1 Minggu kemudian...
Saat di bandara, Claudya berjalan di belakang George sambil tangan kirinya menarik koper kecil dan mengigiti kuku-kuku jari tangan kanannya. Tiba-tiba George berkata...
" Claudya...!!! Kamu lama banget sih jalannya...!!! Ngapain juga kamu jalan sambil gigit-gigitin kuku jari-jari tangan kamu? Ayo buruan lari, nanti kita terlambat. "
" I...ya. "
Ucap Claudya malas-malasan sambil berlari-lari mendekati George. Claudya pun langsung berkata...
" Pak, bapak pergi ke Bali nya sendirian aja ya, nggak usah sama saya. "
" What? Nggak bisa...!!! Kamu itu sekretaris saya, Claudya...!!! Saya itu perlu bantuan kamu buat meeting nanti. "
" Tapi kan perjanjiannya bukan saya yang menemani bapak ke Bali tapi Beni. "
" Iya saya tahu Claudya...!!! Tapi Beni kan sedang sakit. "
" Sakit? Sakit apaan, palingan juga dia bohong. Pasti dia nggak mau menemani bapak meeting di Bali karena mau pergi ngapel ke rumah pacarnya di Bandung. "
" Kamu ini sembarangan aja kalau ngomong, Beni benaran sakit kok. Dia itu kan adik sepupu saya. "
" Iya, saya tahu. "
Saat George dan Claudya akan menaiki pesawat, tiba-tiba Claudya berkata...
" Pak, saya ke Bali nya naik bus aja ya pak? Please... "
" What? Naik bus? Kapan sampainya Claudya...?!?! Jam 11 kita berdua harus meeting dengan klien penting...!!! Nanti malam kita berdua harus dinner dengan klien. "
" Tapi pak..."
" Nggak ada tapi-tapian, buruan naik ke dalam pesawat sekarang juga. Nggak enak sama orang yang mengantri di belakang kamu...!!! "
" Iya deh pak. "
Dengan sangat terpaksa Claudya naik ke dalam pesawat dan duduk di samping George dengan sangat tegang. Mulut Claudya tidak berhenti komat-kamit membaca doa. Sedangkan George sibuk dengan laptop dan berkas-berkasnya. Tidak lama kemudian George mematikan laptopnya, menoleh ke arah Claudya dan berkata...
" Muka kamu kenapa pucat seperti itu, Claudya? Kamu sakit? "
" A...apa? Sa...kit? I...iya pak, saya sekarang sedang sakit. Jadi saya turun aja ya pak, mumpung pesawatnya belum terbang di atas udara. "
" Nggak bisa gitu juga kali Claudya, palingan juga kamu bohong bilang sakit sama saya. "
" Saya nggak bohong kok pak. "
" Bilang aja kalau kamu itu sebenarnya takut naik pesawat terbang? Pasti ini pertama kalinya kan kamu naik pesawat? Itu wajar, Claudya. Semua orang yang pertama kali naik pesawat pasti merasakan hal yang sama seperti kamu. Dulu saya juga seperti itu. "
" Ta...tapi pak..."
Tiba-tiba Claudya menjerit-jerit ketakutan, menangis histeris sambil kedua tangannya memegang erat tangan kanan George dan berteriak-teriak...
" Auw...!!! Ayah...!!! Ibu...!!! Tolong...!!!
Beberapa pasang mata melihat ke arah George dan Claudya. George yang sangat kaget mendengar kehisterisan Claudya hanya meringis dan mencoba menenangkan Claudya sebisa mungkin.
" Claudya diam, jangan teriak-teriak dan nangis lagi, malu. Kita berdua jadi pusat perhatian banyak orang di dalam pesawat ini. "
" Sa...saya takut pak. Bagaimana kalau pesawat ini jatuh? Kita berdua bisa mati. Sa...ya nggak mau mati di dalam pesawat ini. "
" Kita berdua nggak akan mati kok, kita berdua akan baik-baik aja. Pesawatnya nggak akan kenapa-napa dan nggak akan jatuh juga, percaya deh sama saya. "
" Ta...tapi pak, saya takut. "
" Saya kan ada di samping kamu. Kamu boleh pegang terus tangan saya sampai kita berdua sampai di bandara Ngurah Ray. Tapi dengan syarat jangan teriak-teriak dan nangis lagi. Ngerti? "
" Iya pak, saya ngerti. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Terbanglah Bersamaku (1-10 End).
RomanceKetakutan seorang wanita pada pesawat terbang karena trauma di masa lalu.