This is umji story'.
Jika takdir sudah berkehendak, jalan terus kususuri. Jika ini adalah jalanku. Maka aku akan mengikutinya. Jika takdirku adalah kau, aku ingin kau selalu di sisiku. Bersamaku. Selalu. Jangan lepaskan aku. Jika aku tertidur lelap...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-00-
Tak ada seorang pencuri yang mengaku dirinya pencuri, begitu pula seorang penjahat yang mengaku dirinya jahat. Seperti itulah kata-kata emas namun dapat menyayat hati. Taehyung tak habis pikir, mungkinkah hanya dia satu-satunya penjahat disini? Hanya dengan 'bukti kuat' mengarah pada Taehyung. Namun baginya itu tidak masuk akal.
"Ssaem, jika saya sudah tidak waras, bahkan sekalipun saya tak punya akal, tapi saya tak akan pernah melakukannya pada sahabat saya sendiri!!!"
"Namun semua bukti mengarah padamu! Cih kau hanya baru tumbuh, tingkat remaja akhir memang begitu, semua orang bisa melakukannya ketika hatinya hancur, aku tak percaya laki-laki pengecut sepertimu melampiaskan amarah pada sahabatmu sendiri,"
"Ssaem, saya masih menghargai anda. Namun, anda sudah memaksa saya untuk bertindak layaknya seorang kriminal!"
Senyum merekah pada Isajang-nim, tatapan tajam Taehyung seakan tak mampu menggoyahkannya, tangan-tangan Taehyung bisa saja melayang kemudian mendarat tepat pada biadab didepannya. Persetan dengan apa yang terjadi setelahnya. Namun jika dia bertindak lebih, maka alur cerita akan semakin panjang.
Hati Taehyung begitu tercabik-cabik dengan kelakuan orang yang paling berpengaruh di tempat ia menimba ilmu. Hei atas nama apa 'dia' berbicara seperti itu? Apa? Taehyung adalah tersangka kecelakaan pada sahabatnya sendiri? Wajah tampannya itu sudah terbakar hebat, atas bukti apa 'mereka' menuduh 'seorang kriminal' seperti Taehyung?
"Tindakanmu seakan menandakan apa yang ku katakan adalah benar, dasar bocah!"
"Aku memang bocah namun jalan pikir ku tidak sepertimu, dasar bocah."
"Jaga ucapanmu! Perhatikan kau sedang berbicara dengan siapa!"
"Hahaha, untuk apa berbicara kepada seorang kriminal? Menurutku kau hanyalah seorang kriminal! Seseorang yang memberi tuduhan tanpa bukti yang kuat, adalah seorang kriminal."
"Sekarang saya tanya, perhatikan! Benda apa ini? Apa kau mengenalnya?"
Bola matanya membelalak hebat, benda di depannya sangat familiar mungkin tak akan dia lupakan sampai detik-detik terakhir hidupnya, benda pemberian orang berharga di hatinya. Cincinnya yang hilang.
Hei! Jangan lupakan Jisoo! Lalu cincin yang Jisoo berikan itu cincin siapa?
-00-
Udara begitu menusuk, betapa bodohnya mereka yang berkeliaran tanpa mengunakan pakaian tambahan. Itu akan terasa sangat dingin. Namun tidak untuk kedua gadis ini. Mereka tampak asik dengan setiap hembusan angin yang menerpa kulit putih mereka.