"Tidak Hangyul-ah, seperti ini lebih baik"
"Tidak hyung. Cukup aku sudah menyakitimu berulang kali karena artikel sialan ini."
"Tak apa Hangyul. Aku paham posisimu sekarang. Nan gwenchanayeo. Aku tau artikel ini bohong. Aku selalu percaya padamu."
"Iya hyung aku tau kau selalu percaya padaku. Tapi justru dengan dirimu yang selalu bilang 'tak apa, aku baik baik saja' justru semakin membuat ku bersalah."
"Tapi Hangyul artikel ini membuatmu semakin bersinar. Semakin terkenal. Dan dirimu semakin banyak tawaran job bukan?"
"Persetan dengan job hyung. Aku tak mau menyakitimu lebih dari ini lagi."
"Tapi aku tak apa Hangyul"
"CHO SEUNGYOUN. AKU BILANG BERHENTI BERKATA TAK APA KALAU AKHIRNYA DIRIMU MENDEKAM DI STUDIO INI DENGAN MATA MEMBENGKAK" nafas Hangyul memburu terlihat sekali dirinya mencoba untuk menahan amarah tapi terlepas begitu saja.
Juga untuk pertama kalinya Lee Hangyul membentak Seungyoun.
Seungyoun menunduk takut, badan nya bergetar karena terkejut mendengar bentakan Hangyul. Dirinya menggigit erat bibirnya, menahan isakan yang ingin keluar bahkan dia tak sadar air matanya mengalir deras.
Ia berusaha untuk menggapai jemari tangan Hangyul yang terkepal erat, tapi diurungkan nya. Dia lebih memilih mencengkram erat bagian bawah kaos yg dipakainya.
Hening
Suasana di studio pribadi Seungyoun benar benar hening. Hanya terdengar suara nafas memburu dari Hangyul dan suara isakan Seungyoun.
Bruk
"Mianhae hyung. Jeongmal mianhae" Hangyul tiba-tiba mendekap erat tubuh bergetar di depan nya itu.
"Maaf aku membentakmu sayang. Maaf aku lepas kontrol." tumpah sudah tangisan Seungyoun. Dia tidak lemah, hanya saja dia tidak pernah di bentak oleh kekasihnya ini. Rasanya sakit sekali ketika di bentak oleh orang yang kau cintai.
Tak lama tangisan Seungyoun mereda. Iya mulai melepaskan pelukan hangat si tampan. Mata mereka beradu menyorotkan sesak dan penyesalan.
"Gyulie. Maafkan aku juga yang terlalu egois. Aku hanya takut karirmu hancur kalau mereka tahu hubungan kita. Aku tak apa karna hanya seorang yang bekerja di balik layar. Tapi kau kalau semua hancur, impian mu juga hancur Gyul."
"Tak apa hyung. Sudah cukup saatnya aku beristirahat sekarang, sudah 7 tahun aku juga berbohong pada fans. Aku sudah memikirkan hal ini matang-matang. Ayah juga memintaku kembali untuk perusahaan. Aku juga merasa bersalah denganmu selama ini karena menyembunyikan mu dari khalayak ramai. Padahal dirimulah yang selalu mendorongku untuk kembali tegak saat aku lelah."
Seungyoun hanya mengusap rahang tegas kekasihnya ini. Ia tahu kalau si tampan ini sudah berkata demikian berarti inilah final nya.
"Hum apa tak apa kau berhenti Gyul? Butuh waktu lama dirimu bisa seperti sekarang. Aku tak mau menjadi beban dalam karirmu Gyul."
"Tidak hyung. Kau justru yang menjadi penyemangatku selama ini. Lagi pula keputusanku ini sudah ku bicarakan dengan petinggi agensi. Dan yah mereka deal, masa kontrak ku juga sudah habis. Rabu depan aku akan konferensi pers untuk mengumumkan istirahatku, juga meresmikan dirimu di depan umum."
Seungyoun tersipu malu. Entah kenapa dirinya tersipu ketika mendengar kalimat akhir si tampan tadi.
"Hyung kau di cari ibu ku. Katanya dia sudah rindu dengan menantunya." sebuah ciuman hangat Hangyul berikan di pelipis si manis memberikan sebuah afeksi nyaman dan tentram di hati Seungyoun.
"Aku sudah lama ya tidak main ke rumahmu? Bagaimana kalau hari ini ketemu ibu?"
The End
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Gyulyoun
Short Storykumpulan cerita oneshoot, drabble abal abal Dom: Hangyul Sub: Seungyoun