mata para sekretaris pribadi di perusahaan ini. Walau begitu, dia cukup rendah hati.

"Dimana ponsel mu? Kenapa aku tidak bisa menghubungi benda itu?"

"Hilang" Jawab ku singkat. Saat ini aku dan Rebekah berjalan menuju ruang rapat. Mata ku sepenuhnya fokus pada jurnal yang aku pegang dan membaca kalimat-kalimat di sana hingga beberapa kali.

"Hilang? Bagaimana bisa?"

"Ceritanya panjang"

Sebenarnya aku bisa merangkum sebuah peristiwa dengan mudah. Tapi kali ini aku menyembunyikannya kemampuan itu demi kebaikan diri ku sendiri.

"Membutuhkan bantuan untuk membeli ponsel baru?"

"Tidak untuk sekarang, aku sibuk"

Sebenarnya alasan utama ku adalah aku tidak mempunyai cukup uang.

"Ahh benar! Kau akan sangat sibuk dengan pimpinan baru mu. Oh ya? Kau sudah bertemu dengan nya?"

Aku mengernyit. Pertanyaan macam apa itu? Bagaimana mungkin aku bisa bertemu orang penting seperti dia di luar perusahaan.

"Belum. Mungkin hari ini, itu pun jika dia menghadiri rapat"

"Aku sudah bertemu dengannya. Satu hal yang perlu kau tau"

Aku menyipitkan kedua mataku. "Apa?"

"Dia tampan!"

Oh ya Tuhan.. Wajah memuja Rebekah benar-benar menyebalkan. Bisa-bisa nya wanita ini bersikap seakan tidak memiliki suami.

Bad guy🍁 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang