PART 3
"Bukan kemenangan, tapi adalah bagaimana kamu membuat dirimu tetap sabar terhadap segala cobaan, ikhlas terhadap segala hasil, dan tetap berusaha walau gagal, yang menandakan kamu pantas disebut kuat dan hebat."
• -------------- •
Tok-Tok-TokJari jemari Vira yang terlihat gemetar serta pucat mengetuk permukaan pintu dengan perlahan.
Hampir sepuluh kali dia melakukan itu, dan akhirnya seseorang membukakannya dari dalam.
"Vira?" Seorang cewek, dia begitu terkejut melihat kondisi Vira yang menyedihkan; dari ujung rambut sampai ujung kaki basah kuyup, sama sekali tidak mengenakan alas kaki. Dan lebih parahnya, ada bekas lebam di beberapa bagian tubuhnya. "Apa yang terjadi padamu?"
Vira terdiam. Susah baginya untuk menceritakan kejadian yang sudah dialaminya barusan. Ditambah, tubuhnya mulai merasa tidak enak karena sudah berjalan berkilo-kilometer di bawah terpaan hujan malam hanya untuk menuju rumah seseorang yang sudah lama dikenalnya.
"Mbak Laras, boleh nggak Vira menginap satu malam di sini?" tanya Vira dengan suara parau, gemetar kedinginan.
Mendengar itu, Laras mengangguk pasti. "Boleh Vira, tentu boleh, sayang. Lebih dari semalam pun Mbak nggak masalah. Ayo, lebih baik kita masuk dulu ke dalam. Kamu pasti kedinginan kan."
Setelah Vira mengangguk, mereka berdua langsung masuk ke dalam rumah.
Mungkin di sinilah Vira akan merehatkan tubuhnya dari rasa lelah yang menerpanya. Kedua kakinya baru merasakan 'naik betis' setibanya di rumah Laras, dan itu membuatnya memilih duduk selonjoran di tempat tidur ketika sudah selesai berganti pakaian-pakaian milik Laras tentunya. Walaupun begitu, hawa dingin masih mengerubuninya.
Beberapa menit dia gunakan untuk mengingat-ngingat kejadian pahit yang dia alami beberapa jam lalu. Vira tidak merasa ngerih dengan tampilan lebam di beberapa bagian tubuhnya. Sedikitpun tidak. Itu karena dia sudah kenyang mendapatkan lebam seperti itu. Lebih dari itu pun sering dia terima. Jangan tanyakan berapa banyak barang di rumahnya yang sudah membuatnya memar. Mengingat hari ini, sudah berapa kali Vira bergelut dengan pria?
Pintu kamar terbuka, itu Laras yang masuk sambil membawa segelas minuman dan roti di sebuah nakas. "Ini, minum dulu, biar menghangatkan tubuhmu," ucap Laras, menyodorkan minuman itu pada Vira.
Setelah menyeruputnya seperempat gelas, Vira bisa merasakan hawa hangat yang mulai memenuhi tubuhnya. Efek dari minuman susu jahe itu benar-benar bekerja dengan cepat di tubuh Vira.
"Roti?" tawar Laras, yang langsung diterima oleh Vira, lalu digigitnya sedikit demi sedikit.
Laras tersenyum melihat sifat Vira yang masih sama seperti dulu. Tidak malu-malu, tapi juga tidak malu-maluin. Itulah yang membuat Laras merasa senang bila bersama Vira.
Tak kurang dari satu menit, roti itu habis di tangan Vira. Dilanjut satu tegukan susu jahe, barulah ia merasa cukup kenyang.
"Mau roti lagi? Biar Mbak ambilkan," tanya Laras.
Namun Vira menggeleng sekilas. "Nggak usah, Mbak. Vira udah kenyang kok."
Laras tersenyum, lalu terdiam. Begitupun Vira. Laras terus memperhatikan Vira. Sebenarnya begitu banyak pertanyaan yang ingin dia ajukan pada Vira. Tapi melihat Vira yang masih saja diam dan berusaha menyamankan dirinya di tempat tidur. membuat Laras mengurungkan niatnya berkali-kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
OENOMEL
Teen Fiction"Lo tau persamaan lo dengan kondom?" Cewek yang ada di hadapan cowok itu melotot tajam. "Lo sama kondom sama-sama gue butuhkan saat gue lagi pengen." "Menjijikkan." "Lo tau nggak perbedaan lo dengan kondom?" "Asal kamu tahu, kamu adalah manusia pali...