Chapter 15

5.7K 387 6
                                    

Sebut nama Mu terukir merdu
Tertulis dalam sajadah cinta
Tetapkan pilihan sebagai teman
Kekal abadi hingga akhir zaman

-πππππ-

Tiga hari telah berlalu sejak pertemuan ku dengan pak Ilham. Ingin rasanya aku segera menemukan jawaban atas semua nya. Pak Ilham atau Zulfan. Semua keputusan ada di tangan ku. Dua lelaki itu saling tidak tahu atas apa yang terjadi. Pak Ilham tidak tahu kalau aku sudah dipinang Zulfan dan Zulfan juga tidak tahu kalau pak Ilham yang lebih dahulu mengenalku juga ingin mengajukan pinangan.

"Kamu egois Alya" batinku menentang. "Tidak seharusnya kamu melakukan itu pada dua laki-laki itu" elak batinku

Mencari jawaban dari sholat istikharah yang sudah dilakukan sebenarnya gampang-gampang susah. Tidak selamanya jawaban itu muncul dalam mimpi seperti yang dikatakan banyak orang. Karena sesungguhnya mimpi yang dialami manusia bisa bersumber dari berbagai sebab, karena angan-angan kita sendiri, bisa juga karena dari syaitan mungkin atau memang petunjuk dari Allah.
Sebagaimana sabda Rasulullah ;
"Mimpi itu ada tiga macam : bisikan hati, ditakuti setan dan kabar gembira dari Allah" ( Bukhari dan Muslim)

Maka sesungguhnya jawaban dari shalat istikharah yang kita lakukan adalah bagaimana hati kita mantap, lapang dada dan dimudahkan jalan nya untuk yang menjadi pilihan.

"Dokter .... beberapa pasien sudah menunggu" sapa mbak Nunik, salah seorang perawat membuyarkan lamunanku. Kulirik kalender duduk yang ada di mejaku, hari ini Rabu Wage. Berarti biasanya banyak pasien yang datang.
"Ya mbak...boleh disuruh masuk sesuai urutan" jawabku.

Lima pasien sudah selesai kukerjakan. Lumayan lah tidak ada pasien cabut gigi dewasa. Yang ada hanya 2 pasien anak yang persisten, minta dicabut giginya yang sudah goyang dan akan tumbuh gigi pengganti, 1orang pasien dengan keluhan gusinya bengkak karena karang gigi yang sangat banyak, dan 2 pasien perawatan karena pulpitis ada radang di saluran akar gigi.
Pasien yang keenam datang sekeluarga kecil terdiri dari seorang bapak, ibu dan seorang anaknya yang masih berusia bayi.
"Keluhan nya apa pak bu, siapa yang sakit?" Tanyaku ramah
"Niki dokter bapak nipun sakit, bolong gigine, mboten saget tilem sewengi (ini dokter bapaknya sakit, lubang giginya tidak bisa tidur semalaman)" jawab si ibu dengan bahasa Jawa halus nya.
Aku pun mengarahkan bapak untuk duduk di dental chair ( kursi gigi). Kuperiksa beberapa gigi yang berlubang. Praktek di desa memang harus ekstra sabar. Selain memeriksa gigi, memberikan perawatan kita juga dituntut untuk memberikan edukasi (Dental Health Education). Karena kebanyakan pasien malas untuk bolak-balik perawatan jadi mereka terkadang langsung minta dicabut giginya meski hanya terdapat lubang kecil dan bisa dirawat. Atau tingkat kebersihan rongga mulut yang sangat rendah sering ditemui mulai dari kalangan anak-anak sampai orang tua. Apalagi kalau sudah ketemu sama pasien sudah sepuh, terkadang susah sekali diberi edukasi agak ngeyelan. 😂

"Ini ada lubang pak, kecil tapi dalam dan pasti memang sakit. Bisa dipertahankan, tapi harus dirawat dan kemudian ditembel" kataku menerangkan.

"Haduh dokter, Kulo nyuwun dicabut mawon, Kulo males menawi dikengken balik maleh...Kulo Niki nggeh gadah darah tinggi, nggeh dikengken sering kontrol ( aduh dokter saya minta dicabut saja, saya malas kalau disuruh balik lagi, saya juga sakit darah tinggi, juga disuruh sering kontrol)" sanggah sang bapak pasien.
Aku menghela nafas dalam...."mulai deh" batinku.
Mulai untuk menjelaskan panjang lebar berargumen dengan pasien, itu yang sering harus kulakukan.

Assalamualaikum Jodoh Terindah kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang