Part 6

1.9K 106 0
                                    

Beberapa hari kemudian...

Di dalam pesawat terbang, Claudya terus-terusan memegang tangan kanan George dengan mata berkaca-kaca dan sangat erat. George yang melihatnya langsung berkata...

" Ingat, jangan teriak-teriak histeris lagi. Kalau kamu mau nangis, nangis aja tapi nggak pakai suara. "

" Iya pak. "

Saat pesawat terbang mulai mengudara di atas langit Biru, Claudya mulai menangis dalam diam dan berlinangan air mata. George yang melihatnya sangat iba. George pun langsung mengeluarkan sapu tangan dari saku celananya dan langsung menghapus air mata Claudya yang jatuh di kedua pipinya.

Claudya yang sangat kaget langsung menatap kedua bola mata George. Mereka berdua saling menatap lama. Tidak lama kemudian mereka berdua merasa kikuk dan canggung. Claudya pun berhenti menangis. Untuk memecahkan suasana canggung tersebut, tiba-tiba George membicarakan masalah pekerjaan.

Selain mereka berdua mengobrol-obrol masalah pekerjaan, mereka berdua pun mengobrol hal-hal lain. Tanpa mereka berdua sadari mereka berdua pun akhirnya tiba di bandara Soekarno Hatta. Asisten pribadi George pun menjemput mereka berdua dan mengantarkan mereka berdua pulang ke rumah mereka masing-masing.
________________

Beberapa bulan kemudian...

Asisten pribadi George berlari-lari mendekati meja kerja Claudya dan langsung berkata...

" Kalau si bos cari gue, bilang aja gue udah pulang duluan. "

" Maksud loe, loe bolos kerja? "

" Nggak apa-apalah, cuma beberapa jam. Lagian gue bete' nemanin si bos mulu tiap Sabtu sore, nongkrong nggak jelas di lapangan. Mendingan nongkrongnya di cafe yang nyaman dan bikin perut gue kenyang dan nggak bikin tenggorokkan gue kehausan. "

" Ngapain si bos suka nongkrong di lapangan? "

" Entar juga loe tahu sendiri. Sebentar lagi kan, loe yang akan gantiin posisi gue. "

" What? "

Ucap Claudya dengan sangat kaget. Beni segera berlari-lari sambil berteriak...

" Bye...Claudya. Gue ke Bandung dulu ya ngapelin cewek gue. Selamat berjuang ya dan siap-siap aja jadi Sapi ompong dan jadi donor darah gratis buat nyamuk-nyamuk yang ada di sana. Jangan lupa sampaikan salam gue buat lapangan yang luas, rumput yang hijau dan semua nyamuk-nyamuk yang ada di sana. "

" Beni...!!! "

Teriak Claudya dengan sangat kesal.
George yang sangat kaget mendengar teriakan Claudya langsung keluar dari dalam ruang kerjanya, menghampiri meja kerja Claudya dan langsung berkata...

" Kamu ngapain teriak-teriak nggak jelas? Ini kantor, Claudya...!!! Bukan hutan...!!! "

" Maaf pak, habisnya saya kesal sama Beni. "

" Memangnya kenapa? "

" Nggak kenapa-napa pak. "

" Sekarang Beni nya mana? "

" Udah pulang kerja pak, bolos kerja beberapa jam gitu. Dia bilang mau ke Bandung ngapelin ceweknya. "

" What? Sialan tuh anak...!!! Pacaran mulu yang ada di otaknya. "

" Kesal kan pak? Sama pak, saya juga. Gara-gara dia sebentar lagi saya akan jadi Sapi ompong dan jadi donor darah gratis buat nyamuk-nyamuk. "
 
" Sapi ompong? Donor darah? Maksud kamu apaan? "

" Bukan apa-apa kok pak. "

2 jam kemudian Claudya dan George berada di sebuah lapangan rumput. Mereka berdua pun duduk di atas rumput sambil sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Claudya pun berbicara sendiri di dalam hati.

" Jadi tempat ini yang di maksud dengan Beni tadi. Keren sih buat anak kecil main lari-larian, tapi buat orang dewasa bengong-bengong kayak gini, nggak banget deh, banyak nyamuk lagi. Hadeh...bosku benar-benar super duper aneh bin ajaib. "

Terbanglah Bersamaku (1-10 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang