Part 9

2K 108 0
                                    

Beberapa bulan kemudian...

Claudya lagi-lagi menemani George datang ke lapangan rumput. Mereka berdua mengobrol-obrol. George pun tiba-tiba bertanya...

" Claudya, apa setelah tunangan kamu meninggal dunia kamu sama sekali nggak pernah pacaran lagi? "

" Iya pak. "

" Kenapa? Apa sampai sekarang kamu tidak bisa melupakan tunangan kamu itu? "

" Nggak juga sih pak. "

" Terus kenapa? "

" Belum ketemu sama yang cocok aja pak, apalagi yang tahan banting. "

" Tahan banting? Maksud kamu apaan? "

" Ya gitu deh pak, kakak-kakak saya itu orangnya pada ngeselin, nyebelin, jahil, usil, pokoknya jahat deh. Semua pria yang dekat sama saya, pasti di uji nyali sama mereka berdua. Makanya saya males pacaran, lagian nggak semua pacar saya di restuin sama mereka berdua. Ada aja kurangnya. Kurang macho lah, kurang sholeh lah, kurang kaya lah, kurang baik lah, pokoknya macam-macam deh alasan mereka berdua. "

" Benarkah? Apa cuma sama almarhum pacar kamu saja mereka berdua memberikan doa restu? "

" Iya pak, makanya saya tunangan dan akan menikah 3 tahun yang lalu. Tapi, ya gitu deh allah swt lebih sayang sama dia. "

" Claudya, ngomong-ngomong kamu pacaran udah berapa kali? "

" 3X. SMP 1X, SMU 1X dan terakhir sama tunangan saya. Kalau bapak sendiri berapa kali pacaran? Sering banget ya pak? Mantan pacar bapak pasti banyak banget kan? "

" Nggak sering dan banyak juga kali, Claudya. Memangnya kamu pikir saya ini playboy? "

" He...he...he...iya pak. Habisnya bapak kan tampan, anak orang kaya lagi. Semua wanita pasti mau lah jadi pacarnya bapak. "

" Termasuk kamu? "

" Saya? Kok saya sih pak? Lagian mana mau lah saya sama pria yang terus-terusan terobsesi sama cinta pertamanya. "

" Saya nggak terobsesi, Claudya. Saya itu sering sholat istikharah dan jawabannya selalu dia. Makanya saya selalu menunggu dan menanti kedatangannya di tempat ini. Karena saya sangat yakin dia adalah jodoh saya. "

" Terserah apa kata bapak deh. "

Ucap Claudya langsung berlari ke tengah lapangan dan langsung mengambil sebuah karung bekas dengan ukuran besar yang tergeletak di tengah lapangan. Claudya langsung meletakkan karung bekas tersebut di atas bahunya dan mengikatnya dengan ikat rambutnya. Tidak lama kemudian Claudya merentangkan kedua tangannya, berlari-lari sambil berteriak...

" Hore...aku terbang tinggi ke atas awan dan langit Biru. Ayah...!!! Ibu...!!! Kakak...!!! Terbanglah bersamaku...!!! "

George speecless mendengar semua ucapan Claudya dan langsung berdiri. Claudya pun kembali berteriak...

" Pak George, terbanglah bersamaku...!!! "

George langsung berlari mendekat ke arah Claudya dan berkata...

" CL? Kamu CL kan? "

" Apa? CL? Pak George tahu dari mana kalau saya di rumah suka di panggil CL sama kedua orang tua saya dan kedua kakak-kakak saya? "

" Alhamdullilah ya allah, akhirnya aku berhasil menemukannya juga. "

Ucap George sangat senang dan berlinangan air mata. George langsung sujud syukur di atas lapangan rumput dan langsung memeluk tubuh Claudya dengan sangat erat. Tiba-tiba seseorang berkata...

" Apa yang kamu lakukan? Lepaskan pelukan kamu dari tubuh CL sekarang juga...!!! "

George dan Claudya sangat kaget mendengarnya dan langsung menoleh ke arah  sumber suara. Claudya pun langsung berkata...

" Gege...!!! "

" Gege? Dia siapa CL? "

" Dia..."

" CL, masuk ke dalam mobil dan pulang sekarang juga bersama aku...!!! "

" A...apa? "

" Buruan...!!! Atau aku hajar pria brengsek ini sampai babak belur...!!!"

" Iya aku pulang...!!! "

Terbanglah Bersamaku (1-10 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang