Siapa

289 37 0
                                    

Suasana sedikit canggung. Walaupun ditempat yang ramai, tapi sosok didepannya adalah sosok yang Seokjin rindukan selama bertahun-tahun. Lama tak bertemu membuatnya canggung kepada Ayah kandungnya sendiri.

"Bagaimana kabarmu, Seokjin?" Tanya beliau sambil menyesap kopi di gelas kecil berukir cantik ditangannya.

Seokjin sedikit terkejut karena suaranya. Tapi tetap tenang sambil menatap matanya.

"Aku baik-baik saja"

Sesingkat itu jawabannya. Beliau hanya tersenyum tipis lalu menaruh gelas kecil itu dimeja.

"Sudah lama jadi canggung ya?"

Seokjin hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil tersenyum kaku.

"A,aah... sebenarnya aku menahan untuk tidak menangis disini" ujarnya kaku.

Beliau hanya tertawa lalu merangkul bahu Seokjin akrab.

"Astaga. Kau semakin tinggi, Seokjin. Kau mengalahkanku"

Seokjin hanya terkekeh pelan.

"Dimana ayahmu?"

Pertanyaan itu sedikit menyadarkan Seokjin. Matanya mengerjap cepat mencoba mengatasi kegugupannya.

"Ayah sedang mencari rekannya. Ia ingin memperkenalkanku pada rekannya itu" jawab Seokjin.

Beliau hanya mengangguk. Lalu melepas rangkulannya dan menepuk pelan pundak Seokjin.

"Seokjin, kau merindukan adikmu?"

Seokjin tertegun dengan pertanyaan itu. Desiran darahnya terasa. Perasaan bersalahnya datang lagi. Raut wajahnya berubah drastis.

"Tentu" jawab Seokjin pasti.

Beliau tersenyum.

"Dia baik-baik saja. Tapi,"

Seokjin hampir saja tersenyum simpul sebelum mendengar kata terakhir dari mulut Ayah kandungnya.

"Dia tak mengingatmu, Seokjin"

Seokjin hampir menangis tapi ia menahannya. Tempat ballroom seramai ini tak pantas untuk mengadu sendunya.

"Juga ibumu"

Seokjin menatap mata Ayahnya dengan tatapan sakit hati yang mendalam juga penasaran. Matanya mulai berkaca-kaca.

Belum melanjutkan kata-katanya, telepon Seokjin berdering. Seokjin dengan cepat meraihnya disaku celana dan mengangkat teleponnya.

"Seokjin! Kau dimana?"

Itu suara Ayah tirinya.

"A,h ak-"

"Ayah lelah mencarimu dan cepat kesini! Kearah taman. Ayah sudah bersama dengan rekan Ayah"

Seokjin terkekeh pelan.

"Iya, Ayah"

Bip.

Sosok didepannya tersenyun lalu mengelus kepala anaknya lembut.

"Ini kartu namaku. Telpon aku jika ingin bertemu. Sekarang pergi lah bertemu Ayahmu"

Seokjin tersenyum manis. Lalu tanpa basa-basi lagi, ia memeluk Ayahnya.

"Aku pasti akan menemuimu lagi secepatnya"

Ia melepas pelukannya pelan lalu berlalu perlahan.

"Aku pergi"

Beliau hanya tersenyum lalu ikut membalas lambaian tangan anaknya.

Seokjin merasakan ponsel bergetar lagi. Lalu melihat notifikasi nya.

Kesayangan💕
Kakak kenapa menutup telponku?!!!

Seokjin hanya tersenyum kecil lalu memasukan ponselnya ke saku celana sambil tersenyum.

Baginya, dua orang itu adalah yang paling berharga didunia.











Route✔ (BTS X GFRIEND)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang