"Dukun...Dukun..." Teriak mas kernet membuyarkan lamunanku, tandanya aku sudah sampai di tempat tujuan.
Kulangkahkan kaki langsung menuju klinik tempat aku praktek. Di kecamatan dukun terdapat satu puskesmas,satu buah klinik rawat inap milik sebuah ormas besar di negeri ini dan satu buah klinik swasta milik perorangan. Kebetulan aku mengamalkan ilmu ku di klinik milik ormas tersebut.
Suasana klinik sudah terlihat sibuk. Beberapa perawat hilir mudik melayani pasien.
"Assalamualaikum dokter Alya...baru sampai dok" sapa pak Nuh salah satu pegawai bagian kasir ketika aku lewat di depan kasir.
"Waalaikumsallam pak Nuh...iya baru landing pak" gurauku. Kutebarkan senyum sekeliling. Aku langsung menuju ke ruang poli gigi tempat 'daerah kekuasaanku' .
"Ahhh..."kusandarkan punggung di kursi melepas pegal duduk hampir 2 jam lebih dalam angkot tadi. Belum ada pasien gigi yang masuk.
Aku mengamalkan ilmu di tempat ini belum terlalu lama. Baru sekitar 7 bulanan. Masih kuingat bagaimana aku bisa terdampar di desa ini. Selulus kuliah dan Lulus jadi dokter gigi aku ga langsung pingin kerja. Pingin relaks merasakan merdeka lulus dari kampus yang bagi ku seperti kawah candradimuka, menguras energi dan emosi. Di tahun pertama lulus malah kugunakan untuk jalan jalan, mengunjungi kakak2 ku yang semua nya tinggal di luar kota. Setelah itu aku cuma mengambil praktek part time, menggantikan jam praktek teman2 yang sudah lebih dulu praktek di klinik2 di Surabaya. Aku menikmati nya.
Tapi kala itu ibu mengingat kan "Al... masak kamu terus terusan santai begini, minimal meski bukan karena melihat gaji atau uang, amalkanlah ilmumu untuk kepentingan yang lebih luas dan bermanfaat". Mak jleb. Begitu rasanya mendengar teguran ibu.
Iya... mungkin tanpa kerja pun kebutuhan ku semua tersedia . Aku anak bungsu dari 5 bersaudara yang semua nya perempuan. semua kakakku sudah menikah dan hidup mandiri di luar kota. Tinggal aku sendiri yang menemani bapak ibu di Surabaya. Tanpa bekerja aku tiap bulan mendapat sangu bulanan dari bapak dan sesekali minta ibu. Tapi kalau dipikir memang malu, masak sudah susah kuliah terus cuma diam ga memanfaatkan ilmunya. Mulailah aku memasukkan permohonan untuk PTT ( pegawai tidak tetap) ke beberapa Dinkes. Beberapa kota kupilih dan semua nya di Jawa timur, alasannya cuma satu biar tidak jauh dari bapak dan ibu.
Beberapa bulan kemudian ada beberapa panggilan. Ada satu yang kuminati yaitu panggilan dari Dinkes Trenggalek. Tapi waktu petugas Dinkes menelpon hendak memastikan keberangkatan ku aku sedang berada diluar rumah, jadi ibu yang menerima. Dengan tanpa diskusi bertanya dulu pada ku ibu menolak panggilan untuk menjalani PTT di Trenggalek.
"Trenggalek itu jauh banget Al" alasan ibu kenapa menolak tawaran tersebut.
"Tapi kan Alya pingin punya pengalaman di tempat jauh Bu" jawabku. Dari lahir, sekolah dasar hingga kuliah kuhabiskan semuanya di Surabaya. Terkadang pingin juga berkelana di kota yang belum pernah kudatangi.
"Ayolah Al...kan masih ada satu tawaran lagi di PKU Muhammadiyah yang di Gresik itu". Aku masih bersungut sungut . Tapi apalah daya aku tetap harus menghormati pendapat ibu. Karena yang selalu kupahami bahwa ridlo Allah ada di ridlo orang tua dan insyaAllah pilihan orang tua memberi kebaikan.
"Di Gresik ga terlalu jauh Al...jadi kamu bisa tiap weekend balik" sanggah ibu.
"Dokter ada pasien menunggu"kata petawat sambil meletakkan beberapa kartu status di meja.
Kujalani rutinitas ku hari itu seperti biasa. Mengebur,menembel,Dental health education,kadang diselingi dengan ngobrol ngalir ngidul dengan pasien. Di sini semua orang ramah. Meski disebut desa tapi jangan bayangkan desa yang terpencil. Desa itu cukup besar, penduduk nya ramai berbagai fasilitas tersedia di sini. Suasana agamis sangat kental disini. Hampir semua perempuan disini pasti berhijab. Tidak ada orang berkeliaran di waktu Maghrib. Semua memenuhi musholla dan masjid. Hanya satu disini yang tidak ada yaitu mall hehehe....
Pasarpun pakai hitungan Jawa. Di desa ini hanya ada pasar yang ramai yaitu di waktu Wage. Mereka menyebutnya pasar Wage. Kalau sudah Wage pasar sangat ramai penuh sesak. Mulai dari kerudung,gamis,kompor,panci, elektronik semua kebutuhan ada di pasar Wage. Pasar Wage mungkin mall bagi orang di desa ini( Bersambung )
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Jodoh Terindah ku
SpiritualAlya Khodijah seorang dokter gigi muda.Gadis enerjik yang mengabdikan dirinya di sebuah klinik di sebuah desa di kota Gresik. Di usianya ke 26 tahun,Alya masih sendiri. Bukan tidak mau menikah.Teman temannya sudah banyak juga yang bahkan punya 2 ana...