09.00 AM
suara kicauan burung yang tidak henti-hentinya bersuara memasuki indera pendengaran hyunjae.
berjalan perlahan-lahan menelusuri berbagai batu nisan yang berdiri tegap di sekitaran kanan kirinya.
sudah empat hari hyunjae hanya merasakan raganya tapi tidak jiwanya.
hyunjae masih bisa merasakan kehadirannya meskipun tidak dalam bentuk wanita cantik dengan tubuh mungilnya.
sudah empat hari wanita itu tidak disisinya. lebih tepatnya sudah tidak disisi juyeon lagi.
perempuan cantik dengan bibir mungil dan malaikat kecilnya sudah meninggalkannya.
hyunjae berdiri tepat dibelakang lelaki yang mempunyai badan kekar itu. lelaki itu masih setia berdiri didekat batu nisan yang bertuliskan nama 'shin haneul'
siapa lagi kalau bukan lee juyeon, sahabat kesayangan hyunjae sejak dulu tapi juga seorang penghianat terkejam bagi hyunjae.
rasa kesal dan marah jelas-jelas ada, tapi untuk membencinya saja hyunjae tidak bisa. juyeon selalu menjadi peran sahabat yang selalu ada untuk hyunjae.
bisa dibilang hyunjae sudah menganggap juyeon sebagai saudaranya sendiri, bagaimana mungkin hyunjae membenci saudaranya sendiri, hyunjae mana bisa.
perlahan tapi pasti, hyunjae mendekati juyeon dan langsung menepuk pundak juyeon pelan, lalu berdiri tepat disampingnya.
"jangan sedih, jiwanya memang sudah pergi, tapi raganya masih ada dihati lo."
"gue tau ini sakit, gue juga bagian masa lalunya juy, dan sekarang terganti dengan lo."
"mungkin lo merasa tuhan jahat sama lo, tapi takdir lo memang begini adanya, lo gak bisa marah."
"waktu dia putusin gue tanpa alasan pun gua bener-bener marah, gue kesel, rasanya tuhan gak adil, gue ngerasa takdir gue miris."
"tapi disaat lo dan dia bersatu, takdir tetep misahin lo berdua."
"umur haneul memang gak panjang juy, takdirnya memang begitu, karena itu takdir memisahkan kita dari dia."
"jangan sedih lagi, cowok harus bangkit, cemen lu kalau nangis-nangisan."
hyunjae menatap juyeon yang setia mendengarkan ocehannya sambil tersenyum simpul.
hyunjae sadar, haneul hanya bagian yang membuat kehidupannya berwarna. tapi perempuan itu tidak abadi.
kenyataannya manusia memang tidak ada yang abadi, sama seperti hyunjae dan juyeon, mereka pasti akan pergi juga dari dunia nanti.
hyunjae sadar, umur haneul tidak panjang karena memang itu takdirnya.
hyunjae yakin, jodohnya pasti ada entah dimana, sama seperti juyeon, kenyataannya haneul memang bukan jodoh juyeon, juyeon bisa apa?
sejak awal juyeon memang mendengarkan perkataan hyunjae dengan sesama, tapi atensinya belum beralih juga dari batu nisan yang ada didepannya.
"jangan lupa senyum, gue duluan ya," hyunjae menepuk pundak juyeon lagi sambil langsung melangkahkan kakinya pergi dari juyeon.
baru beberapa langkah kakinya bergerak, suara juyeon sudah lebih dulu menghentikan langkahnya.
"hyunjae, makasih banyak ya."
hyunjae menoleh kearah juyeon dan melihat juyeon yang sedang tersenyum kearahnya.
atensi juyeon sudah berganti, berkat perkataan hyunjae barusan, juyeon sadar dirinya memang tidak seharusnya seperti ini terus, dirinya harus bangkit.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Imperfect Love | Hyunjae
Short Story[COMPLETE 🍂] ❝Let's break up, just go, i don't need you again.❞ | ft. lee hyunjae ° 2019 | ❄ Classic romance. ❄ Baku. ❄ Short story - Short chap. ❄ Lowercase 💫 ©belleich,2019