Assalamualaikum Jodoh Terindah ku

chapter 1

"Sudah siap Al?"tanya ibu sambil mengangsurkan 2 kotak makan berisi rendang dan bumbu pecel, menu wajib yang harus kubawa kalau balik. "Sudah Bu...enak berangkat pagi ga terlalu lama nunggu angkot'ngetem'cari penumpang" jawabku sambil menutup tas berisi baju. "Kamu juga sih tadi bapak nawarin ngantar kamu tolak" sungut ibu. "Ga papa Bu...seru lagi naik angkot" kataku sambil meraih tangan ibu dan mencium nya, tak lupa kukecup pipi wanita yang telah melahirkan dan membesarkan ku dengan penuh kasih sayang itu.

Sudah sejam aku berada dalam angkot. Untuk mencapai desa tempat aku mengamalkan ilmu, aku harus ganti angkot sampai 3 kali. Jarak 30 kilometer an harus kutempuh untuk mencapai desa semambung kecamatan dukun kota Gresik.
Kulempar pandangan ku ke luar. Hiruk-pikuk kendaraan ditambah terik matahari yang mulai menyengat menambah gerah yang kurasa. Angkot sudah terisi penuh hingga ia dengan cepat melaju. Kota Gresik sebuah kota tetangga dengan Surabaya tempat aku tinggal. Kota yang panas karena dekat dengan laut, terkenal dengan sebutan kota santri dan sebagai salah satu tempat wisata religi wali sembilan. Makanan laut seperti udang, kerang, ikan, kepiting sangat mudah dan murah disini. Pondok pesantren sangat mudah kita temui di kota ini mulai dari yang tradisional, para santriwati nya memakai kain (jarik) sampai yang modern layaknya boarding school di kota besar.

Bukan tanpa alasan aku menolak diantar bapak. Sebenarnya lebih enak dan nyaman jika diantar bapak. Tapi saat ini aku agak malas jika harus mendengar lagi bahasan bapak di sela obrolan. Jodoh. Iya... bahasan tentang jodoh.
"Coba deh Al.. tanya gih sama teman2mu barangkali punya kenalan jomblo gitu" atau "Coba deh Al kerudung mu itu jangan panjang2 sekali kali pakai rok yang ngetrend gitu jangan pakai gamis terus" celoteh bapak.
Iya...umurku sudah menginjak 26tahun, sebuah umur yang sangat pantas untuk menikah bahkan punya anak. Teman2 sebayaku bahkan sudah ada yang memiliki 2 anak.