Help

2K 173 1
                                    

Hari ini aku masuk kerja, setelah dua hari kemarin aku di pulangkan dan di bawa ke rumah sakit oleh Pak Aryan saat ada yang melaporkan kondisiku kemarin. Selama satu hari kemarin pula aku berdiam di kamar kost untuk memulihkan kesehatanku di temani Mira sore hari saat dia selesai bekerja.

Tapi hari ini aku sudah merasa sehat. Bahkan jauh lebih sehat karena aku sangat bersemangat sekali untuk ke kantor. Aku keluar dari lift, berjalan santai sembari bersenandung membuat orang-orang yang ada di divisi keuangan menoleh horror kearahku. Aku tersenyum lebar.

"Halo! Epribadeeeh... Duh! Duh! Kalian kenapa pada masang muka kaya gitu sih?" Tanyaku heran dan berdiri di dekat kubikel.

"Sana lo, hush! Pergi lo setan!" Usir Mas Yudha membuatku cemberut.

"Hello! Aku ini Ivana asli, bukan setan ya! Udah ah, aku baru sembuh ini. Kalian semua jahat." Kataku dramatis lalu aku duduk dan membuka laptop.

"Abisnya lo aneh, sih! Kemarin aja sakit dan lo tau enggak, Pak Aryan marah terus ninggalin kerjaannya gitu aja demi nganter lo ke RS. Padahal kerjaan kita kemarin tuh lagi hectic banget." Jelas Mbak Anes.

Aku menoleh tajam. Wow! Benarkah? Pak Aryan rela demi diriku? Lalu meninggalkan prioritasnya? Oh tidak benar ini! Bisa aja Mbak Anes sedang melebih-lebihkan aja kan? Aku enggak boleh ketipu.

Tapi, memang sih. Dari telepon waktu itu Pak Aryan bilang lagi banyak kerjaan, udah gitu aku terpaksa berangkat kerja. Yang lebih beruntungnya, aku ketemu sama Presdir. Wohoo! Ini keajaiban.


"Namanya juga atasan, ya liat pegawainya sakit gitu pasti di tolonglah. Emang kalian gak ada jenguk aku!" Kataku ketus membuat mereka semua tertawa meledek.

Yeu! Bodo amat ya, Ferguso.


"Selamat Pagi,"


Kami kompak menoleh, saat suara Pak Aryan menyapa lalu kami membalas sapaannya seperti biasa. Aku menaikkan sebelah alis, melihat Pak Aryan yang tampak berbeda hari ini ketimbang kemarin-kemarin.

Mataku memicing, drastis sekali perubahannya. Oke, aku deskripsikan. Rambut Pak Aryan tampak berbeda dengan potongan klimisnya, di tambah bulu-bulu halus di sekitaran pipi dan rahangnya yang dulu begitu terlihat jelas di pangkas habis membuat wajah Pak Aryan tampak sangat fresh. Ah ya! Kemeja slimfit biru tua dipadukan dengan celana bahan hitam dan tanpa jas yang biasa dia pakai.

Aku jadi berpikir, pasti bakal ada sesuatu nih! Atau Pak Aryan mau ketemu pacarnya ya? Bisa aja kan? Eh tapi, emang Pak Aryan punya pacar? Kejam begitu, ada yang mau juga akhirnya.

"Pak Aryan tambah cakep euy. Hayati jadi bogoh." celetuk Mbak Trista.

Aku memutar bola mata.

"Pikiran lo, Tris. Gue aduin suami lo tau rasa!" kata Mbak Anes mengingatkan.

Aku terkikik geli menutup wajahku dari penglihatan Mbak Tris ketika melihat ekspresinya yang langsung melas. Aku kira Mbak Tris tipe wanita pembangkang mengingat tabiatnya, tapi ternyata takut toh kepada suaminya.

"Dah ya! Fokus semuanya," kataku menghentikan tawa kami semua dan mulai sibuk dengan tugas masing-masing.

TING!

Miss Red HeelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang