chapter 4

6.8K 429 2
                                    

"Hari ini kita-kita lagi semangat deh mbak Al..." Cerocos Ifa sambil mencomot timun dan mencolek sambal rujak dalam cobek. Sore itu aku dan beberapa anak kos rujakan. Pakai buah seadanya yang ada di kebun belakang milik Bu Umi. lumayanlah ada mangga muda, timun, bengkuang dan belimbing buah.

"Kita kedatangan dosen baru mbak" lanjut Ifa. Aku cuma tersenyum belum berkomentar.

"Iya kah mbak fa...kok aku belum tahu ya" timpal Vika anak kos yang lain.

" Ya kamu kan baru semester satu. Dosen itu ngajar nya di semester 4 aja kayanya"balas Ifa.

" Pasti dosen Cowok dong mbak fa..." Sambung Dita dengan wajah kepo.

"Cowok dong...." Belum selesai Ifa menjawab

"pasti ganteng kaaan" seru Dita dan Vika bersamaan. Hehe...seru juga mendengar celotehan mereka.
Ifa termasuk yang paling tua diantara anak kos disini...eh aku sih yang paling tua hehe...

Maksud ku Ifa mahasiswi di STIT milik Maskumambang ini sudah semester 4 sedang yang lain masih semester satu.

"Iya ganteng ya fa" godaku ikut meramaikan suasana.

"Banget mbak Al...."Ifa sangat bersemangat menceritakan dosen barunya itu.

"Keren pokok nya mbak Al. Namanya pak Ilham, lulusan S2 dari jogya mbak... kelihatan banget deh orang nya pinter" kata Ifa persis pedagang kaki lima promoin barang dagangannya.

"Dah nikah belum.." sahut Vika sambil melirik ku. Aku pura-pura ga ngeliat.

"Nah ini yang belum diinvestigasi mbak Al" jawab Ifa sambil terkekeh.

"Eh yang nanya tuh si Vika bukan aku keles" sahutku sambil bersungut-sungut.
Ifa,Vika dan Dita kompak tertawa renyah seolah bahagia melihat ku kesal.

Di kamar aku masih memikirkan pembicaraan sore ketika rujakan. Wah dosen, S2, keren...hmmm... Akhirnya aku didera kepo juga hehe....
Sekeren apaan sih....

"Mbak Al...mbak Al..."teriak Ifa sambil celingukan ke dalam kamar.

"Apaan fa...sini masuk" sahutku sambil tetap menatap layar ponsel.

"Ternyata masih jomblo mbak Al..." Seru Ifa girang.

"Ih emang sapa yang jomblo fa"

"Aih mbak Al pura pura lupa deh... itu pak Ilham dosen barunya Ifa"

Aku pura pura tetap memandang layar ponsel ku..tapi aslinya aku juga kepo wkwkwk...

"Kok tahu kamu fa...emang pak Ilham bilang sendiri?...jangan jangan sudah punya gebetan di Jogja sana"

"Eh pak Ilham itu asli orang sini mbak...rumahnya di desa Kalimati di situ mbak sebelah jembatan sana"

" Denger - denger juga pak Ilham cuma sementara mbak ngajar disini, aslinya beliau sudah diterima jadi dosen di Unmuh" jelas sejelas-jelasnya Ifa menerangkan

"Wow boleh juga..."gumamku lirih

"Apa mbak Al...keren juga' sahut Ifa terkekeh...Ups ternyata Ifa denger gumamanku. Memerah mukaku.

Sore itu tumben tempat kos agak sepi. Ifa dan teman temannya belum pulang kuliah. Ga biasanya juga aku nongkrong di depan teras rumah Bu Umi. Biasanya juga cuma ngumpet dalam kamar. Tapi bosen juga dalam kamar. Gini kan bisa liat orang lewat atau liat bunga tanaman koleksi milik Bu Umi. Kuambil majalah Hidayatullah yang tergeletak di atas meja.

"Assalamualaikum dik...."terdengar sapaan seorang pria.
Refleks aku menurunkan majalah. Seorang pria muda, tinggi masih berjaket berdiri di depan ku.

"Pak Mahmud ada dik" tanyanya.
Aih aku dipanggil dik... mukaku memerah. Wajahku masih imut dong, aku terkekeh dalam hati.

"Oh sebentar saya panggilkan ke dalam ya" jawabku sambil segera berlalu.

"Mbak Aaaalll..." Seru Ifa, kebiasaan tuh anak ga assalamualaikum kek...cuma teriak panggil nama.

"Itu... itu yang diluar"kata Ifa sambil mengacungkan telunjuk ke arah depan rumah.

"Kenapa sih fa... Ketemu hantu tadi?" Godaku

"Itu pak Ilham mbak" jelas Ifa.

"Tamu yang ketemu mbak Al tadi itu pak Ilham" jelas Ifa padahal sudah sangat jelas.
Upss...tamu yang tadi cari pak Mahmud itu dosen baru yang diceritakan Ifa. Hatiku sedikit dag Dig dug. Ah apaan sih...memang terus kenapa kalau itu pak Ilham, pikirku.

"Ga salah kan mbak Al? Keren kaaan?" Goda Ifa

"Ih apaan sih.. cepet sana mandi, baunya asem banget keburu Maghrib tuh"
Ifa menyeringai sambil berlalu dan mengerjapkan mata berulang berusaha menggoda ku.

Tak ayal aku jadi sedikit terpikir sosok pak Ilham. Ah gara-gara Ifa ini. Emm tapi Ifa ga terlalu salah sih sekilasan memang pak Ilham lumayanlah. Aih astaghfirullah...ngapain juga kok memikirkan orang yang belum terlalu kukenal. Kucoba menghilangkan pikiran ku dengan membaca buku.

Jodoh?? Ah bener-bener Rahasia Allah. Aku memang tidak menganut paham pacaran. Aku sudah memakai hijab sejak di bangku SMP. Alhamdulillah kakakku sering mengajak ku mendatangi kajian2. Kami paham tidak ada pacaran dalam Islam. Semua sudah ada takarannya, rezeki,jodoh dan maut. Memang mudah sih untuk diucapkan, tapi ketika kita menemui masalah begini agak sulit juga menjalaninya.

Bukannya tidak tergoda pingin ikut-ikutan seperti teman-teman yang lain. Jalan-jalan, dijemput sama pacar nya, ada PR minta tolong, ditraktir dan lainnya. Kayanya kok seru. Eits tapi agama melarang nya. Karena itu mendekati zina.
Waktu SMA pernah sih suka sama kakak kelas. Pengurus rohis, keren, pinter, rajin sholat di mushola. Bahkan kami sempat bertemu lagi karena kakak kelas itu kuliah di fakultas kedokteran di universitas yang sama, sedang aku kuliah di fakultas kedokteran Gigi. Fakultas kedokteran dengan fakultas kedokteran itu letaknya satu area, jadi memungkinkan kita untuk bertemu.
Eh tetapi ternyata dia menikah dengan teman seangkatan nya. Di FKG yang lebih sering diplesetkan jadi Fakultas kelebihan Gadis karena jumlah mahasiswa hanya seperempat jumlah mahasiswi. Dan terus terang aku tidak pernah tertarik sama teman-teman di FKG baik seangkatan atau kakak kelas.

Krik...krik...terdengar jerit suara jangkrik bersahutan. Ah sudah sangat larut.
Kurebahkan tubuhku.

Bismika Allahuma Ahya wabismika amuut.

(Bersambung)

Assalamualaikum Jodoh Terindah kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang