Bab 6 - Cerita Laras

288 22 1
                                    

SETIAP pagi, Utari akan menemukan segelas kopi yang di gelasnya tertempel note kecil dari Pak Jay. Kebanyakan note itu tertuliskan kata-kata penyemangat dan kutipan-kutipan dari lirik lagu atau buku-buku.

"What you seek is seeking you – Rumi." Begitu kata-kata yang tertulis di note yang tertempel di gelas kopi styrofoam dari Pak Jay. Utari mengangkat gelas itu dan membaca kalimatnya sekali lagi.

"Pagi, Utari! Selamat meminum kopi." Tiba-tiba Sirene muncul di belakangnya, membuat Utari tersentak. Ia meletakkan gelas kopi itu dan membalikkan badannya ke arah Sirene.

"Santai saja. Aku cuma mau memberikan titipan dari Pak Jay untuk kamu, Tari." Perempuan itu menyodorkan sebuah bingkisan berupa kotak yang cukup besar dibalut kertas kado berwana merah jambu.

"Apa ini?" Utari menatap mata Sirene, tanpa menyentuh bingkisan itu.

"Mana aku tahu. Aku cuma diminta memberikannya ke kamu."

"Aduh maaf, Shiren. Tapi, aku nggak bisa menerima ini. Aku sedang tidak ulang tahun." Tolak Utari. Sebenarnya ia penasaran juga hal apa yang membuat Sirene sebegitu gencarnya membantu Pak Jay untuk mendekatinya. Tapi, walaupun hari itu ulang tahunnya pun, bukan berarti ia akan menerima kado pemberian Pak Jay begitu saja.

"Utari sayang, ini bukan hadiah ulang tahun. Ini kado dari Pak Jay untuk kamu." Nada bicara Sirene dibuat-buat dan Utari tidak terlalu senang mendengarnya. Ia lalu menyodor-nyodorkan bingkisan itu ke tubuh Utari. Azalea menatap mereka dari mejanya dan memberikan isyarat kepada Utari untuk menerimanya saja.

"Hhh... Shiren, kamu ini kenapa hobi sekali memaksa, sih?" Kata Utari jengkel.

"Aku hanya menjalankan amanah dari Pak Jay, Utari. Terima ini!" Kata Sirene setengah memaksa sambil mengambil kedua tangan Utari dan meletakkan bingkisan itu di sana.

"Ini karena kamu memaksa, ya." Tegas Utari. Semestinya Sirene tahu kalau maksud perkataannya barusan kalau ia sama sekali tidak tertarik dengan pemberian-pemberian Pak Jay—termasuk juga dengan Pak Jay-nya.

"Sama-sama, Utari." Sirene tiba-tiba berkata demikian, padahal Utari tidak mengucapkan terima kasih sama sekali. Mungkin ingin menyindir Utari yang dianggapnya tidak tahu terima kasih karena telah diberikan sesuatu oleh -orang lain. Apalagi, benda yang diterimanya itu ternyata tidak ringan. Utari mulai menerka-nerka apa isinya. Tapi, ia tidak ingin membuka bingkisan itu sekarang.

Sirene melangkah pergi meninggalkan Utari. Dari tempatnya, Utari dapat mendengar Sirene yang sedang terkekeh. Utari mulai curiga kalau Sirene hanya ingin cari muka di depan Pak Jay agar dapat direkomendasikan untuk promosi jabatan. Pak Jay, atasan Sirene, bukan lah orang yang banyak bicara dan pembawaannya terkesan kaku. Utari tidak tahu bagaimana ceritanya Sirene bisa dekat dengan Pak Jay dan mau membantu atasannya itu sebagai kurir pengantar paket "PDKT". Meskipun begitu, Utari tidak heran karena perempuan yang usianya tidak lebih tua darinya itu terkenal suka "menjilat" orang. Maka, terkadang teman-temannya di kantor saat sedang berbisik-bisik membicarakan Sirene sering menyebutnya "ular" dan begitu lah Utari belajar mengenai bagaimana tabiat seseorang dinilai oleh orang lain. Ada lebih banyak hal yang tidak kita ketahui dibanding apa yang kita ketahui. Sebab dunia yang kita kenal tidak lebih dari seluas pandangan mata kita saja.

Utari telah membuka buku catatan kecilnya yang berwarna merah marun. Tak ada catatan tambahan mengenai Pak Jay. Ia telah berulang kali melakukan ritual memanggil suara-suara yang akan memberikannya informasi mengenai laki-laki yang mencoba mendekatinya. Namun, yang ia rasakan hanyalah keheningan yang dalam. Usai melakukan ritual itu, biasanya Utari akan mengalami mimpi-mimpi yang aneh. Tadi malam ia bermimpi bertemu dengan anak kecil, kira-kira usianya sekitar 10 tahun. Ada dua orang anak kecil. Yang satu berwajah ceria, dan satunya lagi wajahnya tanpa ekspresi secara bergantian. Kedua anak kecil itu tidak melakukan apapun, mereka hanya menampakkan dirinya di hadapan Utari. Lalu, saat bangun kepalanya menjadi sangat berat.

UTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang