5. Sandwich dan Susu hangat

629 99 27
                                    

Hari ini aku pulang lebih awal. Tidak ada banyak pekerjaan, semuanya menunggu untuk di tumpuk esok hari.

"Berangkat terlambat tapi pulang lebih cepat" Sakha menyapa ku di sofa kesayangan nya.

Aku menghela nafas lalu mendudukkan diri tepat di samping nya. Aku bisa melihat wanita itu sedang membuat Tugas kuliahnya dengan bantuan sebuah laptop.

"Apa kau sudah memasak sesuatu? Aku lapar" keluh ku.

Sakha menghentikan kegiatan mengetiknya lalu menoleh padaku. Dia terlihat cantik jika sedang dalam fase jinak seperti ini. Wajahnya yang mendominasi manusia kulit putih dengan mata biru padam membuat ku ingat kepada keluarga nya.

"Aku belum sempat memasak. Dan sepertinya aku tidak memiliki waktu sampai tugas ku rampung. Biasanya kau akan pergi makan malam bersama Rebekah. Ada apa dengannya hari ini?"

"Aku tidak bisa menghubunginya untuk membuat jadwal makan malam seperti biasa. Kau tau status ku sekarang adalah manusia modern tanpa ponsel"

"Baru sehari tak memegang ponsel kau sudah mengeluh"

"Ayolah.. semua kegiatan ku berhubungan dengan benda persegi itu"

"Berubah pikiran? Aku masih menawarkan tabungan ku untuk kau pakai"

"Tidak. Pesankan saja aku makanan"

Sakha mengangguk patuh. Aku bangkit dan melangkah menuju kamar. Sesampainya di dalam kamar, aku melepas semua pakaian ku lalu meraih handuk dan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

10 menit aku habiskan untuk sekedar membuang pasokan air bersih di bumi lalu 57 detik untuk kembali berpakaian

Sakha membuka pintu kamar ku tepat setelah handuk basah masuk kedalam keranjang di sudut ruangan.

"Makanan mu sudah sampai, mau aku siapkan di meja makan atau di bawa kemari?"

"Tak perlu, biar aku yang menyiapkan sendiri"

"Hmm baiklah"

Kami berjalan keluar dari kamar, Sakha kembali ke sofa dan mengerjakan tugasnya, sedangkan aku berkutat dengan makanan ku di atas meja.

"Kau hanya memesan satu porsi?"

"Ya. Kau ingin aku pesankan yang lain?"

"Tidak. Maksudku, kau tidak makan?"

"Aku belum lapar"

Aku mengangguk pelan dan kami mulai melakukan kesibukan yang berbeda.

Sakha menghargai kesibukan ku sehingga ia tidak bersuara sampai aku selesai mencuci semua piring kotor dan mengelap meja makan.

"Besok aku mulai kembali bekerja paruh waktu. Sebaiknya kau segera membuat jadwal makan malam bersama seseorang secara rutin atau membeli ponsel baru agar bisa memesan makanan tanpa bantuan ku"

"Aku bukan anak kecil, jika aku lapar aku bisa mendapatkan makanan ku sendiri"

"Omong kosong!"

"Tugas mu sudah rampung?"

"Hampir.. Uhh!! Aku lelah sekali" Sakha menutup Laptopnya, berdiri, lalu meregangkan semua ototnya dengan cara yang berbahaya, aku bisa mendengar bunyi tulang yang bergeser dengan keras.

Menyeramkan, bagaimana jika tulang itu tidak kembali pada tempatnya?

...

Pagi hari yang tidak cerah, awan mendung dan angin berhembus lebih kencang dari kemarin.

Bad guy🍁 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang