Annoying boy

1.6K 114 37
                                    

"Apa kau tidak bisa diam?" Tanya gadis bersurai hitam itu gemas, ia sudah tak tahan atas perlakuan temannya yang satu ini.

"Ahahaha, kau imut jika sedang marah." Tawanya. Raut wajah Umji berubah menjadi masam.

Umji menggenggam tangannya, lalu menutup matanya, berdoa supaya tuhan mengirim seseorang untuk menyelamatkannya dari manusia menyebalkan yang satu ini.

Pria itu yang seakan mengerti perbuatan yang Umji lakukan, ia hanya tertawa senang sembari terus menjahili Umji. Namun Umji tak menghiraukan dia dan masih berdoa supaya dia terhindar dari manusia ini.



 Namun Umji tak menghiraukan dia dan masih berdoa supaya dia terhindar dari manusia ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






"Umji," Panggil seseorang yang bersuara lembut itu.

Doa umji terkabulkan. Umji melepaskan tautan tangannya dan membuka mata untuk melihat siapa yang memanggilnya. Raut wajah Umji yang sempat masam kembali tersenyum cerah bagai anak kecil yang baru dibelikan mainan, umji loncat-loncat kegirangan tanpa memikirkan sekitar dan beberapa pasang mata yang melihatnya.

Pria itu heran, ia sudah terbiasa dengan sikap Umji yang seperti ini kepadanya namun entah apa yang merasuki temannya saat ini, loncat-loncat kegirangan tanpa sebab dan penyebab.

Pria itu masih mematung, menatap kepergian Umji yang begitu saja tanpa berpamitan terlebih dahulu.

Umji berlari menghindari pria disampingnya menuju sahabatnya Yerin, meninggalkan pria itu tanpa memikirkan raut wajahnya yang bingung atas kelakuan Umji.

"Umji kajja," Ajak Yerin sambil menarik tangan Umji.

Umji menatap Yerin. Seakan tahu apa yang Umji maksud, Yerin mendekatkan wajahnya pada telinga Umji.

"Ikut saja denganku jika kau ingin selamat." Bisik Yerin di telinga Umji.

Tanpa berpikir panjang. Umji langsung menyetujui ajakan Yerin.

"Kajja"

Pria itu masih mematung dengan raut wajah kebingungan. Setelah sadar bahwa Umji telah pergi dengan Yerin, ekspresi sedih terpancar diwajahnya. Didalam hati terkecilnya, ia tidak rela jika Umji meninggalkannya begitu saja.

Pria itu lebih memilih pergi dari tempat tadi untuk menemui temannya yang lain walau hatinya tak ingin pergi dari tempat itu.

-00-

Setelah sekian lama mereka berdua berjalan, dan pula, entah mau ke mana Yerin membawa Umji pergi, Umji tidak masalah, asalkan yang Yerin bisikkan padanya itu menjadi kenyataan.

"Yerinnie, sebenarnya kita mau kemana?" Tanya Umji. Yerin masih berjalan disampingnya, ia juga mendengar jelas apa yang diucapkan umji.

"Entahlah, aku juga bingung"

UMJI The Journey of ImaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang