Bayu, ...
Kau hembuskan napasmu dikerontangnya hari
Bumimu kini dalam sekarat, tak lagi bisa bernapas dalam sesak
Tak ada lagi air matamu menetes di tuarangmuTangan-tangan pohon melambai lesu
Jari-jari rimbunnya kini gugur jatuh helai demi helai
Tangisnya terisak di renta dan lapuk otot-ototnya
Laranya menyimpan duka mendalam menunggu kebaikan sang empunya untuk segera menaburkan tetes-tetes kehidupanPara petani mulai mencangkul pasir dan batu
Ibu-ibu mulai menggendong guci mencari penghidupan dengan berjalan belasan kilometer
Anak-anak tak lagi terdengar ceria dengan salto yang biasa mereka lakukan dari atas batu besar
Para gadis tak terdengar lagi bersenda gurau di gemericiknya sungai sambil mencuci pakaian
Para pemuda hanya berdiam melihat kincir yang tak lagi berputarKini semuanya bisu dalam penat dan letih dikehidupan
Berharap kasih sayangmu segera menurunkan butiran kehidupan di tengah keringnya gurun pasir
Berharap senyum sendumu berubah menjadi savana hijau dengan senyum damai mentari yang bersahabat#KOY.22.09.19
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Puisi "Senandung Senja"
PoetryKumpulan puisi memuja keagubgan Illahi. Puisi senandung senja, senja yang merindu, di rindunya penantian